Oleh Amalia Kiki Rahmawati
Jurusan
Teknologi Pendidikan
Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Sebagai langkah untuk mencapai suatu tujuan tertentu seseorang pastinya
membutuhkan dorongan atau yang bisanya disebut dengan motivasi. Dengan adanya
motivasi segala sesuatu akan jauh lebih mudah untuk dilakukan, begitu juga
dengan seorang anak. Agar ia lebih bersemangat dalam belajar, haruslah ada
motivasi tertentu yang mendorongnya. Tapi, kenyataannya anak-anak jaman
sekarang kurang memperdulikan arti penting motivasi. Sedang dari pihak keluarga
pun kurang mengerti arti pentingnya motivasi terhadap anaknya, sehingga
intensitas motivasi yang dimiliki atau diterima oleh anak juga belum maksimal. Disinilah
peran sekolah sangat dibutuhkan. Karena sekolah merupakan tempat membentuknya
suatu karakter, bakat dan minat yang itu dapat terwujud apabila ada peran suatu
motivasi tertentu di dalamnya. Jika hal itu sudah terlaksana dengan baik,
diharapkan anak akan lebih termotivasi sehingga mereka dapat giat belajar dan
dapat menyalurkan bakat atau minatnya yang itu bisa bermanfaat untuk masa
depannya kelak. Maka dari itu dibutuhkan usaha dan dukungan dari berbagai pihak
entah itu guru, keluarga maupun lingkungan untuk lebih meningkatkan pentingnya
motivasi belajar pada anak.
Kata kunci : motivasi, belajar,
anak-anak, sekolah, keluarga
A.
Pendahuluan
Disini saya
mengambil permasalahan yang terfokuskan pada keadaan yang dialami oleh anak
pada umumnya. Terutama terhadap keadaan psikisnya, yaitu salah satunya keadaan
dimana ia mendapatkan motivasi dari berbagai sudut. Dari dalam dirinya sendiri,
keluarga, masyarakat maupun lingkungan yang ditempatinya.
Tapi seringkali terkadang anak yang
sudah termotivasi pun masih saja melakukan hal-hal negatif. Hal ini dapat
terjadi karena pengaruh dari luar supaya ia meniru dan melakukan hal negatif
tersebut. Maka dari itu untuk mempertahankan jati diri butuh pemahaman agama
yang kuat, supaya dapat terhindar dari pengaruh luar yang negatif. Pemantauan
orang tua pun dirasa perlu untuk perkembangan anak agar anak tumbuh dewasa
secara baik dan terpantau aktifitasnya yang baik pula.
Selain dari keluarga, pihak sekolah
juga mempunyai peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya, agar
siswa dapat belajar dengan semangat dan selalu berbuat yang positif. Tetapi maih sering kita temui siswa
bolos belajar. Bolos berarti mangkir pada saaat pelajaran berlangsung. Mereka
nongkrong di warung dekat sekolah. Bahkan dengan pakaian seragam sekolah, dan
ada yang berkeliaran di tempat umum. Ketika ditanya dengan enteng mereka
menjawab, bosan belajar! Ternyata yang mereka maksud, bosan belajar dengan guru
atau mata pelajaran tertentu.
Kebosanan
dalam belajar merupakn salah satu masalah rendahnya motivasi dalam diri siswa.
Ini sangat jelas akan merugikan siswa. Oleh sebab itu, guru dan orang tua perlu
kepeduliannya tentang keadaan siswa yang bolos ini. Setelah itu mencari solusi
yang terbaik agar siswa tidak bolos lagi dan tidak bosen belajar. Terkadang
perselisihan antara anak, orang tu, dan guru sulit untuk terpecahkan. Disinilah
titik berat permasalahannya.
Selanjutnya,
kesulitan belajar juga merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis
pertanyaan. Karena guru bertanggung jawab terhadap proses belajar-mengajar, maka ia seharusnya memahami
manifestasi gejala-gejala kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Pemahaman
ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada murid yang mengalami
kesulitan belajar.
Disisi lain, seorang pacar juga bisa
turut andil dalam mempengarui motifasi belajar. Ada yang bisa memanfaat secara
baik-baik, ada juga yang justru membuat perkara terhadap dirinya sendiri.
Tetapi, sering kali hal ini kadang malah membuat buyar pemikiran anak. Dimana
ia harusnya termotifasi dengan baik mengenai pendidikannya, tetapi ia malah
memikirkan hal-hal yang sekiranya itu tidak penting. Disini ia mendapatkan
suatu beban masalah yang itu justru membuat fatal pikiran anak tersebut.
Dari berbagai kendala, pengaruh,
bahkan sampai ancaman pun motivasi yang paling berperan penting dan sangat
dibutuhkan sebenarnya ada pada diri masing-masing. Berikut saya akan membahas
mengenai perpecahan masalah-masalah yang sudah disebutkan tadi.
Salah satu titik perhatian pihak
yang bersangkutan dengan pendidikan anak adalah motivasi. Bagaimana anak
kembali termotivasi untuk belajar. Ini perlu tindakan nyata. Mengapa titik motivasi
yang perlu menjadi perhatian? Karena dengan adanya motivasi dapat
memicu siswa/anak didik untuk semangat dalam melakukan aktifitas belajar.
Dengan demikian, maka siswa/anak didik dapat dengan mudah dalam memahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Selain dari pada itu, dengan adanya
motivasi juga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa/anak didik sehingga anak
akan terdorong untuk bertanya dan mencari tahu tentang materi tersebut.
Campur tangan dan pengaruhnya
masyarakat beserta lingkungan sekitarnya juga dapat memberi pengaruh terhadap
perkembangan motivasi anak. Dan ini tidak ada sekat atau larangan keras untuk
memberi dan menerima asupan motivasi dari pihak luar. Oleh sebab itu, disini
yang dibutuhkan adalah kuatnya pendirian dan motivasi dari keluarga supaya
tidak salah ketika anak mendapatkan motivasi dari luar.
Sesuai dengan kasus atau permasalah
pada peristiwa sebelumnya, disini akan dijelaskan berdasarkan segi umunya. Pada
dasarnya dari setiap jenis-jenis masalah, khususnya dalam masalah belajar murid
di SD, cenderung bersumber dari faktor-faktor yang melatarbelakangi penyebabnya.
Seorang guru setelah mengetahui siapa murid yang bermasalah dalam belajar serta
jenis masalah apa yang dihadapinya. Selanjutnya guru dapat melaksanakan tahap
berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya masalah yang dialami murid
dalam belajar. Meskipun seorang guru tidak mudah menentukan sebab-sebab terjadi
masalah yang sesungguhnya, karena masalah belajar cenderung sangat kompleks.
Berikutnya pembahasan kasus yang
terakhir. Sebenarnya saya kurang setuju dengan pernyataan bahwa sannya pacar
juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi seorang anak. Mungkin ada,
tapi itu sangat minim pengaruhnya, Saya lebih terpacu dan percaya terhadap
motivasi yang timbul dari diri sendiri. Karna yang
terpenting timbulnya motivasi sesungguhnya itu berasal dari dalam diri kita
masing-masing. Tinggal bagaimana kita menciptakan dan memprakterkan dikehidupan
nyata kita. Sehingga motivasi tersebut menciptakan sesuatu yang dapat meningkatkan semangat pada diri kita sendiri.
Lingkungan sekolah, terutama guru. Guru yang akrab dengan
murid, menghargai usaha-usaha murid dalam belajar dan suka memberi petunjuk kalau
murid menghadapi kesulitan, akan dapat menimbulkan perasaan sukses dalam diri
muridnya dan hal ini akan menyuburkan keyakinan diri dalam diri murid. Melalui
contoh sikap sehari-hari, guru yang memiliki penilaian diri yang positif akan
ditiru oleh muridnya, sehingga murid-muridnya juga akan memiliki penilaian diri
yang positif. (Lindgren, 1967 : 55)
Jadi jelaslah bahwa guru yang kurang akrab dengan murid,
kurang menghargai usaha-usaha murid maka murid akan merasa kurang diperhatikan
dan akan mengakibatkan murid itu malas belajar atau kurangnya minat belajar
sehingga anak itu akan mengalami kesulitan belajar. Keberhasilan seorang murid
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari sekolah seperti guru yang
harus benar-benar memperhatikan peserta didiknya.
Dari hasil penelitiannya, bahwa anak-anak yang berasal dari
keluarga yang banyak jumlah anak, mempunyai keterampilan intelektual lebih
rendah daripada anak-anak yang berasal dari keluarga yang jumlah anaknya
sedikit. (Belmon dan Morolla, 1971 : 107)
B. Latar Belakang Motivasi
dan Belajar
Kata motif sebagai daya upaya
mendorong sesorang untuk melakukan sesuatu, sebagai daya penggerak dari dalam
untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan, sebagai kesiapan
kesiagaan, bahkan sebagai daya penggerak untuk aktif dalam kebutuhan mencapai
tujuan. Berikut pandangan dari berbagai tokoh:
No.
|
Nama Tokoh
|
Pandangan Tokoh Mengenai Motivasi
|
1.
|
Mc. Donald
|
Motivation
is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory
goal reactions. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan adanya tujuan.
|
2.
|
Oemar Hamalik
|
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu
aktifitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan
tertentu dari aktifitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
|
3.
|
Huitt, W. (2001)
|
Motivasi adalah suatu kondisi atau status internal
(kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan
perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu: 1)
Kondisi atau status internal itu
mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang; 2) Keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku
seseorang untuk mencapai suatu tujuan; 3) Tingkat kebutuhan dan keinginan
akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.
|
4.
|
Thursan Hakim (2000 : 26)
|
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan
seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat
lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.
|
5.
|
Sudarwan Danim
(2004 : 2)
|
Motivasi
diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau
mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
|
Jadi pada intinya motivasi adalah dorongan untuk melakukan suatu
kegiatan dengan baik. Dengan demikian, motivasi
belajar merupakan dorongan untuk melakukan kegiatan belajar dengan sepenuh
hati. Bagi siswa, motivasi itu
diibaratkan bahan bakar sebuah kendaraan. Tidak akan berarti betapapun bagusnya
mesin dan halusnya penyetelan kalau tidak memiliki bahan bakar! Bahan bakar
menjadi unsur vital bagi sebuah kendaraan. Begitu pula halnya dengan motivasi
bagi siswa untuk belajar. Motivasi inilah yang menggerakkan mereka untuk
belajar.
Motivasi seseorang dapat bersumber dari: Pertama, motivasi Intrinsik adalah
motivasi yang berasal dari diri sendiri dikarenakan orang tersebut senang
melakukannya. Dalam hal ini motivasi internal mengarah pada timbulnya motivasi
berprestasi.Contoh: seorang siswa membaca sebuah buku, karena ia ingin
mengetahui kisah seorang tokoh, bukan karena tugas sekolah. Kedua, motivasi Ekstrinsik adalah
dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang
dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari luar seperti adanya
hadiah dan menghindari hukuman. Contoh: jika siswa belajar dengan hasil sangat
memuaskan, maka ia akan memperoleh hadiah dari guru atau orang tua. Sebaliknya,
jika hasil belajar tidak baik, memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh
”peringatan an hukuman” dari guru atau orang tua.
Sedangkan pengertian belajar ialah suatu proses usahayang
dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. (Slameto, 1982 : 52)
Belajar adalah
sesuatu yang terjadi di benak seseorang di dalam otaknya, jadi belajar
merupakan suatu proses dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar
yang menginginkan adanya perubahan tingkah laku secara konstruktif. Guru harus
senantiasa berusaha agar dalam pelaksanaan proses belajar mengajar berjalan
sebagaimana yang diharapkan yaitu dengan memberikan motivasi yang cukup kepada
peserta didik. (Robert
M. Gagne, 1967 : 82)
Jadi pengertian belajar yaitu suatu
proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri maupun dari interaksi dengan lingkungannya, baik secara
formal, informal maupun non formal.
Jadi yang dimaksud dengan motivasi
belajar yaitu kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar
karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya
ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati
dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.
C. Teori-teori Motivasi
Banyak teori motivasi yang
dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju
pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy
dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5
kategori yaitu teori kebutuhan, teori
penguatan, teori keadilan, teori harapan, teori
penetapan sasaran.
Pertama, Teori Motivasi Abraham Maslow mengemukakan
bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya
dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan
terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan
Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang
lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum
kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
Kebutuhan berupa berikut: (1)Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan
sebagainya), (2) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari
bahaya), (3) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan
orang lain, diterima, memiliki), (4) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi,
berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan), (5) Kebutuhan
aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi;
kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan
aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya) (Abraham Maslow, 1943-1970).
Kedua, Teori Motivasi Herzberg, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha
mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor
intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan,
kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor
motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk
didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb
(faktor intrinsik) (Herzberg, 1966).
Ketiga, Teori Motivasi Douglas McGregor mengemukakan
dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut
teori x empat pengandaian yag dipegang manajer sebagai berikut: a.) karyawan
secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja b.) karyawan tidak
menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai
tujuan c.) Karyawan akan menghindari tanggung jawab d.) Kebanyakan karyawan
menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja e.) Kontras
dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y : pertama karyawan dapat memandang kerjasama
dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain, kedua Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika
mereka komit pada sasaran, ketiga Rata rata orang akan menerima tanggung jawab, -Kemampuan untuk
mengambil keputusan inovatif (Douglas McGregor).
Keempat, Teori Motivasi Vroom tentang
cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan
melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil
dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya
motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: (1) Ekspektasi
(harapan) keberhasilan pada suatu tugas, (2) Instrumentalis, yaitu penilaian
tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas
(keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu), (3) Valensi, yaitu
respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha
menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi
rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan (Vroom, 1964).
Kelima, Clayton Alderfer ERG mengetengahkan
teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda
dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih
tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak
yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke
situasi (Clayton Alderfer ERG).
Dari teori-teori diatas, dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah keinginan yang menggerakkan atau mendorong
seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu. Pemenuhan kebutuhan biasanya
dilakukan selangkah demi selangkah mulai dari terendah sampai tertinggi tetapi
tidak demikian jika menurun. Jadi munculnya bentuk motivasi itu berbeda-beda,
tergantung keadaan yang kita alami saat itu juga. Biasanya seseorang
termotivasi saat keadaannya senang dan menyenangkan, dengan munculnya itu seseorang akan dengan sendirinya termotivasi dengan pelan.
D. Kebutuhan
Motivasi Belajar
Memberikan motivasi kepada siswa
berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan
sesuatu. Pada tahap awalnya menyebabkan si subjek belajar itu merasa ada
kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar.
Melakukan aktivitas itu didorong
oleh adanya factor-faktor kebutuhan boilogis, instink, unsure-unsur kejiwaan
yang lain serta adanya pengaruh perkembangan manusia. Motivasi juga dapat
selalu berakiatan dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang terdorong melakukan
sesuatu bila merasa ada sesuatu kebutuhan. Kebutuhan ini timbul karena adanya
keadaan yang tidak seimbang, tidka serasi atau rasa ketegangan yang menuntut
suatu kepuasan. Kalau sudah seimbang dan terpenuhi pemuasannya berarti
tercapailah suatu kebutuhan yang diinginkan. Keadaan tidak seimbang atau adanya
rasa tiadk puas itu, diperlukan motivasi yang tepat. “ Dissatisfatction is
essential element in motivation”. Kalau kebutuhan itu tidak terpenuhi maka akan
timbul tuntutan kebutuhan yang baru. Hal ini menunjukkan kebuuthan manusia
bersifat dinamis, berubah-ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia pada suatu
saat tertentu yang menarik, diinginkan dan dibutuhkannya pada suatu saat
tertentu, mungkin waktu lain tidak lagi menarik dan tidak dihiraukan lagi.
Moragan 1967 (dalam S. Nasution 2007), dikatakan bahwa menusia hidup itu
memiliki berbagai kebutuhan: (1) Kebutuhan
untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas. Hal ini bagi anak sangat penting,
akrena perbuatan sendiri itu mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai
dengan konsep ini, maka bagi orang tua yang memaksa anak untuk diam di rumah
saja adalah bertentangan dnegan hakikat anak. Activities in it self pleasure.
Hal ini dapat di hubungkan bahwa suatu kegiatan akan berhasil bila suatu
pekerjaan atau belajar jika disertai dengan rasa gembira. (2) Kebutuhan untuk
menyenangkan orang lain. Banyak
orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbauat sesuatu
demi kesenangan orang lain. Konsep ini dapat diterapkan pada berbagai kegiatan,
misalanya anak-anak apabila diberikan motivasi untuk melakukan sesautu
pekerjaan/belajar untuk orang yang disukainya. (3) Kebutuhan untuk mencapai
hasil. Dalam kegiatan belajar mengajar
perlu dikembangkan unsure Rein forcement. Pujian atau reforcement ini harus
selalu diakitkan dengan prestasi yang baik. Anak-anak harus
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan sesuatu
dengan hasil yang optimal, sehingga ada “sense
of success”. Apabila hasil pekerjaan atau usaha belajar itu tidak
dihiraukan orang lain, guru atau orang
tua misalanya, boleh jadi kegiatan anak menjadi berkurang.
(4) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Sikap
anak terhadap kesulitan atau hambatan ini sebenarnya banyak bergantung pada
keadaan dan sikap lingkungan. Sehubungan dengan
ini maka peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan
kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar
memperoleh keunggulan. (S. Nasution 2007).
McClelland mengatakan
bahwa manusia mempunyai tiga kebutuhan yang akan memotivasinya dalam melakukan
sesuatu. Ketiga kebutuhan itu adalah Needs of Achievement (N-ACH), Needs of
Power (N-POW), dan Needs of Affiliation (N-AFF). Penjelasannya sebagai
berikut, orang-orang yang mengutamakan N-ACH adalah mereka yang membutuhkan
pengakuan dari orang disekitarnya, maka orang ini adalah pengejar prestasi dan
eksistensi, untuk orang-orang yang mengutamakan N-POW adalah mereka yang
mengejar kekuasaan, mereka senang bila berkuasa dan lebih hebat daripada yang
lain, dan orang-orang yang mengutamakan N-AFF adalah mereka yang cukup hanya
berteman dengan banyak orang. Masing-masing individu membutuhkan tiga motivasi ini, hanya
saja kadar keutamaan yang dibutuhkan berbeda-beda. Tak terkecuali pelajar SMA, di
usia mereka yang belum dewasa, di masa-masa perkembangan kemandirian dan
identitas mereka, pelajar memiliki emosi yang sangat labil. Apalagi para
pelajar yang hanya mengandalkan pendidikan formal bangku sekolah.
E. Upaya
Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
yaitu ada dalam diri siswa. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar dalam
jaringan rekayasa pendagogis guru yaitu dengan tindakan pembuatan persiapan belajar,
pelaksanaan belajar-mengajar, makan guru menguatkan motivasi belajar siswa. Dilihat
dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada
tercapainya hasil belajar.
Motivasi belajar merupakan segi kewajiban
psikologis siswa. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa diantaranya:
(a) Cita-cita atau inspirasi siswa. Motivasi belajar tampak pada keinginan siswa.
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauanb ergiat, bahkan kemudian
hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh
perkembangan kepribadian. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang
terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran,
penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi
kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Oleh sebab itu, cita-cita akan
memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar sehingga akan mewujudkan
aktualisasi diri. (b) Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan
kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan
akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. (c)
Kondisisiswa. Kondisisiwa yang meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi
belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah menguatkan
perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi
belajar. (d) Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam,
lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Oleh
karena itu, kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan
perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah,
maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. (e) Unsur-unsur dinamis dalam
belajar dan pembelajaran. Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan,
dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Oleh sebab itu,
guru professional diharapkan mampu memanfaatkan semua itu agar tercipta kondisi
dinamis yang bagus bagi pembelajaran. (f) Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Guru adalah pendidik yang berkembang. Sebagai pendidik, pertisipasi dan teladan
perilaku yang baik merupakan salah satu upaya membelajarkan siswa. Upaya guru
membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah.
F.
Kesimpulan
Motivasi
adalah suatu dorongan atau kehendak yang menyebabkan seseorang untuk bergerak
melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Jadi motivasi
belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi siswa atau individu untuk
belajar. Peran orang tua dan pendidik sangat
penting dalam peningkatan motivasi siswa. Pembentukan lingkungan yang kondusif
dan nyaman untuk belajar sangat di butuhkan oleh siswa. Dengan mengetahui
perbedaan motivasi siswa di harapkan guru dapat berperan sesuai kebutuhan
siswa. Maka dari itu dibutuhkan usaha dan dukungan
dari berbagai pihak entah itu guru, keluarga maupun lingkungan untuk lebih
meningkatkan pentingnya motivasi belajar pada anak.
G. Referensi
Anni, Catharina Tri, dkk. 2004. Psikologi
Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Hamalik Oemar. 2004. Psikologi
Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Siswono Joko. 2010. Dalam
Perkuliahan Psikologi Belajar tentang ”Definisi Belajar dan Motivasi”. Semarang.
Drs. Sutomo, dkk. 2012. Manajemen Pendidikan tentang “Macam-macam
Motivasi Belajar”. Semarang: UNNES
H. Referensi Media Massa
Anonim. 2013. “Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli”
diunduh dari (http://butuhjilbab.wordpress.com/2013/04/17/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli-definisi-fungsi-jenis-sifat-teori-ciri/) pada 6 November 2013
Fuddin. 2008. “Psikologi Pendidikan” (http://fuddin.wordpress.com/2008/02/28/psikologi-pendidikan/) pada 6 November 2013
Anonim. 2013. “Macam-macam Motivasi Belajar” diunduh
dari (http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/) pada 6 November 2013
Whandi. 2010. “Pengertian Belajar” diunduh dari (http://whandi.net/pengertian-belajar.html.
Diakses 7 November 2010) pada 9
November 2013
Anonim. 2013. “Motivasi Dan Bimbingan Dalam Belajar”
diunduh dari (http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/13/motivasi-dan-bimbingan-dalam-belajar/) pada 6 November 2013
Sambeng,
Agus. 2010. “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi” diunduh dari (http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/upaya-guru-dalam-meningkatkan
motivasi.html) pada 10 November 2013
Anonim.
2013. “ Pentingnya Motivasi Dalam Belajar” diunduh dari (http://coretanseribupena.blogspot.com/2012/05/pentingnya-motivasi-dalam-belajar.html) pada 10 November 2013
Elyanta.
2012. “Landasan Teori Motivasi” diunduh dari (http://elyanta.wordpress.com/2012/11/02/landasan-teori-motivasi/) pada 10 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar