DAMPAK
GLOBALISASI INFORMASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA
Oleh Ahmad Rifai
Jurusan
Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu
Pendidikan Uneversitas Negeri Semarang
Abstrak
Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi sudah memasuki dalam berbagai aspek kehidupan, dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi inilah menyebabkan adanya globalisasi
informasi dan komunikasi. Globalisasi
informasi dan komunikasi menyebabkan berbagai dampak dalam kehidupan
manusia, salah satunya berdampak pada
kehidupan sosial dan budaya. Diantaranya berkaitan dengan pola tingkah laku
masyarakat, kehidupan keluarga, pendikan dan juga tatanan tradisional. Dengan adanya globalisasi informasi dan
komunikasi bukan hal yang tidak mungkin apabila aspek-aspek kehidupan tersebut
mengalami perubahan. Oleh karena itu ditengah derasnya arus globalisasi kita
harus mempunyai filter budaya supaya kita tidak terdoktrinasi oleh
budaya-budaya asing yang masuk, budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya
timur. Di era globalisasi, bukan hal
yang mustahil suatu negara kehilangan jati dirinya, suatu negara melupakan
budaya nenek moyangnya apabila negara tersebut tidak benar-benar menjaga dan
melestarikan.
Kata kunci: globalisasi,
budaya, informasi dan komunikasi
Pendahuluan
Di era
modernisasi ini, di negara-negara yang sedang berkembang kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah tanda dari adanya suatu modernisasi, dan
tampak adanya gejala mulai ditinggalkannya tatanilai yang telah lama ada.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, itulah yang menggeser tata
nilai yang sudah ada, terjadi pula tranformasi nilai (budaya). Sejatinya tidak
ada seorangpun yang bisa mendefinisikan globalisasi secara pasti, sering orang
memberi gambaran bahwa globalisasi ini menunjuk pada proses terbentuknya
keterpaduan yang bulat pada kehidupan manusia. Apabila seseorang mengartikan
globalisasi sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasainya, misal seorang ahli
ekonomi akanmengartikan globalisasi menurut pandangan ekonomi, ahli politik
akan mengartikan globalisasi menurut sudut pandang kehidupan politik, seorang
yang menekuni kebudayaan akan mengartikan globalisasi sebagai suatu proses
terbentuknya kebudayaan. Akan tetapi akan lebih jelas apabila kita melihat
globalisasi sebagai perkembangan manusia. Biasanya perkembangan budaya atau
kebudayaan ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini akan menimbulkan
perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia karena manusia akan dimudahkan
dalam melakukan hubungan dengan manusia lainnya.
Apabila
globalisasi diartikan perkembangan kebudayaan manusia, maka globalisasi
informasi dan komunikasi yang muncul karena perkembangan teknologi informasi
diartikan sebagai elektronika yang mampu mendukung percepatan dan meningkatkan
kualitas informasi, sementara itu Everett M. Rogers yang dikutip J. B. Wahyudi,
(1990) mengartikan teknologi informasi adalah perangkat keras bersifat
organisatoris dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau
khayalak mengumpulkan, memprosesdan saling mempertukarkan informasi dengan
individu atau khayalak lain.Teknologi informasi ini telah membawa
perubahan-perubahan dalam pengolahan, penyimpanan, distribusi data dan
informasi. Data informasi telah dapat disimpan dan dikomunikasikan dalam jumlah
yang hampir tak terbatas dalam waktu yang relatif cepat (subrata, 1992). Informasi
itu sendiri bisa diartikan sebagai “isi pemberiahuan atau komunikasi” yang
bersumber dari ide-ide atau gagasan manusia dan dapat disajikan dalam bentuk
lisan, tercetak audio maupun audiovisualgerak dan kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Informasi ini dapat mempercepat atau memperlambat pengambilan
keputusan (J. B. Wahyudi, 1990). Demikian
globalisasi informasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi
(antaralain televisi dan komputer) pada akhir-akhir ini, disadari atau tidak
telah banyak menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap tatanan hidup
masyarakat. Akan tetapi ini semua tergantung pada kemampuan masyarakat dalam
memilih, menglah dan menyerap informasi yang telah mereka terima.
Presepsi masyarakat terhadap Globalisasi
informasi dan komunikasi
Dari tahun ke
tahun terjadi perubahan-perubahan yang sangat besar dalam bidang informasi.
Pada dasarnya informasi merupakan pesan-pesan, baik fakta maupun opini dalam
hubungan saling pengaruh antara pemberi pesan dan penerima pesan. Akan tetapi
sekarang kebutuhan informasi khalayak dunia tidak lagi fakta yang akurat dan
aktual melainkan penyajian yang cepat. Cepatnya perubahan dibidang informasi
itu didukung oleh perkembangan kemajuan teknologi informasi. Menurut sumber
yang saya baca bahwa perkembangan teknologi informasi yang maju kearah
globalisasi komunikasi cenderung berpengaruh terhadap tingkat peradaban
manusia. Telah kita sadari bahwa perkembangan teknologi informasi pada dekade
akhir ini perkembang sangat pesat, dan telah menimbulkan banyak dampak, baik
dampak positif maupun dampak negatif terhadap tata kehidupan masyarakat di
berbagai belahan dunia. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa untuk masa
mendatang teknologi informasi akan terus berkembang dan menjadi kuat, lebih
mudah dicapai, lebih beraneka ragam dan kemajuan itu lebih bersifat mobil.
Dari uraian diatas bisa
dipersepsikan bahwa globalisasi informasi dan komunikasi itu menunjuk pada
terjadinya perkembangan pada bidang informasi dan komunikasi, serta komunikasi
yang didukung oleh teknologi informasi
yang sangat mobil.
Dalam konteks ini ada beberapa aspek
sosial budaya yang ingin dikupas lebih jauh berkaitan dengan globalisasi
informasi, diantaranya : pola tingkah laku, kehidupan keluarga, pendidikan dan
tatanan tradisional. Dari ke empat aspek tersebut sebenarnya cukup erat
berkaitan.
Pola tingkah laku
Sejalan dengan pesatnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, perubahan terjadi
dimana-dimana. Inovasi audiovisual (televisi) telah membawa masyarakat memasuki
budaya baru, yaitu “demam televisi”. Televisi mulai mengatur pola berpikir dan
perilaku masyarakat. Dan mungkin tanpa
kita sadari informasi telah ikut mengatur jadwal hidup kita dan ikut serta
menciptakansejumlah kebutuhan. Jadi tidak salah kalau kita disebut sebagai
tawanan informasi. Boleh dikatakan bahwa dampak globalisasi informasi dan
komunikasi secara nyata telah menyentuh segenap struktur kehidupan masyarakat,
tanpa kecuali pola perilaku juga telah mengikuti pergeseran bentuk. Sehubungan
dengan hal itu, berikut adalah paparan tesis dari seorang pakar:
Diilustrasikan oleh Dennis Mc Quall,
media massa mampu mengubah perilaki masyarakat dalam keadaan apapun, terlebih
lagi media audio visual yang pesan-pesannya seakan menghipnotis massa dalam
berperilaku. Banyak yang melakukan identifikasi diri atau bahkan melakukan
empati terhadap publik figur. Kekuatan media massa telah melahirkan tingkah
laku “instan mania” manusia modern. ( Trimarsanto, 1993:8)
Pergeseran pola tingkah laku
yang disebabkan globalisai informasi dan komunikasi pda kenyataannya telah
menyangkut banyak bidang, diantaranya: pola tingkah laku di lingkungan
keluarga, di sekolah, dan didalam kehidupan masyarakat. Dari sini dapa kita
ketahui bagaimana perubahan pola tingkah laku pada hubungan guru dengan siswa,
hubungan antara orang tua dengan anaknya, dan hubungan ketetanggaan masyarakat
antar individu. Globalisasi informasi
dan komunikasi juga berdampak pada gaya hidup, baik itu dampak negatif maupun
positif. Globalisasi berdampak negatif pada masyarakat, misalnya gaya
masyarakat sehari-hari cenderung bergaya hidup mewah. Dengan melihat
tayangan-tayangan sinetron, telenovela yang ada di TV membuat orang tidak
menyesuaikan dengan pendapatan rumah tangganya. Namun juga berdampak positif,
misalnya orang sekarang sangat menghargai waktu. Kamu tentu sering mendengar
ungkapan yang berbunyi time is money. Ungkapan itu secara mudah berarti waktu
adalah uang. Menghargai waktu sangat penting. Begitu pentingnya waktu, mereka
menyamakan waktu dengan uang. Jadi waktu adalah sesuatu yang sangat berharga.
Oleh karena itu, banyak di kalangan kita yang menghargai waktu
Adapun
beberapa pola perubahan tingkah laku lainya yang akan dipaparkan disini,
diantaranya: mobilitas sosial dan geografis, gaya hidup, pemilikan barang dan
proses pengambilan keputusan.
1.)
Mobilitas sosial dan geografis, perubahan perilaku dalam kaitanya dengan
mobilitas sosial merupakan satu diantara sekian dampak globalisasi informasi
yang begitu pesat perkembangannya. Saat ini banyak tenaga kerja produktif lebih
memilih bekerja diluar sektor pertanian yang notabene kesempatan itu banyak
disediakan oleh pabrik-pabrik yang berada diluar wilayah desa setempat.
Ironisnya ada yang lebih menjungjung tinggi harkat pembantu rumah tangga dari
untuk menjadi tuan rumah kecil (petani) dilahannya sendiri. Ada kemungkinan kemajuan pendidikan juga ikut
memperlancar mobilitas sosial yang pada giliranya telah menyebabkan perubahan
sosial budaya. 2.) Gaya hidup, perubahan gaya hidup, misalnya peniruan atau
imitasi secara berlebihan terhadap diri seseorang yang lagi dijadikan sebagai
idolanya. Fenomena semacam ini biasanya hinggap dikaum remaja yang sedang
mencari-cari identitas dirinya. 3.) Kepemilikan barang, dikarenakan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi khususnya, ternyata juga
terjadinya pergeseran nilai-nilai kehidupan. Pola komsumtif membawa efek
keterkejutan karena kian kacaunya tata nilai dalam kehidupan sehari-hari. Cepat
atau lembat, disadari atau tidak, satu hal yang pasti bahwa masyarakat kita
telah terjangkit penyakit konsumenisme yang kadang terasa berlebihan. 4.)
Proses pengambilan keputusan didalam
suatu keluarga yang dulu lazimnya semua keputusan ada ditangan suami sebagai
kepala keluarga, kini telah mengalami pergeseran bentuk disana-sini, termasuk
diantaranya pembelian barang-barang kebutuhan keluarga. Kewenangan suami yang
terkesan mutlak tak terlepas dari kedudukan wanita atau istri masa lalu yang
memang belm banyak berkecimpung atau terjun berkarier sejajar dengan suami
dalam berbagai bidang kehidupan. Dizaman sekarang jangan heran jika seorang
istri mempunyai gaji lebih besar dari
suaminya, atau mempunyai kedudukan lebih tinggi dari sang suami. Bahkan ada
yang mencari nafkah itu istrinya sedangkan suami malah mengurus anak dirumah.
Kita sadar bahwa emansipasi wanita yang didengungkan oleh ibu RA. Kartini telah
membawa dampak yang begitu hebat dalam distribusi atau pembagian kerja antara
kaum laki-laki dengan perempuan
Kehidupan keluarga, beberapa ahli antropologi
berpendapat bahwa keluarga merupakan kelompok terpenting dalam masyarakat, suatu
keluarga dapat dikatakan satu kesatuan sosial terkecil dalam suatu masyarakat
yang masih memiliki hubungan darah. Dengan adanya globalisasi kehidupan
keluarga menjadi kurang harmonis, karena dengan adanya alat komunikasi suatu
keluarga menjadi jarang berkumpul.
Pendidikan
Perlu
dikemukakan terlebih dahulu bahwa sistem pendidikan yang kita anut menggunakan
tiga jalur: formal, informal dan non formal. Suatu kenyataan bahwa saat ini pendidikan
memang menjajikan suatu harapan, kebanyakan orang tua melihat pendidikan
sebagai wahana untuk mempersiapkan anak menuju kemasa depan, dan pesatnya
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang terjadi telah mempengaruhi
peradaban masyarakat suatu bangsa. Dengan hadirnya audiovisual, seperti
televisi itu lebih unggul dibanding dengan media cetak atau audio (radio).
Dalam penyebaran informasi terbukti televisi mampu menembus dimensi ruang dan
waktu, dengan sekali tayang dapat disaksikan banyak pemirsa dalam waktu yang
sama. Yang lebih penting lagi siaran televisi mudah dimengerti oleh pemirsa
yang berpendidikan rendah dan bertempat tinggal diaerah pelosok sekalipun.
Dengan semakin menjamurnya “ mass production technology” dikhawatirkan media
televisi nantinya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah cara berpikir
masyarakat mengingat begitu banyaknya budaya asing yang masuk. Kita sadari
semenjak dini bahwa pesatnya perkembangan teknologi jelas sangat mempengaruhi
norma-norma dan nilai-nilai sosial dimana nantinya anak berkembang,oleh karena
itu masing-masing dari kita dihadapkan suatu tantangan bagaimana mendidik anak
secara bijaksana. Konsep budaya modern kita telah menyebar luas dikehidupan
masyarakat di Indonesia jadi wajar jika disana-sini sering timbul benturan-benturan
budaya, terutama melalui media televisi. Berbagai tayangan film seri diyakini
telah mempengaruhi perilaku anak-anak, bukan tidak mungkin jika terjadinya
kriminalitas yang akhir-akhir ini meningkat disebabkan oleh film-film action
yang menampilkan berbagai adegan sadist secara demonstratif. Untuk
mengantisipasi masalah tersebut, pendidikan merupakan alternatif yang tepat
untuk menanamkan filter dalam menghadapi derasnya peluberan budaya asing, baik
itu melalui pendidikan formal, informal, ataupun non formal. Sehingga nantinya masing-masing dari diri kita
mampu menjadi figur yang mempunyai filter terhadap berbagai pengaruh budaya
asing.
Dampak Media Informasi Terhadap Pendidikan
Pengaruh
globalisasi informasi kini kian terasa mencengkram di segala aspek kehidupan,
tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Sebagaimana telah disinggung tadi bahwa
pendidikan disini meliputi pendidikan disekolah, keluarga, dan masyarakat.
Sehubungan dengan itu berikut ini akan dibahas lebih lanjut dampak positif
maupun negatif globalisasi informasi terhadap ketiga jalur pendidikan tersebut.
Pendidikan
sekolah, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, khususya pada media massa
dirasakan telah membawa dampak terhadap pendidikan disekolah. Banyak sekolah di
Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam
sistem pendidikan internal sekolah, Sekolah-sekolah saling berkompetisi
meningkatkan kualitas pendidikannya untuk mencari peserta didik. Pendidikan
Keluarga, disamping didukung adanya emansipasi yang terbuka saat ini, kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi juga semakin memberikan peluang kepada ibu
rumah tangga untuk berkarier. Ini menyebabkan seorang ibu yang berkarier akan
semakin tenggelam dengan kesibukannya, sehingga kewajiban seorang ibu untuk
mendidik anaknyapun terbengkalai. Biasanya alternatif yang ditempuh yaitu
menyewa tenaga pembantu untuk menggantikan tugasnya. Sesuatu yang wajar
manakala perhatian orang tua kian berkurang terhadap anak mengakibatkan kian
melebar hubungan antara orang tua dan anak. Kalau sudah seperti itu jalan
terakhir para orang tua yang sibuk dengan kariernya pasti melimpahkan tanggung
jawabnya kepada pengasuh anak “baby sister”. Kalau sudah demikian lantas
siapakah yang yang patut disalahkan dalam hal inikalau nantinya anak merasa
kehilangan kasih sayang orang tuanya. Sebagai pelarian, tidak menutup
kemungkinan jika anak mengalihkan perhatiannya dengan menggunakan berbagai
fasilitas yang tersedia dirumah, jadi seakan-akan anak mencari jalan sendiri
untuk mendapatkan kasih sayang yang hilang itu. Permasalahannya, jika anak
secara bebas tak terkontrol menonton televisi, video, antene parabola maka
dampaknya akan sangat luas. Tanpa filter dan pengarahan dariorang tua bisa jadi
anak hanya akan menelan mentah-mentah informasi yang diperolehnya, menelan
mentah-mentah segala bentuk tayangan dukita junjung tinggi nilainya yang amat
luhur. Sebenarnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga mempunyai
dampak positif, khususnya dalam pendidikan keluarga.
Kalau kita amati dengan seksama dampak positif kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi itu presentasenya lebih besar didaerah pinggiran kota dibanding
dengan daerah pelosok. Hal tersebut mungkin disebabkan tingkat pemahaman daerah
pelosok lebih sederhana dibanding daerah pinggriran kota yang lebih kritis.
Satu dari sekian banyak dampak positif globalisasi informasi dan komunikasi
terhadap pendidikan keluarga bisa disebutkan disini, anak-anak yang ternyata
lebih bisa mandiri disaat mereka jauh dari orang tuanya, bahkan anak-anak mampu
mengambil sikap manakala sedang menghadapi masalah. Pendidikan masyarakat, pesatnya
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini pasti akan berpengaruh
juga pada lingkungan masyarakat.
Tatanan Tradisional
Dalam
kehidupanya manusia senantiasa menghadapi berbagai jenis lingkungan hidup. lingkungan hidup itu sendiri meliputi
lingkungan: alam hayati, alam non hayati, buatan, sosial yang mempengaruhi
kehidupan dan kesejahteraan mahluk hidup lainnya. Sistem nilai budaya
difungsikan sebagai pedoman tingkah laku masyarakat, dalam kehidupan
sehari-hari sistem nilai budaya tampak dalam wujudnya sebagai: adat istiadat,
norma-norma, aturan, tata krama, sopan santun dan hukum adat. Dengan mengacu
pada sistem budaya maka orang akan tahu mana yang sebaiknya dan pantas
dilakukan serta tahu mana yang sebaiknya tidak dilakukan, karena itulah orang
harus bisa menjaga diri agar perilakunya tidak menyimpang dari tatanan yang
berlaku.
.
Manusia dengan tridaranya: penyesuaian, penguasaan, dan daya cipta dapat
menggunakan lingkungan hidup bagi kepentingannya. Dalam memenuhi keperluan
hidupnya manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya secara terus menerus.
Didalam interaksi tersebut manusia akan menciptakan tatanan tradisional dan
tatanan nilai-nilai budaya tertentu guna menghadapi dan menyesuaikan diri
dengan alam sekitarnya. Didalam masyarakat nilai-nilai budaya berfungsi sebagai
tata kelakuan dan pedoman hidup manusia, seperti hukum adat dan aturan sopan
santun. Sehubungan dengan hal itu, Sugeng Raksodiharjo (1990:87) mengatakan
bahwa tata kelakuan dan pedoman tingkah laku yang mengandung nilai-nilai budaya
wajib duilestarikan dan perlu dipupuk sebagai nilai budaya iitu hanya pranata
atau “institution” yang merupakan kelakuan yang berpola dari manusia dan
kebudayaan. Di era globalisasi seperti
ini tatanan tradisional semakin hilang, dengan masuknya budaya-budaya baru dari
luar tatanan tradisional mulai tergeser dan bahkan hampir hilang keberadaannya,
maka dari itu kita seperti yang diawal-awal tadi sudah dikatakan bahwa kita
harus mempunyai filter, kita harus membentengi diri dari budaya-budaya asing
yang mendoktrinasi agar tata nilai tradisional tetap terjaga nilai-nilainya.
Kesimpulan
Masuknya
informasi akan membawa dampak sosial dalam kehidupan masyarakat, informasi
dapat mempercepat atau memperlambat pengambilan keputusan, informasi memiliki
kekuatan, baik yang membangun maupun yang merusak. Dalam menanggapi informasi
tergantung pada kemampuan penerima untuk memanfaatkan secara proporsional. Jadi
pada dasarnya informasi mempunyai kekuatan, baik membangun atau merusak itu
tergantung kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan informasi itu secra
proporsional. Globalisasi informasi dan komunikasi memberikan dampak yang
sangat besar dalam semua aspek kehidupan, baik itu dampak yang positif maupun
dampak negatif. Terutama pada aspek kebudayaan, dengan adanya globalisasi
informasi dan komunikasi ini kebudayaan masyarakat indonesia menjadi tidak
seperti semula, globalisasi telah menghilangkan nilai-nilai yang terdapat
didalamnya, globalisasi juga telah mengubah masyarakat indonesia menjadi
masyarakat yang menyukai sesuatu yang instan.
Daftar pustaka
Referensi
Subrata, 1992.“Media
Massa Dalam Era Globalisasi”, KOMPAS, 27 oktober.
Wahyudi J. B. 1992.”Teknologi Informasi Dan Produksi Citra
Bergerak”,Jakarta.Penerbit PT.Gramedia Pustaka Umum,
Referensi Media Masa
Wikipedia.2013.”PengertianGlobalisasi”diunduhdari(http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi#Referensi),
pada 9 November.
Wikipedia.2013.”Jalurpendidikan”diunduhdari(http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Pendidikan_menurut_jalur), pada 9
November.
Wijipedia.2013.”Pengertiankeluarga’diunduhdari(http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga), pada 9
November.
Wikipedia.2013.”Teknologiinformasidankomunikasi(http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komunikasi), pada 9
November.
Artikelnya sangat lengkap dan berguna sekali. Terimakasih banyak!
BalasHapusberguna banget info infonya kak
BalasHapusdcdc djarum
artikel yg mantap
BalasHapus