Oleh
Afidatun Nafi’ah
Jurusan
Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan
Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Globalisasi
muncul karena kebutuhan individu untuk mendapatkan informasi terbaru secara
cepat dan memang globalisasi informasi sangat dibutuhkan bagi masyarakat
modern. Tetapi dengan adanya globalisasi yang semakin canggih ini diharapkan
Indonesia tidak kehilangan jati diri bangsa, karena bias saja kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi menggeser nilai dan terjadi transformasi nilai
(budaya). Karya ilmiah ini membahas tentang budaya, globalisasi, dan akibat
yang ditimbulkan dari globalisasi. Tujuan dari menanamkan cinta budaya ke
masyarakat agar bangsa Indonesia ini tidak kehilangan jati diri bangsa karena
dalam praktiknya proses globalisasi itu melanda negara-negara di dunia yang
sedang berkembang. Dari hasil studi pustaka yang penulis lakukan budaya adalah
sebuah system yang mempunyai koherensi. Bentuk-bentuk simbolis yang berupa
kata, benda, laku, mite, sastra, lukisan, nyanyian, musik, kepercayaan
mempunyai kaitan erat dengan konsep-konsep epistemology dari system pengetahuan
masyarakatnya.
Kata kunci: Budaya, globalisasi
informasi komunikasi, masyarakat multikultural.
A.
Pendahuluan
Budaya merupakan
jati diri bangsa yang menjadi ciri khas suatu negara, budaya harus dijaga dan
dilestarikan agar kita tidak kehilangan jati diri kita sendiri. Selain itu kita
harus bangga menggunakan produk buatan dalam negeri karena dengan membeli
produk buatan dalam negeri secara tidak sengaja itu merupakan wujud dari cinta
produk buatan dalam negeri. Jika kita mempunyai sifat konsumerisme terhadap
produk ekspor maka sama saja kita menutup lapangan pekerjaan anak dalam negeri.
Topik
ini perlu didalami dan dipelajari lebih dalam agar globalisasi yang saat ini
marak terjadi tidak melunturkan jati diri bangsa indonesia khususnya budaya
jawa yang perlu dilestarikan dan diajarkan kepada para generasi muda. Anak-anak
sekarang adalah generasi masa depan, jika mereka lupa akan budaya indonesia
siapa lagi yang akan melestarikan? Jadi menurut saya anak-anak harus
diperkenalkan budaya indonesia dan diajari nilai-nilai moral bangsa Indonesia
agar cinta dan bangga pada budaya Indonesia.
Anak-anak bisa belajar kebudayaan Indonesia dari
keseniannya dulu seperti menyukai musik tradisional Indonesia, tarian
tradisional Indonesia. Setelah itu mulai belajar menyukai pakaian Indonesia
hingga akhirnya cinta dan bangga memakai produk buatan Indonesia.
Budaya baru dari luar maupun dari dalam negeri akan
terus tumbuh dan berkembang seiring peradaban manusia. Dengan perkembangan
teknologi informasi, pertumbuhan kebudayaan tidak akan bisa dilawan. Merebaknya
tren gangnam style, harlem shake dan goyang caesar kini sudah merasuki jiwa
kawula muda. Namun perkembangan ini hendaknya tidak membuat budaya Jawa
disterilkan atau dipinggirkan.
Sebagaimana definisi tentang pengetahuan budaya yang
diungkapkan oleh Wilardjo bahwa,
“Pengetahuan budaya (the
humanities) adalah pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan
filsafat. Keahlian ini dapat dibagi lagi dalam keahlian-keahlian lain, seperti
seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa, dan lain-lain. Oleh karena itu
konsep budaya ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat
agar masyarakat bisa lebih peka terhadap lingkungan budaya sehingga mereka akan
lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan
pekerjaan mereka.”
Selain itu memberi kesempatan bagi masyarakat untuk
dapat memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta
mengembangkan berpikir kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang
menyangkut budaya.
Pada artikel yang ditulis Puspita (Suara Merdeka, 28
Oktober 2013:8)
yang diungkapkan oleh Dekan Fakultas Ilmu
Budaya (FIB) Undip Semarang Agus Maladi Irianto, menyatakan bahwa meski
punya banyak kebudayaan, tapi masyarakat tidak sadar telah dimasuki budaya dari
luar. Kebudayaan terus bergerak seiring dengan peradaban manusia, namun
kebudayaan jawa lantas jangan disterilkan. Masuknya budaya baru ini tak lepas
dari pengaruh konsumsi pasar.
(dalam Ariani Puspita 2013)
Harapan dan masa depan bangsa berada di tangan
generasi muda seperti kita para mahasiswa. Ditangan kitalah negara ini akan
dibawa. Jika jiwa kita lemah dan tidak mempunyai jiwa nasionalisme maka negara
kita akan terus dijajah. Namun jika jiwa kita kuat, jika kita memiliki gagasan
dan inovasi yang membawa ke arah perubahan sesuai dengan UUD 1945 serta
pancasila maka saya yakin Indonesia akan menjadi negara yang kuat dan berdiri
di atas kakinya sendiri.
Bentuk riil dari rendahnya masyarakat mengenal
budaya adalah dengan semakin lunturnya bahasa tata krama antara orang yang
lebih muda dengan yang lebih tua, kemudian tidak bangga menggunakan produk
dalam negeri juga salah satu faktor masyarakat tidak menghargai budaya
Indonesia. Misalnya, batik adalah salah satu ciri khas asli budaya Indonesia
yang harus dilestarikan dan dijaga, dengan kita mencintai batik dan bangga
untuk memakainya itu sudah termasuk melestarikan budaya Indonesia.
Satu contoh kasus lagi adalah tari pendet dari Bali
yang di klaim oleh Malaysia, itu terjadi karena budaya kita sendiri tidak
dijaga dan dilestarikan dengan baik sehingga dengan mudahnya Malaysia mengaku bahwa
tari pendet dari Bali adalah hak miliknya. Selain itu seharusnya pemerintah
juga berperan aktif dalam menjaga budaya Indonesia agar budaya Indonesia tidak
di klaim
oleh negara lain. Sebenarnya sadar akan budaya itu bisa tumbuh dari dalam diri
kita masing-masing jika kita mau sedikit peka terhadap budaya kita.
Lalu sampai kapankah bangsa Indonesia ini akan
dengan sadar sendiri menyadari bahwa pentingnya menjaga budaya yang telah
diwariskan. Indonesia kaya akan budaya, maka seharusnya kita harus menjaga dan
melestarikan budaya Indonesia. Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya budaya? (dalam
Cintya Asri 2012:24)
B.
Budaya
dan Masyarakat
Pada dasarnya
budaya memiliki tugas yang penting dalam masyarakat yaitu mengenalkan kepada negara
lain tentang jadi diri bangsa, kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara, warisan
budaya yang beranekaragam yang dimiliki oleh suatu negara. Maka dari itulah
orang yang melestarikan budaya diharapkan mampu mengajak orang lain ikut serta
melestarikan budaya yang ada di masyarakat. Sejarah budaya di setiap bangsa
berbeda-beda, seperti Indonesia yang memiliki sejarah sendiri dari kebudayaan
yang dimiliki. Budaya dapat menjadi tolok ukur untuk menilai watak suatu
bangsa. Dengan demikian budaya sangat mempengaruhi watak, karakter suatu
negara.
Kreatifitas manusia sepanjang sejarah meliputi
banyak kegiatan, di antaranya dalam organisasi sosial dan ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan proses simbolis. Uraian singkat ini akan
memusatkan pada kegiatan manusia dalam menciptakan makna yang merujuk pada
realitas yang lain daripada pengalaman sehari-hari. Proses ini meliputi
bidang-bidang agama, filsafat, seni, ilmu, sejarah, mitos, dan bahasa. Sebegitu
luasnya bentuk-bentuk diatas sehingga kita harus membatasi diri pada beberapa
hal yang terjangkau dalam bahasan-bahasan sekitar sosiologi budaya, sosiologi
pengetahuan, atau sosiologi kesenian.
Hubungan antara penduduk, masyarakat, dan kebudayaan
yaitu penduduk menyebabkan terjadinya masyarakat yang memiliki kebudayaan
masing-masing. Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Kebudayaan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh
suatu penduduk masyarakat yang terlahir secara turun temurun dari suatu daerah
atau negara. Kebudayaan diantara lain adalah kepercayaan, adat istiadat,
kesenian, moral, nilai-nilai serta norma-norma. Pertumbuhan yang makin cepat
mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, politik, kebudayaan. Berbeda dengan makhluk lain, manusia mempunyai
kelebihan dalam kehidupannya. Manusia dapat mengembangkan akal budinya.
Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah terungakp pada perkembangan
kebudayaan, baik kebudayaan rohani maupun kebudayaan kebendaan. Akibat dari
perkembangan kebudayaan ini, telah mengubah cara berpikir manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Penduduk masyarakat dan kebudayaan merupakan
konsep-konsep yang satu sama lain sangat berdekatan dan berhubungan.
Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu
pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut. Ini
berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak mungkin akan
ada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena ada penduduk.
Demikian pula hubungan antara masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi
tunggal, hubungan dua yang satu dalam arti bahwa kebudayaan merupakan hasil
dari suatu masyarakat, kebudayaan hanya akan bisa lahir tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat. Tetapi juga sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak
didukung oleh kebudayaan. Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan inipun juga
merupakan suatu hubungan yang saling menentukan. (dalam Edward Bruner 1974: 251-280)
C.
Komunikasi
Antar Budaya
Ketika kita
berkomunikasi dengan orang-orang lain, kita dihadapkan pada bahasa-bahasa,
aturan-aturan, dan nilai-nilai yang berbeda. Sulit bagi kita untuk memahami
komunikasi mereka bila kita sangat etnosentrik. Summer (1995), (dalam Dedi Mulyana 2005) mengatakan
bahwa memandang
segala sesuatu dalam kelompok sendiri sebagai pusat segala sesuatu itu, dan
hal-hal lainnya diukur dan dinilai
berdasarkan
rujukan kelompoknya. Pandangan-pandangan
etnosentrik itu antara lain berbentuk stereotip, yaitu suatu generalisasi atas
sekelompok orang, objek atau peristiwa yang secara luas dianut suatu budaya.
Ini tidak berarti bahwa stereotip salah. Ada setitik kebenaran dalam stereotip
dalam arti dalam sebagian stereotip cukup akurat sebagai informasi terbatas
untuk menilai sekelompok orang yang hampir tidak kita kenal. Namun bila kita
menerapkannya pada individu tertentu, kebanyakan stereotip tidak tepat dan
banyak keliru. Situasi-situasi yang memalukan bisa muncul bila kita bergantung
pada stereotip ketimbang persepsi langsung.
Kesalahpahaman antarbudaya masih sering terjadi di beragai negara.
Seperti contoh kasus mahasiswa
di New York menganggap bahwab orang bule yang memberikan buku dengan tangan
kiri kepadanya sebagai tidak beradab padahal orang Amerika itu bermaksud
demikian karena dalam budayanya menggunakan tangan kiri bukan kekurangajaran.
Seorang pria Indonesia merasa jengkel sambil menggerutu melihat sapi-sapi
berkeliaran di New Dehli yang dianggap binatang suci oleh penduduk sekitar yang
mayoritas beragama hindu karena mengahalangi mobil yang dikendarainya. (Dedi Mulyana 2005)
Kesalahpahaman
antarbudaya diatas dapat dikurangi jika kita sedikitnya mengetahui bahasa dan
perilaku budaya orang lain, mengetahui prinsip-prinsip komunikasi antarbudaya
dan mempraktikannya dalam berkomunikasi dengan orang-orang lain.
Untuk bangsa Indonesia
pengajaran komunikasi antarbudaya lebih penting lagi menginggat bangsa kita
terdiri dari berbagai suku bangsa dan ras. Dalam kehidupan sehari-hari, apalagi
di kota-kota besar pertemuan kita dengan mereka tidak terhindarkan. Di negara kita terdapat banyak sub kultur
antara lain: ras, suku bangsa, agama, latarbelakang daerah (desa/kota),
latarbelakang pendidikan, dan sebagainya. Banyak orang Indonesia pergi ke
daerah-daerah lain di wilayah Indonesia bahkan ke luar negeri untuk belajar,
bisnis atau bekerja. Demi kelancaran tugas mereka, penting bagi mereka untuk
mengetahui asas-asas komunikasi antarbudaya.
Meskipun berbagai
kelompok budaya semakin sering berinteraksi, bahkan dengan bahasa yang sama
sekalipun, tidak berarti komunikasi akan berjalan mulus atau bahwa sendirinya
akan tercipta saling pengertian karena antara lain, sebagian dari kita masih
punya prasangka terhadap kelompok budaya lain dan enggan bergaul dengan mereka.
Penemuan Bruner (1974),
(dalam Dedi Mulyana 2005) tentang stereotip antarsuku di
Indonesia agaknya tetap relevan. Masih sering terdengar bahwa orang jawa dan
sunda beranggapan bahwa mereka halus dan sopan dan bahwa orang batak kasar,
nekad, suka berbicara keras, pemberani dan sering berkelahi.
Alasan pertama untuk
mempelajari komunikasi antarbudaya, yaitu bahwa dunia sedang menyusut, semakin
terasakan dewasa ini. Proses itu sering disebut globalisasi. Karena proses ini
terus berjalan, dunia pendidikan ditantang untuk menghasilkan sumberdaya
manusia (SDM) yang unggul dan mampu
menghadapi pencepatan proses globalisasi yang ditimbulkan liberalisasi ekonomi
dan sistem perdagangan bebas secara global. Para pendidik diharapkan dapat
mengembangkan nilai-nilai yang berorientasikan perdamaian dan mengembangkan kemampuan
kerjasama antarbangsa dan antarbudaya.
Pengajaran komunikasi
antarbudaya di lembaga-lembaga pendidikan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan
nonformal di Indonesia dapat kita jadikan salah satu sarana untuk menciptakan
SDM Indonesia yang kita cita-citakan. Layak bila kita dapat menyebarkan
pengetahuan lewat media cetak untuk memperlancar pendidikan tersebut.
D.
Dampak
Globalisasi Terhadap Kehidupan Budaya Masyarakat
Bagi indonesia yang saat ini sedang melaksanakan
pembangunan nasional, proses transformasi terus berlanjut dan tidak terlepas
dari elemen kemodernan. Konsekuensi dari kemodernan ini akan diikuti pula
perubahan-perubahan sosial budaya termasuk perubahan tata nilai yang bersumber
pada nilai-nilai budaya. Dalam proses kemodernan ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan unsur-unsur yang dominan. Untuk kepentingan Indonesia modern,
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian
penting dalam usaha mensukseskan pembangunan nasional.
Perkembangan kemajuan teknologi informasi yang
menuju ke arah globalisasi komunikasi cenderung berpengaruh langsung terhadap
tingkat peradaban manusia. Kita semua menyadari bahwa perkembangan teknologi
informasi pada dekade terakhir ini bergerak sangat pesat, dan telah menimbulkan
dampak positif maupun negatif terhadap tata kehidupan masyarakat di berbagai
negara termasuk Indonesia.
Masuknya pengaruh globalisasi informasi dan
komunikasi ke Indonesia itu tidak mungkin dihindari. Diterimanya pengaruh
globalisasi informasi dan komunikasi ini merupakan konsekuensi pasal 32 UUD
1945, yang dalam penjelasannya menjelaskan bahwa, “kita
bangsa Indonesia tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang
dapat memperkembangan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi
derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.”
Wujud konkrit dari maksud penjelasan pasal 32 UUD
1945 itu adalah terjadinya kontak-kontak budaya kita dengan budaya asing. Ini
merupakan suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia sebagai makhluk sosial tidak
dapat menghindarkan diri dari keterikatan dengan bangsa lain dengan konsekuensi
menerima pengaruh globalisasi dan komunikasi, yang memperkenalkan kepada kita
ilmu pengetahuan dan produk-produk teknologi, termasuk teknologi informasi yang
baru.
Sebagai akibat pengaruh globalisasi informasi dan
komunikasi adalah tumbuhnya diantara sebagian masyarakat pedesaan yang miskin
pendidikan dan keterbatasan yang serba kompleks, cenderung untuk berusaha mempertahankan
keterikatan tata nilai tradisional serta menghindarkan diri dari benturan
globalisasi. Sedangkan sebagian masyarakat yang cukup mengenyam pendidikan dan
berpikiran maju berusaha untuk begitu saja menerima dan beradaptasi dengan
modernisasi dan menyambut globalisasi.
Bertolak dari pemikiran diatas tersebut penelitian
akan melihat dampak globalisasi informasi dan komunikasi terhadap kehidupan
sosial budaya masyarakat di daerah. Sedang permasalahan yang diangkat adalah
sejauh mana dampak globalisasi informasi dan komunikasi terhadap kehidupan sosial
budaya di daerah. Artinya siapkah masyarakat Indonesia menghadapi proses
globalisasi komunikasi dan informasi yang dalam kenyataannya sangat dibutuhkan
untuk mensukseskan pembangunan nasional?
Dampak teknologi informasi yang untuk masyarakat
Indonesia adalah televisi telah mempermudah dan mempercepat terjadinya
perubahan sosial. Perubahan sosial yang tidak terkendali dapat menyebabkan
kerawanan-kerawanan sosial. Pola perilaku masyarakat sedikit demi sedikit mulai
dipengaruhi oleh apa yang mereka terima dan bisa jadi melenceng dari tahap
perkembangan kejiwaan maupun norma yang berlaku.
Secara sosio-psikologi arus informasi yang
terus-menerus menerpa kehidupan kita akan menimbulkan berbagai pengaruh
terhadap perkembangan jiwa khususnya anak-anak dan remaja. Pola perilaku mereka
sedikit demi sedikit mulai dipengaruhi oleh apa yang mereka terima dan bisa
melenceng dari tahap perkembangan kejiwaan maupun norma yang berlaku. Televisi
dengan semua kekuatan yang dimilikinya mampu mengatur, menentukan pola berpikir
dan perilaku masyarakat. Pengaruh globalisasi informasi komunikasi tampak dalam
dampaknya terhadap tatanan tradisional yang berlaku dalam masyarakat, pola
tingkah laku atau gaya hidup para individu anggota masyarakat, pendidikan dan
kehidupan keluarga.
Daya pengaruh informasi terhadap masyarakat
tergantung pada jenis yang digunakan untuk menyampaikan dan menyebarluaskan
informasi itu: teknologi informasi. Diantaranya jenis teknologi informasi yang
mempunyai daya rangsang tinggi adalah flim, televisi, telematika komputer
komunikasi. Tetapi yang jelas apapun bentuk dan jenisnya, informasi memiliki
kekuatan mengubah sikap, pendapat, keyakinan, dan tingkah laku individu. Saat
ini informasi menjadi sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat modern. ( Murniatno 1997)
E.
Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan
bahwa kita sebagai sebagai bangsa Indonesia punya beranekaragam budaya baik itu
budaya yang bersifat daerah maupun yang bersifat nasional. Kalau kita tinjau
pengertian dari budaya adalah merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia,
untuk itu apapun jenis budaya itu harus kita hargai dan kita lestarikan.
Kewajiban untuk melestarikan dan menjaga nilai-nilai luhur budaya adalah
merupakan tanggungjawab kita semua sebagai bangsa Indonesia. Muncul pertanyaan
sejauh manakah pemerintah dan masyarakat memperhatikan dan memelihara tentang
budaya-budaya yang ada di Indonesia.
secara
keseluruhan menunjukkan bahwa dampak positif globalisasi informasi dan
komunikasi lebih menonjol di desa dekat perkotaan. Sebaliknya untuk dampak
negatif lebih menonjol dialami oleh desa yang terletak jauh dari kota. Hal ini
bila dikorelasikan dengan pendidikan maka menunjukan bahwa makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang cenderung lebih mampu untuk memanfaatkan teknologi
informasi dan memilih rubrik yang paling menguntungkan. Sebaliknya makin rendah
tingkat pendidikan seseorang cenderung melemah dalam memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dan memilih rubrik yang diminati.
Khusus bagi
anak-anak dampak positif globalisasi lebih banyak dirasakan oleh mereka yang
tinggal di daerah yang jauh dari perkotaan. Hal ini dikarenakan kesempatan yang
terbatas bagi anak-anak untuk menikmati siaran televisi, lagi pula setiap orang
tua masih mampu untuk mengawasi anak-anaknya. Sebaliknya dampak yang negative banyak
diterima oleh anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini karena kurang
pengawasan orang tua yang disibukkan oleh segala macam urusan dank arena
fasilitas teknologi informasi lebih memberikan kesempatan anak-anak untuk
menikmati siaran televisi. Tanpa adanya pengawasan orang tua justru acara-acara
televisi itu menjadikan boomerang bagi anak-anak.
Daftar Pustaka :
-
Asri, C. 2012. Budaya Indonesia Harus
Kita Cintai. Suara Merdeka. Semarang. 16 September. Hlm. 24
-
Bruner, Edward. “The Expression of Ethnicity in Indonesia.” Dalam Abner Cohen, ed. Urban
Ethnicity. London: Tavistock, 1974: 251-280.
-
Mulyana, D. 2005. Komunikasi antarbudaya. Semarang: Remaja Rosdakarya
-
Murniatno. 1997. Dampak globalisasi informasi terhadap kehidupan sosial budaya
masyarakat. Yogyakarta: Mega Mulya
-
Puspita, A. 2013. Budaya Jawa Jangan
Disterilkan! Suara Merdeka. Semarang. 28 Oktober. Hlm. 8
-
Triananti. 2011. Hubungan antara
penduduk masyarakat dan kebudayaan. Di unduh di http://trianatanti.blogspot.com/hubungan-antara-penduduk-masyarakat-dan.html
bulan September 2011
-
Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 32 Tahun 1945
tentang Pengaruh Globalisasi Informasi dan Komunikasi. 1945. Jakarta : Republik Indonesia
-
Wilarjo,
2007. Pengetahuan Budaya (the humanities).
Semarang: Pradnya Paramita
woow terimakasih kak untuk informasinya
BalasHapussukses selalu kak
semoga kakak selalu semangat untuk membuat blog atau artikel lainnya dan untuk selalu membantu orang lain
semangatttttt kak
kenalkan kak nama saya Sinta rahayu dari ISB Atma Luhur
anata
BalasHapus