Jumat, 27 Desember 2013

Mengatasi Pengangguran dengan Jiwa Wirausaha


Mengatasi Pengangguran dengan Jiwa Wirausaha
Oleh Ika Wulandari
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
  
Abstrak

Kekayaan alam yang ada di Indonesia sangatlah beraneka ragam dan berhak kita kelola dengan sebaik-baiknya. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Tetapi dibalik kebahagiaan tersebut, terdapat banyak masalah yang menimpa negeri ini. Masalah tersebut adalah tidak meratanya jumlah penduduk, tingginya jumlah penduduk, rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, kriminalitas merajalela dan masih banyak lagi. Hal ini sangat mengkhawatirkan nama baik bangsa ini dan mengganggu perekonomian bangsa Indonesia. Masalah yang saya bahas di sini adalah tentang pengangguran di Indonesia. Masalah yang sudah sampai titik yang mengkhawatirkan. Pengangguran disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu rendahnya kualitas pendidikan yang ada di negara ini, tidak seimbangnya antara jumlah lapangan pekerjaan dengan jumlah penduduk di Indonesia, rasa malas yang sudah menjadi kebiasaan sehingga mudah putus asa ketika tidak mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, serta faktor utama yang saya bahas adalah kurangnya jiwa wirausaha di kalangan masyarakat Indonesia. Jiwa wirausaha adalah saslah satu cara yang seharusnya semua masyarakat Indonesia memilikinya agar masalah pengangguran yang semakin tinggi dapat segera dikurangi dan masalah kemiskinan juga dapat segera terselesaikan. Jiwa wirausaha diberikan sejak dini oleh orang tua agar sikap kemandiriannya dapat berkembang serta setelah mereka dewasa mereka sadar akan pentingnya berwirausaha untuk membangkitkan kembali perekonomian bangsa ini. Pendidikan kewirausahaan juga diberikan di pendidikan formal di setiap tingkat. Seperti contoh di tingkat SD diajarkan tentang bagaimana membuat kerajinan tangan, di tingkat SMP diajarkan menggunakan bahan bekas dalam pembuatan kerajinan tangan sehingga mempunyai nilai estetika dan nilai jual yang tinggi, di tingkat SMK diajarkan bagaimana mereka ditempatkan pada sebuah instansi agar mereka termotivasi membangun sebuah perusahaan yang maju seperti yang mereka gunakan untuk pembelajaran.

Keyword: mengatasi, masalah, pengangguran, berwirausaha
           
1.   Pendahuluan
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk  yang sangat banyak. Indonesia juga kaya akan sumber kekayaan alamnya. Hal ini membuat Indonesia pantas disebut sebagai negara yang kaya akan sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Sumber daya alam yang dimiliki Bangsa Indonesia berhak diolah oleh masyarakatnya dengan sebaik-baiknya sesuai kebutuhan sumber daya manusianya. Namun masalah di Indonesia tampaknya semakin hari semakin rumit. Masalah yang terjadi di negara kita ini tiada habisnya. Semakin hari semakin bertambah dan semakin rumit. Salah satunya adalah persebaran penduduk yang tidak merata.
            Indonesia merupakan negara yang sangat luas. Tetapi jumlah penduduk di setiap daerah kurang merata. Contohnya di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, daerah tersebut sudah sangat padat penduduknya tetapi masih banyak masyarakat yang ingin menempati daerah tersebut, mungkin karena termasuk kota metropolitan. Berbeda dengan di daerah Kalimantan, daerah tersebut masih sedikit penduduknya, mungkin karena jauh dari pusat kota.
            Tingginya jumlah penduduk merupakan salah satu masalah yang terjadi di Indonesia. Hal ini terjadi karena angka kelahiran lebih tinggi daripada angka kematian. Biro Pusat Statistik menyatakan bahwa:
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1  juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan  0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.[1]
Tingginya jumlah penduduk mengakibatkan banyak dampak negatife yaitu banyaknya pengangguran karena kurangnya lapangan kerja yang tersedia sehingga kualitas ekonomi masyarakat kita rendah atau bisa disebut miskin.
            Masalah yang selanjutnya yaitu kualitas pendidikan yang masih rendah. Kualitas guru, sarana pendidikan dan kualitas siswa mempengaruhi kualitas pendidikan yang ada. Banyak guru yang kurang kompeten dan berpengalaman dalam menyampaikan materi. Banyak juga daerah terpencil yang sarana pembelajarannya kurang memadai sehingga siswa kurang fokus dalam menangkap materi yang diberikan sehingga mereka tidak akan atau lupa dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.
            Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) mencatat jumlah tindak kriminalitas selama Agustus 2011 mencapai 1.758 kasus dari berbagai jenis kejahatan di wilayah hukum DKI Jakarta dan sekitarnya.[2]
Banyaknya kriminalitas merupakan masalah yang sangat mengerikan. Pencurian, penjambretan, pembunuhan, bahkan korupsi sering terjadi di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat kita tidak bisa hidup nyaman bahkan tidak bisa tidur nyenyak.
            Masalah-masalah ini sangat mengkhawatirkan apabila tidak cepat ditangani karena bisa merusak nama baik bangsa dan mengganggu perekonomian bangsa kita ini.
            Marilah kita kaji beberapa hal seperti mengapa pengangguran dapat terjadi secara terus menerus dan semakin meningkat? Mengapa masih terjadi kemiskinan? Sudah saatnya untuk kita bangkit dari keterpurukan ini. Maka perlu memiliki jiwa wirausaha agar semua masalah pengangguran, kriminalitas serta kemiskinan di Indonesia dapat segera terselesaikan. Nah, bagaimana kita menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan masyarakat? Marilah kita bahas bersama.
            Ada beberapa hal yang harus kita lakukan setelah mengetahui apa masalah yang mengancam keterpurukan bangsa ini yaitu kita harus mempunyai jiwa wirausaha untuk menuju perubahan yang lebih baik dan menuju kesuksesan. Jiwa wirausah memang penting untuk meninggalkan pemikiran bahwa menjadi Pegawai Negeri Sipil adalah segalanya dan pemikiran mereka berubah bahwa wirausaha dapat mensukseskan dengan waktu lebih cepat.

2.   Pengangguran di Indonesia
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang ada di negeri kita. Banyaknya pengangguran menjadikan Indonesia terkenal dengan kemiskinannya. Semakin banyaknya pengangguran keadaan ekonomi bangsa kita semakin buruk. pengangguran di Indonesia terus meningkat sampai mencapai titik yang mengkhawatirkan.
Menurut Sudradjad dalam bukunya yang berjudul Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui Wirausaha menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya banyak pengangguran adalah rendahnya kualitas pendidikan. Masyarakat bangsa kita kalah dengan orang asing yang mendaftar pekerjaan di negara kita ini. Ada juga lapangan kerja yang memerlukan skill khusus yang hanya menerima pencari kerja yang benar-benar ahli dalam skill yang dibutuhkan seperti contohnya Bahasa Inggris, Ilmu komputer. Hal ini membuat pengangguran semakin meningkat karena tidak ada titik temu antara pencari kerja dan lapangan pekerjaan.  Ini terjadi karena pencari kerja hanya berbekal sekolah umum dan hanya sedikit yang berasal dari ilmu kejuruan atau bahkan mereka hanya lulusan SD.
Faktor yang lain yaitu kurangnya lapangan pekerjaan sedangkan jumlah penduduknya sangat banyak. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya jumlah pengangguran karena masyarakat kita hanya mengandalkan kemampuannya untuk menjadi pegawai tidak memikirkan bahwa berwirausaha itu lebih baik.
Menurut Sudradjad kurangnya ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat juga menjadi faktor penyebab terjadinya pengangguran. Perusahaan tidak hanya menginginkan pegawainya yang memiliki jenjang pendidikan yang tinggi tetapi justru ketrampilan yang baik yang mereka harapkan.
Faktor lainnya yaitu rasa malas. Masyarakat Indonesia tidak sedikit yang hanya mengandalkan penghasilan orang tua karena orang tuanya kaya. Masyarakat Indonesia juga kurang mempunyai motivasi dalam dirinya untuk bekerja. Karena sudah lelah dalam memcari pekerjaan tetapi hasilnya nihil maka pencari kerja ini kehilangan kepercayaan dirinya dan mereka lupa bahwa sebenarnya bekerja tidak hanya di perusahaan tetapi masih banyak bidang lain seperti peternakan, industri kecil.
Dan faktor yang paling utama menurut Sudradjat adalah kurangnya jiwa wirausaha yang dimilik oleh masyarakat Indonesia. Lulusan Negara kita banyak yang hanya menjual ijazahnya ke perusahaan untuk melamar pekerjaan di perusahaan tersebut. Padahal hanya beberapa saja yang bisa di terima. Mereka kurang menyadari bahwa bila dengan berwirausaha mereka akan bisa cepat sukses tanpa bergantung dengan orang lain serta mampu membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengagguran yang terjadi di Indonesia. Pengangguran merupakan masalah yang membawa masyarakat kepada kemiskinan. Hal ini yang memicu segala persoalan yang terjadi yang selalu menghantui Bangsa Indonesia. Maka dari itu jiwa wirausaha sangat penting.


3.   Pentingnya Membentuk Jiwa Wirausaha
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa:

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang mlindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, …

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa salah satu tujuan Bangsa Indonesia adalah mencapai kesejahteraan. Tetapi kesejahteraan tersebut belum dapat kita nikmati, karena kesejahteraan tersebut terlihat sangat jauh dari pandangan kita. Dapat kita lihat bahwa daerah yang kemajuan IPTEKnya sangat bagus, segala sesuatunya berbasis teknologi, dan banyak penawaran kenyamanan itu hanya ada pada kota-kota besar, tetapi kenyataannya masyarakat kita tinggal di pinggiran kota bahkan sampai pedesaan yang jauh dari hal-hal yang mengasyikan tersebut. Banyak masyarakat kita yang hidup jauh dari kelayakan. Untuk makanan yang bergizi (4 sehat 5 sempurna), harga untuk mendapatkan makanan tersebut sangatlah tinggi. Harga makanan tersebut seolah-olah tidak setingkat dengan masyarakat dengan ekonomi rendah. Untuk mendapatkan rumah atau tempat tinggal yang layak pun hanyalah sebuah angan-angan mereka. Mereka rela hidup di kolong jembatan bersama sampah-sampah. Kemiskinan merupakan sesuatu yang sangat menyakitkan.

Hal yang memprihatinkan terlihat juga pada masyarakat yang diharapkan bisa membawa Indonesia ke masa depan yang lebih baik justru malah mereka tidak menyadarinya, mereka yaitu pemuda yang berpendidikan atau sarjana. Orang tua mereka mengorbankan seluruh harta bendanya untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang yang sangat tinggi. Mereka berharap anaknya mampu mengentas tuntas kemiskinan yang ada di keluarganya dan menjadi teladan untuk adik-adiknya kelak. Orang tua juga berharap anaknya mampu berguna bagi bangsa. Tetapi yang terjadi adalah para pemuda berpendidikan hanyalah mengandalkan ijazahnya untuk melamar pekerjaan, mereka tidak berfikir untuk menjadi wirausawan yang dengan cepat bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih cemerlang. Banyak juga di antara mereka yang menjadi pengangguran. Mereka menganggur karena sulit dalam mencari pekerjaan karena lowongan pekerjaan sangat sedikit. Tetapi mengapa mereka tidak mempunyai inisiatif untuk menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri, padahal mereka adalah pemuda-pemuda terdidik?
Mengingat masalah kurangnya lapangan pekerjaan menurut A. Ferry T. Idratno yang merupakan pengedit buku Membentuk Jiwa Wirausaha, salah satu kunci jawaban yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah kewirausahaan. Kewirausahaan adalah salah satu cara untuk mengurangi pengangguran, menciptakan lapangan kerja sehingga mampu mengatasi keterpurukan ekonomi bangsa ini serta kemiskinan yang terjadi. Dengan kewirausahaan masyarakat mampu menjadi pencipta lapangan kerja dan tidak lagi hanya sebagai pencari kerja.
Kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh kecerdasan seseorang, melainkan ditentukan oleh soft skills yang dimiliki. Soft skills merupakan tingkah laku yang mencerminkan kepribadian seseorang, sikap, kemampuan berkreasi yang mampu diterima dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan soft skills yang dimiliki, perlu juga membekali mereka dengan pendidikan kewirausahaan agar pengetahuan kewirausahaan mereka dapat dipraktikkan dengan baik sehingga mereka tidak merasa kebingungan dalam memasuki dunia kerja. Semangat kewirausahaan harus diberikan sedini mungkin, karena suatu bangsa akan maju apabila jumlah wirausa  hanya lebih dari 2 persen dari jumlah penduduk.[3]
Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai 7,7 juta orang atau 6,56% dari total angkatan kerja. Pengangguran terbuka tertinggi pada Agustus 2011 berasal dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 10,66% dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 10,43%. Pengangguran lulusan sekolah dasar (SD) berjumlah 3,56% atau naik dari posisi Februari 2011 sebesar 3,37%.
Lalu, pengangguran lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 8,37% atau naik dari Februari 2011 yang mencapai 7,83%. Kemudian pengangguran lulusan Diploma I/II/III mencapai 7,16% atau turun dari Februari 2011 sebesar 11,59%. Terakhir pengangguran lulusan universitas turun menjadi 8,02% dari level 9,95% pada Februari 2011.[4]
Hal tersebut disimpulkan bahwa pengangguran di Indonesia sebagian besar adalah usia produktif. Hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata, karena merupakan masalah yang serius demi kemajuan bangsa ini dan kelayakan hidup masyarakat. Terkait dengan banyaknya pengangguran bagi usia produktif maka hal yang tepat untuk mengatasinya adalah menciptakan wirausaha-wirausahawan muda.
Jiwa wirausaha juga bisa diberikan oleh orang tua saat mereka masih berusia dini. Jiwa kewirausahaan yang perlu diberikan dan dikembangkan sejak dini adalah ketrampilan yang mampu menghadapi setiap masalah yang terjadi dengan sarana yang bisa dimanfaatkan sehingga masalah tersebut dapat teratasi. Orang tua harus memberikan contoh yang baik terhadap anaknya seperti menjaga agar setiap ucapannya sama dengan tindakan yang dilakukan, memotivasi anak agar kelak mereka mempunyai jiwa wirausaha yang benar-benar matang sehingga mampu mengurangi jumlah pengangguran terdidik. Seorang anak akan percaya diri apabila mereka diberikan penghargaan pada setiap karya yang diciptakan dan ia juga akan mengembangkannya. Dengan begitu ketika mereka besar kelak mereka mampu memecahkan berbagai masalah dengan cara-cara yang kreatif. Mereka juga akan menjadi seorang wirausaha yang sukses yang selalu memberikan terobosan baru bagi Indonesia. Mengajarkan wirausaha pada anak usia dini jangan diutamakan untuk berbisnis mencari uang tetapi utamakan untuk kreativitas berpikir mereka.
 Sebagian orang berfikir bahwa pendidikan merupakan pendorong kesuksesan. Tetapi sebenarnya orang sukses itu tidak harus bergelar sarjana, tetapi dengan adanya latar belakang pendidikan maka akan banyak kesempatan dan memiliki wawasan yang luas dalam melihat peluang bisnis.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam kutipan di atas menunjukkan bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara sistematis agar tujuan tersebut dapat tercapai. Masalahnya adalah sudahkah semua pendidikan yang ada di Negara kita ini sudah berjalan dengan baik sehingga mampu menuju tujuan yang diharapkan. Musibah kemiskinan di Indonesia tidak semata-mata karena pendidikan yang rendah melainkan karena kita tidak menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang baik.
Jiwa wirausaha bagi masyarakat Indonesia masih sangat lemah. Masih banyak mahasiswa yang berebut meraih kursi pegawai negeri. Mereka rela berdesak-desakan antre mendaftar lalu mengikuti ujian, ada juga mereka-mereka yang merogoh kantong untuk mengeluarkan pelicin. Lulusan mahasiswa negara  kita banyak yang hanya mengandalkan ijazahnya untuk melamar pekerjaan di perusahaan impiannya. Padahal hanya beberapa saja dari mereka yang bisa diterima. Mereka menampilkan dirinya justru sebagai pencari kerja bukan sebagai pencipta lapangan kerja. Tidak seimbangnya antara pelamar kerja dan jumlah pelamar kerja menyebabkan banyaknya penganggur terdidik.
Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang mendapat perhatian dari pihak dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak pendidik yang kurang memperhatikan pertumbuhan sikap, karakter, dan perilaku wirausaha. Mereka hanya menyiapkan siswanya untuk menjadi tenaga kerja. Untuk itu perlu mengubah pendidikan di Indonesia agar pendidikan dapat berperan untuk membekali manusia menjadi wirausaha yang siap serta mampu menghadapi kehidupannya. Kenyataan yang ada di Indonesia banyak lulusan yang tidak mampu mengisi lowongan pekerjaan karena tidak cocoknya kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Hal ini memberi dampak jumlah pengangguran di Indonesia semakin banyak. Padahal dengan kewirausahaan dapat diperoleh inovasi yang memberikan peluang untuk sukses sehingga tercapailah kemajuan.
Tidak berpartisipasinya lulusan berpendidikan ke lapangan kerja tidak hanya disebabkan karena kurangnya jiwa wirausaha tetapi karena faktor lain seperti rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Seharusnya pendidikan di Indonesia tidak hanya melakukan praktik pendidikan yang lulusannya siap memasuki lapangan kerja tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja. Dalam hal ini maka saya anggap bahwa pendidikan kewirausahaan penting untuk masyarakat kita khususnya generasi muda. Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk memberdayakan pemuda adalah membangun jiwa kemandirian dan semangat berwirausaha agar tercipta generasi terampil dan tercipta pemuda yang berjiwa wirausaha besar.
Modal utama menjadi wirausaha adalah kreativitas. Kretif adalah mampu mengubah barang yang semula tidak bernilai menjadi barang yang bernilai tinggi. Melihat faktor tersebut, kita dapat mengambil contoh mengapa Indonesia masih termasuk negara yang tertinggal dalam bidang ekonomi. Jawabannya adalah karena bangsa kita kurang kreatif. Agus Bastian menyatakan bahwa bangsa kita masih sering megekspor barang-barang-barang mentah. Bangsa kita ini masih bermental pedagang bukan wirausaha.[5]
Seorang wirausaha harus berani mengambil resiko dan mengendalikan resiko tersebut sehingga dengan modal kreatif maka seorang wirausaha mampu meminimalisir resiko yang terjadi. Seorang wirausaha juga harus memiliki mimpi atau cita-cita. Cita-cita tersebut harus dikembangkan dengan kreativitas yang kita miliki agar tidak hanya menjadi mimpi belaka. Seseorang yang kreatif tidak akan berhenti berkarya walaupun banyak terjadi kendala, mereka akan terus mencoba, mencoba, dan mencoba. Karena kegagalan adalah sebuah motivasi untuk mereka agar mampu berkarya dengan lebih kreatif lagi. Orang yang kreatif tidak takut melakukan kesalahan, karena kesalahan merupakan pedoman agar kedepannya mampu melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi. Siapapun bisa menjadi seorang wirausaha asalkan mereka kreatif, inovatif, mau bekerja keras, dan tidak cepat puas atas apa yang telah dicapai, jujur, serta bertanggung jawab.Sikap tersebut bukanlah sesuatu yang dilatihkan dalam jangka waktu pendek, namun harus dibangun secara terus menerus dan berkelanjutan melalui pendidikan formal maupun kegiatan ekstrakurikuler.
Agar wirausaha muda cepat muncul, maka pendidikan kewirausahaan perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak. Pendidikan kewirausahaan tidak hanya untuk menumbuhkan kesadaran untuk berwirausaha bagi kalangan muda tetapi juga untuk menghilangkan pemikiran bahwa menjadi Pegawai Negeri Sipil adalah segala-galanya. Materi teori memang perlu diberikan, seperti keuntungan atau kerugian, modal, kelebihan berwirausaha. Tetapi yang lebih penting adalah melakukan praktiknya, seperti memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bekerja di hari-hari liburnya agar mereka termotivasi untuk membangun sebuah usaha seperti yang ditempati tersebut. Materi maupun praktik tersebut diberikan guna meningkatkan kretivitas, agar kelak mereka jika sudah lulus mempunyai pandangan untuk berwirausaha dan tidak terfokus untuk menjadi pegawai.
Program-program kewirausahaan sangat penting bagi negara ini karena dunia usaha adalah sesuatu yang sangat mempengaruhi keadaan ekonomi suatu bangsa. Berdasarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 dalam sebuah artikel yang disusun oleh (2012) menyatakan bahwa pemerintah mengarapkan budaya kewirausahaan bisa menjadi bagian dari etos kerja Bangsa Indonesia dan menghasilkan wirausahawan yang tangguh, handal, dan mandiri.  
Dengan semakin meningkatnya tingkat pengangguran, maka dalam dunia pendidikan formal maupun nonformal harus diberikan bekal untuk mengenal berbagai jenis kewirausahaan serta cita-cita apa yang mereka inginkan. Berharap mereka tidak hanya bercita-cita sebagai pegawai kantoran karena dalam kenyataannya lowongan pekerjaan di kantor sangatlah terbatas, sedangkan peluang kerja di luar perkantoran justru lebih terbuka lebar untuk semua generasi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha adalah dengan sering mengikuti seminar tentang kewirausahaan sehingga mampu menanamkan gagasan bahwa setiap waktu adalah uang, bersemangat untuk memiliki pola hidup yang produktif.
Menjadi wirausahawan sangatlah membantu kesejahteraan dan kejayaan masyarakat bangsa. Berwirausaha juga dapat memberikan berbagai pilihan kebutuhan konsumen sesuai keinginan konsumen. Untuk kreativitas yang tinggi dan mampu menghasilkan baqrang dengan kualitas tinggi dapat mengekspornya ke luar negeri. Tidak hanya perusahaan besar yang dapat membantu perekonomian dunia tetapi perusahaan kecilpun turut serta dalam membangun perekonomian bangsa.

4.   Kesimpulan
Masalah yang terjadi di Indonesia harus selalu mendapat perhatian dari semua pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat. Masalah-masalah tersebut harus segera diselesaikan. Contohnya pengangguran yang dapat diselesaikan dengan menumbuhkan jiwa wirausaha sehingga tercipta wirausaha-wirausahawan muda sehingga pengangguran terdidik dapat dikurangi. Maka dari itu jiwa wirausaha sangatlah perlu dikembangkan bagi semua generasi yang terutama diajarkan sejak usia dini sehingga setelah mereka dewasa mereka telah memiliki bekal wirausaha dan sapat menjadi wirausahawan yang handal.




Daftar Pustaka
Sudradjat. (2000). Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui Wirausaha. Jakarta: Bumi Aksara.
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.
Sutomo, Rahmat. (2012). Kewirausahaan dari Sisi Kebijakan Pendidikan. Membentuk Jiwa Wirausaha. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bastian, Agus. (2012). Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan. Membentuk Jiwa Wirausaha. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Mardani, Alfonsus. (2012). Membangun Kemandirian Anak Sejak Dini. Membentuk Jiwa Wirausaha. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Referensi Media Massa
Kompas. (2012). “Pentingnya Berwirausaha Sejak Dini” diunduh dari (http://female.kompas.com/read/2012/09/10/13250447/Pentingnya.Berwirausaha.Sejak.Dini) , pada 09 November 2013.
Anasrullah, F. (2012). “Pentingnya Menumbuhkan Entrepreneurship di Indonesia” diunduh dari (http://hatta-rajasa.info/read/1219/pentingnya-menumbuhkan-entrepreneurship-di-indonesia), pada 09 November 2013.
Menurut Data dari BPS dikutip (http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=919) pada tanggal 28 Desember 2013
Antara, (2011). “Polda Jaya Catat Jumlah Kriminalitas Capai 1.758” diunduh dari (http://id.berita.yahoo.com/polda-jaya-catat-jumlah-kriminalitas-capai-1-758-075713552.html), pada tangga; 28 Desember 2013.


[1] Menurut Data dari BPS dikutip (http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=919) pada tanggal 28 Desember 2013
[3] Sutomo, Rahmat. (2012). Kewirausahaan dari Sisi Kebijakan Pendidikan. Membentuk Jiwa Wirausaha. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
[4] Menurut data dari Badan Pusat Statistik yang dikutip dari (http://hatta-rajasa.info/read/1219/pentingnya-menumbuhkan-entrepreneurship-di-indonesia), pada tanggal 09 November 2013.
[5] Bastian, Agus. (2012). Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan. Membentuk Jiwa Wirausaha. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar