Minggu, 29 Desember 2013

Menurunnya Kreativitas Pada Anak




Oleh Miftakhul Yuni Hapsari
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
miefta_c@yahoo.com
Abctract
Karya ilmiah ini berisi tentang kreatifitas anak yang belakangan ini mulai terlihat jelas penurunannya. Penjelasan tentang penyebab menurunnya kreativitas anak, dan upaya Guru untuk meningkatkan kreativitas anak didik saya sertakan didalamnya. Data dikumpulkan dengan menyertakan ciri-ciri kreativitas yang dimiliki anak serta mengembangkannya. Kreatifitas anak sering tidak diperhatikan oleh orang tua. Padahal kreatifitas merupakan bekal utama untuk menjadi siswa yang cerdas dan inovatif. Kreatifitas anak mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan dilingkungan sekitarnya. Selain anak yang kreatif, Guru yang kreatif juga dibutuhkan untuk menciptakan belajar kreatif yang mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Karena Guru merupakan ujung tombak berlangsungnya pembelajaran, yang memiliki peran dan fungsi penting sebagai sumber belajar dan mendominasi proses transformasi nilai ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Kajian pustaka telah dilakukan untuk mengetahui upaya menigkatkan minat siswa dengan perlunya perhatian dari lingkungannya.
Keyword : Kreatifitas anak, pengaruh, upaya, belajar kratif

1.     Pendahuluan
Salah satu potensi penting yang diharapkan berkembang dalam diri siswa melalui aktivitas pembelajaran di sekolah adalah kreativitas. Mungkin pada kesempatan kali ini saya lebih membahas tentang menurunnya kreativitas anak dan hal-hal yang mempengaruhinya. Seperti kita tahu akhir-akhir ini anak lebih cenderung bergantung kepada orang tuanya, dan orang tua yang cenderung memanjakan anak-anaknya.  Kreativitas merupakan hal penting dalam kehidupan khususnya pada anak. Kreativitas membuat anak lebih produktif. Kreativitas adalah petensi bawaan seseorang semenjak Ia dilahirkan, akan tetapi potensi tersebut tidak akan mampu berkembang dengan baik tanpa adanya pendidikan dan pelatihan dari lingkungannya. Setiap individu memiliki potensi kreatif yang berbeda, hal ini dapat dilihat dari ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya. Kreatifitas dimulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai. Pengaruh lingkungan juga berperan penting dalam perkembangan kreativitas pada anak. Anak cenderung lebih mudah terpengaruh, menyukai hal-hal yang baru, dan mempunyai rasa ingin tahu  yang tinggi.

            Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi. Kreativitas tidak harus keseluruhan baru, akan tetapi dapat pula sebagai gabungan yang sudah ada dan dipadukan dengan sesuatu yang baru.
Kreativitas dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah : (1) Kebebasan : Orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cenderung memndukung anak untuk kreatif. Mereka tidak otoriter, tidak selalu mengawasi dan mereka tidak terlalu membatasi kegiatan anak. (2) Aspek : Anak yang kreatif biasanya mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka dan mengharagai keunikan anak. (3) Kedekatan emosional yang sedang : Kreativits anak dapat dihambat dengan suasana emosional yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan dan terpisah. (4) Prestasi Bukan Angka.

Orang tua anak yang kreatif menghargai prestsi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baikknya dan menghsilkan karya-karya yang baik. (5) Menghargai Kreativitas : Anak yang kreatif memperoleh dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.
           
Anak yang kreatif selalu menginginkan hal baru, memunculkan ide-ide yang bermanfaat untuk orang lain. Mereka toleran terhadap perubahan dan ketidak pastian. Anak yang kreatif selalu bersemangat dalam memecahkan suatu masalah. Mereka  menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu diramalkan yang timbul di masa depan. Banyak pengalaman kreatif yang lebih dari pada  sekedar hobi atau hiburan bagi anak-anak kreatif. Yang membuat kita semakin menyadari bahwa kreativitas dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi.
Pada dasarnya artikel ini dibuat untuk mengindentifikasikan tentang kreatifitas secara jelas menurut beberapa ahli, hubungan kreatifitas dengan anak-anak, dan hal-hal yang mempengaruhi kreativitas anak. Harapan dengan adanya tulisan ini Guru dan orang tua mampu memahami pentingnya kreativitas, mengetahui dan mendukung anak-anak yang kreatif.
Ada beberapa pengertian kreatifitas yang menjadi pokok bahasan yang mendasar, yaitu:
Kreativitas adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh individu/ seseorang untuk memahami keadaan/dunia, dalam menginterprestasikan pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli (membuat/ menciptakan suatu hal yang baru yang bermanfaat ).
Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif (Munandar, 1995 : 12).

Kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriyadi, 1994 : 7).



2.     Hubungan erat kreativitas dengan anak
Ketika kita berbicara kreativitas dan anak, maka kita berbicara bagaimana memberikan materi-materi pengetahuan pada anak sehingga input pengetahuannya banyak dan akhirnya dia bisa mensintesis dari pengetahuan-pengetahuan tersebut hal-hal yang baru atau orisinil. Tapi pentu saja selain input berbagai pengetahuan yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan kesempatan pada anak untuk melahiran hal yang orisinil tersebut.
Kreativitas menyangkut berbagai segi. Ditinjau dari segi kepribadian, kreativitas merujuk pada potensi atau daya kreatif yang ada pada setiap pribadi, anak maupun orang dewasa. Pada dasarnya, setiap orang memiliki bakat kreatif dengan derajat dan bidang yang berbeda-beda. Kita perlu mengenal bakat kreatif pada anak untuk dapat mengembangkan kreativitas anak. Setelah itu, kita pun harus menghargainya dan memberi kesempatan serta dorongan untuk mewujudkannya.
Jika ditinjau sebagai suatu proses, kreativitas dapat dinyatakan sebagai suatu bentuk pemikiran dimana individu  berusaha menemukan  hubungan-hubungan yang baru untuk mendapatkan jawaban, metode atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah. Pada anak yang masih dalam proses pertumbuhan, kreativitas hendaknya mendapat perhatian dalam hal proses, bukan produk dari kreativitas itu sendiri.
Ada 3 ciri dominan anak kreatif, yakni spontan, memiliki rasa ingin tahu dan tertarik pada hal-hal yang baru. Ketiga ciri-ciri tersebut terdapat pada diri anak, artinya pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan dasar kreativitas sejak dini. Pada usia selanjutnya kreativitas anak dapat berkembang optimal atau dapat tertekan atau terhambat tergantung berbagai hal, seperti gizi, kesehatan, pengasuhan, serta lingkungan sekitar. Kewajiban orang tua sebenarnya adalah mempertahankan agar anak tetap kreatif

Beberapa ciri orang yang kreatif, diantaranya adalah: (1) Rasa ingin tahu yang tinggi. Orang kreatif memiliki keinginan untuk belajar yang besar, baik itu dengan cara membaca, bertanya atau praktek langsung. Ada rasa yang ingin dipenuhi. Ada banyak pertanyaan, mengapa, bagaimana dan sebagaianya yang harus ia temukan jawabannya. Fenomena-fenomena di lingkungannya menjadi hal yang patut untuk dipelajari. Rasa ingin tahu yang tinggi berarti berbanding lurus dengan semangat belajar yang tinggi juga. (2) Memunculkan ide orisinil. Kreatif itu identik dengan ide. Orang yang kreatif akan memiliki ide-ide cemerlang yang orisinil. Mereka yang menemukan ide itu sendiri, dan orang lain belum menemukannya. Ide itu bisa berupa cara memecahkan masalah atau alternatif untuk menghasilkan sesuatu. Belajar mengali ide, mencoba untuk mengaplikasikannya. (3) Selalu bersemangat dan pantang menyerah. Ada sebuah kalimat yang selalu diuatarakan penyiar di salah satu radio, yaitu “Semangat adalah bahan bakar kesuksesan”. Oarng kreatif adalah orang-orang yang akan sukses, mereka tak akan mudah untuk menyerah karena menghadapi sebuah persoalan. Mereka akan senantiasa bersemangat dalam menghadapi atau meraih sesuatu. (4) Toleran terhadap ketidakpastian dan perubahan. Dunia terus berkembang, ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perubahan. Orang kreatif akan mengikuti perubahan ke arah yang lebih baik itu. Toleran terhadap ketidakpastian akan menimbulkan keberanian, ia tidak hanya terjebak dalam pemikiran yang sempit. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. (5) Fungsional, berguna dan bermanfaat. Orang kreatif adalah orang yang bisa memberikan manfaat pada orang lain dan lingkungannya. Ia akan selalu dinanti, dicari dan dibutuhkan. Itulah orang yang kreatif tidak ada ruginya.
Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreativitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kresi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983)
Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan berbagai kemudahan, sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk diri secara kretif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan kreatif, yang mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.

3.     Hal-hal yang mempengaruhi kreativitas anak
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers (dalam Munandar, 1999) adalah:
a. Faktor internal individu
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya : (1) Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan. (2) Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain. (3) Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Faktor eksternal (Lingkungan)
Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat.

Selain itu Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya variasi kreativitas yang dimiliki individu, yaitu: (1) Jenis kelamin, misalnya anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan Guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas. (2) Status sosioekonomi, misalnya anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas. (3) Urutan kelahiran,misalnya anak dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada pencipta. (4) Ukuran keluarga,misalnya anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas. (5) Lingkungan, misalnya anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan. (6) Intelegensi, setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.
4.     Bagaimana menciptakan belajar kreatif dan apa kata para ahli

Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “belajar juga adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).

Ahli pendidikan modern merumuskan bahwa belajar adalah suatu  bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Aqib, 2003 : 42). Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang  tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup (Rohadi, 2003 : 4). Dengan demikian belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah prilakunya, jadi hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan prilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.

Tornace dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1987:34) berpendapat bahwa belajar kreatif adalah “menjadi peka atausadar akan masalah, kekuarangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada, ketidak harmonisan dan sebagainya. Mengumpulkam informasi yang ada, membataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak ada, mencari jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya, menyempurnakan dan akhirmnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya” .

Sedangkan proses belajar kreatif menurut Torance dan Myres berpendapat bahwa proses belajar kreatif sebagai : “keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya.

Kesederhanaan dari struktur atau mendiagnosis suatu kesulitan dengan mensintesiskan ionformasi yang telah diketahui, membentuk kombinasi dan mendivergensi dengan menciptakan alternatif-alternatif baru, kemungkinan-kemungkinan baru, dan sebagainya. Mempertimbangkan, menilai, memeriksa, dan menguji kemungkinan-kemungkinan baru, menyisihkan, memecahkan yang tidak berhasil, salah dan kurang baik, memilih pemecahan yang paling baik dan membuatnya menarik atau menyenangkan secara estesis, mengkonunikasi hasi-hasilnya kepada orang lain” (Semiawan, DKK. 1987 : 35).

Dengan demikian dalam belajar kreatif harus melibatkan komponen-komponen pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan lalu menemukan bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada  di antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan, pengalama-pengalaman yang sangat memberikan kepuasan kepada kita dan yang sangat bernilai bagi kita.

Jadi kreativitas belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan  kemampuan formasi yang diperoleh dari Guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya. Selain siswa Guru juga diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip pendidikan untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar. Adapun prinsip-prinsip pendidikan menurut Roger (dalam Dimyati,ibid) adalah: (1) Guru perlu memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar secara terstruktur. (2) Guru dan siswa membuat kontrak kerja. (3) Guru perlu menggunakan metode inkuiri atau belajar menemukan. (4) Guru perlu menggunakan metode simulasi. (5) Guru perlu mengandalkan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain. (6) Guru harus bertindak sebagai fasilitator belajar. (7) Guru perlu menggunakan pengajaran berprogram agar tercipta peluang bagi siswa untuk tinbulnya kreativitas.

Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990:37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting. (1) Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebih mampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri. (2) Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan. (3) Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalaman kreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita. (4) Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.

5.     Kesimpulan

Setiap orang memiliki potensi kreatif  berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari lingkungan masyarakat maupun dari dalam individu sendiri. Perlu juga diciptakan kondisi lingkungan yang dapat menumbuhkan daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam keluarga atau sekolah maupun dalam masyarakat dan kebudayaan. Motivasi yang besar mendorong anak untuk terus berkarya.

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan produk baru, yang dimana lingkungan sangat berpengaruh didalamnya. Dalam belajar kreatif  harus melibatkan komponen-komponen pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan lalu menemukan bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada  di antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan. Orang-orang kreatif selalu bersemangat tinggi dan menginginkan hal-hal yang baru. Mereka selalu memunculkan ide yang bermanfaat untuk orang-orang disekitarnya, dan yang terpenting adalah orang kreatif selalu toleran dengan perubahan dan ketidak pastian.

Beberapa hal yang dapat menghambat berkembang nya kreativitas, antara lain takut gagal, terlalu mengutamakan tata-tertib dan tradisi, gagal melihat kekuatan yang dimilikinya dan berfikir terlalu pasti. Takut gagal membuat seseorang takut untuk mencoba. Ketika anak tidak berani mencoba maka dia tidak akan tahu seberapa besar kemampuan yang dia miliki, petensi apa yang ada dalam dirinya, dan tidak mampu melihan sebesar apa kekuatan yang dimiliki. Tradisi dan tata tertib membuat anak tidak bias berkembang dan merasa tertekan,ruang gerak untuk memunculkan ide terasa dibatasi oleh dua hal tersebut. Sikap dan nilai orang tua berkaitan erat dengan kreativitas anak jika kita menggabung hasil penelitian dilapangan dengan teori-teori penelitian laboratorium mengenai kreativitas dengan tes psikologis kita memperoleh petunjuk bagaimana sikap orang tua secara langsung mempengaruhi kreativitas anak mereka. Orang tua sebaiknya membekali anaknya dengan kebiasaan yang baik dan memberikan dorongan agar anak berkarya dan menciptakan ide-ide yang orisinil dan berdaya guna.
Guru diharapkan mampu membangkitkan perhatian dan motivasi belajar serta menciptakan lingkungan didalam kelas yang merangsang belajar kreatif. Memberikan dan mengundang pertanyaan untuk menimbulkan minat dan motivasi belajar siswa secara aktif, mampu merangsang pemikiran kritis dan pengembangan sikap. Guru perlu memperhatikan perbedaan karakteristik individual sehingga Guru mampu mengidentifikasi dan memahami perbedaan karakteristik dan kemampuan yang dimiliki setiap siswa, lalu mengelompokkan berdasarkan kesamaan yang ada. Perbedaan karakteristik itu sendiri dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya kemampuan, motivasi, dan kecepatan yang dapat dikategogikan dalam tiga kategori, yakni: (1) sangat mampu, (2) berkemampuan rata-rata. (berkemampuan rendah). Guru juga diwajibkan untuk memadukan perkembangan kognitif (berfikir), afektif (sikap) dan Psikomotorik (perasaan) untuk menyeimbangkan semua aspek.

Daftar Pustaka
Agung, I. (2010). Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. (L. Yansyah, Ed.) Jakarta: Bestari Buana Murni.

Referensi Media Massa

ADJIE. (n.d.). Pengertian Kreativitas Belajar Menurut Para Ahli. Retrieved 11 2013, 10, from blogger: http://zakwaan-priaji.blogspot.com/2013/07/pengertian-kreativitas-belajar-menurut.html
anonymous. (2013, 7 13). Pengertian Kreativitas. Retrieved 11 2013, 10, from blogger: http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/07/pengertian-kreativitas.html
Ilmiah, K. T. (2013, 1 13). PERANAN GURU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DI SEKOLAH. Retrieved 10 9, 2013, from facebook: https://www.facebook.com/permalink.php?id=136518356497108&story_fbid=155013157980961
parentingislami. (2009, 4 21). KREATIVITAS DAN DUNIA ANAK. Retrieved 11 2013, 10, from blogger: http://parentingislami.wordpress.com/2009/04/21/kreativitas-dan-dunia-anak/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar