Mengatasi Pengangguran
dengan Jiwa Wirausaha
Oleh Ika Wulandari
Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang
Abstrak
Kekayaan
alam yang ada di Indonesia sangatlah beraneka ragam dan berhak kita kelola
dengan sebaik-baiknya. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya
alam maupun sumber daya manusianya. Tetapi dibalik kebahagiaan tersebut,
terdapat banyak masalah yang menimpa negeri ini. Masalah tersebut adalah tidak
meratanya jumlah penduduk, tingginya jumlah penduduk, rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia, kriminalitas merajalela dan masih banyak lagi. Hal ini
sangat mengkhawatirkan nama baik bangsa ini dan mengganggu perekonomian bangsa
Indonesia. Masalah yang saya bahas di sini adalah tentang pengangguran di
Indonesia. Masalah yang sudah sampai titik yang mengkhawatirkan. Pengangguran
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu rendahnya kualitas pendidikan
yang ada di negara ini, tidak seimbangnya antara jumlah lapangan pekerjaan
dengan jumlah penduduk di Indonesia, rasa malas yang sudah menjadi kebiasaan
sehingga mudah putus asa ketika tidak mendapatkan pekerjaan yang diinginkan,
serta faktor utama yang saya bahas adalah kurangnya jiwa wirausaha di kalangan
masyarakat Indonesia. Jiwa wirausaha adalah saslah satu cara yang seharusnya
semua masyarakat Indonesia memilikinya agar masalah pengangguran yang semakin
tinggi dapat segera dikurangi dan masalah kemiskinan juga dapat segera
terselesaikan. Jiwa wirausaha diberikan sejak dini oleh orang tua agar sikap
kemandiriannya dapat berkembang serta setelah mereka dewasa mereka sadar akan
pentingnya berwirausaha untuk membangkitkan kembali perekonomian bangsa ini.
Pendidikan kewirausahaan juga diberikan di pendidikan formal di setiap tingkat.
Seperti contoh di tingkat SD diajarkan tentang bagaimana membuat kerajinan
tangan, di tingkat SMP diajarkan menggunakan bahan bekas dalam pembuatan kerajinan
tangan sehingga mempunyai nilai estetika dan nilai jual yang tinggi, di tingkat
SMK diajarkan bagaimana mereka ditempatkan pada sebuah instansi agar mereka
termotivasi membangun sebuah perusahaan yang maju seperti yang mereka gunakan
untuk pembelajaran.
Keyword:
mengatasi, masalah, pengangguran, berwirausaha
1.
Pendahuluan
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. Indonesia juga kaya akan
sumber kekayaan alamnya. Hal ini membuat Indonesia pantas disebut sebagai
negara yang kaya akan sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Sumber daya
alam yang dimiliki Bangsa Indonesia berhak diolah oleh masyarakatnya dengan
sebaik-baiknya sesuai kebutuhan sumber daya manusianya. Namun masalah di
Indonesia tampaknya semakin hari semakin rumit. Masalah yang terjadi di negara
kita ini tiada habisnya. Semakin hari semakin bertambah dan semakin rumit.
Salah satunya adalah persebaran penduduk yang tidak merata.
Indonesia
merupakan negara yang sangat luas. Tetapi jumlah penduduk di setiap daerah
kurang merata. Contohnya di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, daerah tersebut
sudah sangat padat penduduknya tetapi masih banyak masyarakat yang ingin
menempati daerah tersebut, mungkin karena termasuk kota metropolitan. Berbeda
dengan di daerah Kalimantan, daerah tersebut masih sedikit penduduknya, mungkin
karena jauh dari pusat kota.
Tingginya
jumlah penduduk merupakan salah satu masalah yang terjadi di Indonesia. Hal ini
terjadi karena angka kelahiran lebih tinggi daripada angka kematian. Biro Pusat
Statistik menyatakan bahwa:
Hasil
proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima
tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada
tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun
penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus
menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan
1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun
menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per
tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran
dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan
karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk
pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi,
sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun
waktu yang sama.[1]
Tingginya jumlah penduduk
mengakibatkan banyak dampak negatife yaitu banyaknya pengangguran karena
kurangnya lapangan kerja yang tersedia sehingga kualitas ekonomi masyarakat
kita rendah atau bisa disebut miskin.
Masalah
yang selanjutnya yaitu kualitas pendidikan yang masih rendah. Kualitas guru,
sarana pendidikan dan kualitas siswa mempengaruhi kualitas pendidikan yang ada.
Banyak guru yang kurang kompeten dan berpengalaman dalam menyampaikan materi. Banyak
juga daerah terpencil yang sarana pembelajarannya kurang memadai sehingga siswa
kurang fokus dalam menangkap materi yang diberikan sehingga mereka tidak akan
atau lupa dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Kepolisian Daerah Metropolitan
Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) mencatat jumlah tindak kriminalitas selama
Agustus 2011 mencapai 1.758 kasus dari berbagai jenis kejahatan di wilayah
hukum DKI Jakarta dan sekitarnya.[2]
Banyaknya kriminalitas merupakan
masalah yang sangat mengerikan. Pencurian, penjambretan, pembunuhan, bahkan
korupsi sering terjadi di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat kita tidak bisa
hidup nyaman bahkan tidak bisa tidur nyenyak.
Masalah-masalah
ini sangat mengkhawatirkan apabila tidak cepat ditangani karena bisa merusak
nama baik bangsa dan mengganggu perekonomian bangsa kita ini.
Marilah
kita kaji beberapa hal seperti mengapa pengangguran dapat terjadi secara terus
menerus dan semakin meningkat? Mengapa masih terjadi kemiskinan? Sudah saatnya
untuk kita bangkit dari keterpurukan ini. Maka perlu memiliki jiwa wirausaha
agar semua masalah pengangguran, kriminalitas serta kemiskinan di Indonesia
dapat segera terselesaikan. Nah, bagaimana kita menumbuhkan jiwa wirausaha di
kalangan masyarakat? Marilah kita bahas bersama.
Ada
beberapa hal yang harus kita lakukan setelah mengetahui apa masalah yang
mengancam keterpurukan bangsa ini yaitu kita harus mempunyai jiwa wirausaha
untuk menuju perubahan yang lebih baik dan menuju kesuksesan. Jiwa wirausah
memang penting untuk meninggalkan pemikiran bahwa menjadi Pegawai Negeri Sipil
adalah segalanya dan pemikiran mereka berubah bahwa wirausaha dapat
mensukseskan dengan waktu lebih cepat.
2.
Pengangguran
di Indonesia
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang ada
di negeri kita. Banyaknya pengangguran menjadikan Indonesia terkenal dengan
kemiskinannya. Semakin banyaknya pengangguran keadaan ekonomi bangsa kita
semakin buruk. pengangguran di Indonesia terus meningkat sampai mencapai titik
yang mengkhawatirkan.
Menurut
Sudradjad dalam bukunya yang berjudul Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui
Wirausaha menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya banyak
pengangguran adalah rendahnya kualitas pendidikan. Masyarakat
bangsa kita kalah dengan orang asing yang mendaftar pekerjaan di negara kita
ini. Ada juga lapangan kerja yang memerlukan skill khusus yang hanya menerima
pencari kerja yang benar-benar ahli dalam skill yang dibutuhkan seperti
contohnya Bahasa Inggris, Ilmu komputer. Hal ini membuat pengangguran semakin
meningkat karena tidak ada titik temu antara pencari kerja dan lapangan
pekerjaan. Ini terjadi karena pencari
kerja hanya berbekal sekolah umum dan hanya sedikit yang berasal dari ilmu kejuruan
atau bahkan mereka hanya lulusan SD.
Faktor yang lain yaitu kurangnya
lapangan pekerjaan sedangkan jumlah penduduknya sangat banyak. Hal ini dapat
mengakibatkan banyaknya jumlah pengangguran karena masyarakat kita hanya
mengandalkan kemampuannya untuk menjadi pegawai tidak memikirkan bahwa
berwirausaha itu lebih baik.
Menurut Sudradjad kurangnya ketrampilan
yang dimiliki oleh masyarakat juga menjadi faktor penyebab terjadinya
pengangguran. Perusahaan tidak hanya menginginkan pegawainya yang memiliki jenjang
pendidikan yang tinggi tetapi justru ketrampilan yang baik yang mereka
harapkan.
Faktor lainnya yaitu rasa malas. Masyarakat
Indonesia tidak sedikit yang hanya mengandalkan penghasilan orang tua karena
orang tuanya kaya. Masyarakat Indonesia juga kurang mempunyai motivasi dalam
dirinya untuk bekerja. Karena sudah lelah dalam memcari pekerjaan tetapi
hasilnya nihil maka pencari kerja ini kehilangan kepercayaan dirinya dan mereka
lupa bahwa sebenarnya bekerja tidak hanya di perusahaan tetapi masih banyak
bidang lain seperti peternakan, industri kecil.
Dan faktor yang paling utama menurut
Sudradjat adalah kurangnya jiwa wirausaha yang dimilik oleh masyarakat
Indonesia. Lulusan Negara kita banyak yang hanya menjual ijazahnya ke
perusahaan untuk melamar pekerjaan di perusahaan tersebut. Padahal hanya
beberapa saja yang bisa di terima. Mereka kurang menyadari bahwa bila dengan
berwirausaha mereka akan bisa cepat sukses tanpa bergantung dengan orang lain
serta mampu membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengagguran yang
terjadi di Indonesia. Pengangguran merupakan masalah yang membawa masyarakat
kepada kemiskinan. Hal ini yang memicu segala persoalan yang terjadi yang
selalu menghantui Bangsa Indonesia. Maka dari itu jiwa wirausaha sangat
penting.
3.
Pentingnya
Membentuk Jiwa Wirausaha
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan
bahwa:
Kemudian dari
pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang mlindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, …
Kutipan
tersebut menjelaskan bahwa salah satu tujuan Bangsa Indonesia adalah mencapai kesejahteraan.
Tetapi kesejahteraan tersebut belum dapat kita nikmati, karena kesejahteraan
tersebut terlihat sangat jauh dari pandangan kita. Dapat kita lihat bahwa
daerah yang kemajuan IPTEKnya sangat bagus, segala sesuatunya berbasis
teknologi, dan banyak penawaran kenyamanan itu hanya ada pada kota-kota besar,
tetapi kenyataannya masyarakat kita tinggal di pinggiran kota bahkan sampai
pedesaan yang jauh dari hal-hal yang mengasyikan tersebut. Banyak masyarakat
kita yang hidup jauh dari kelayakan. Untuk makanan yang bergizi (4 sehat 5
sempurna), harga untuk mendapatkan makanan tersebut sangatlah tinggi. Harga
makanan tersebut seolah-olah tidak setingkat dengan masyarakat dengan ekonomi
rendah. Untuk mendapatkan rumah atau tempat tinggal yang layak pun hanyalah
sebuah angan-angan mereka. Mereka rela hidup di kolong jembatan bersama
sampah-sampah. Kemiskinan merupakan sesuatu yang sangat menyakitkan.
Hal yang
memprihatinkan terlihat juga pada masyarakat yang diharapkan bisa membawa
Indonesia ke masa depan yang lebih baik justru malah mereka tidak menyadarinya,
mereka yaitu pemuda yang berpendidikan atau sarjana. Orang tua mereka
mengorbankan seluruh harta bendanya untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang
yang sangat tinggi. Mereka berharap anaknya mampu mengentas tuntas kemiskinan
yang ada di keluarganya dan menjadi teladan untuk adik-adiknya kelak. Orang tua
juga berharap anaknya mampu berguna bagi bangsa. Tetapi yang terjadi adalah
para pemuda berpendidikan hanyalah mengandalkan ijazahnya untuk melamar pekerjaan,
mereka tidak berfikir untuk menjadi wirausawan yang dengan cepat bisa membawa
Indonesia ke arah yang lebih cemerlang. Banyak juga di antara mereka yang
menjadi pengangguran. Mereka menganggur karena sulit dalam mencari pekerjaan
karena lowongan pekerjaan sangat sedikit. Tetapi mengapa mereka tidak mempunyai
inisiatif untuk menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri, padahal mereka
adalah pemuda-pemuda terdidik?
Mengingat masalah kurangnya lapangan
pekerjaan menurut A. Ferry T. Idratno yang merupakan pengedit buku Membentuk
Jiwa Wirausaha, salah satu kunci jawaban yang tepat untuk mengatasi masalah
tersebut adalah kewirausahaan. Kewirausahaan adalah salah satu cara untuk
mengurangi pengangguran, menciptakan lapangan kerja sehingga mampu mengatasi
keterpurukan ekonomi bangsa ini serta kemiskinan yang terjadi. Dengan
kewirausahaan masyarakat mampu menjadi pencipta lapangan kerja dan tidak lagi
hanya sebagai pencari kerja.
Kesuksesan seseorang tidak
ditentukan oleh kecerdasan seseorang, melainkan ditentukan oleh soft skills yang dimiliki. Soft skills merupakan tingkah laku yang
mencerminkan kepribadian seseorang, sikap, kemampuan berkreasi yang mampu
diterima dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan soft skills yang dimiliki, perlu juga membekali mereka dengan
pendidikan kewirausahaan agar pengetahuan kewirausahaan mereka dapat dipraktikkan
dengan baik sehingga mereka tidak merasa kebingungan dalam memasuki dunia
kerja. Semangat kewirausahaan harus diberikan sedini mungkin, karena suatu
bangsa akan maju apabila jumlah wirausa hanya
lebih dari 2 persen dari jumlah penduduk.[3]
Jumlah
pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai 7,7 juta orang
atau 6,56% dari total angkatan kerja. Pengangguran terbuka tertinggi pada
Agustus 2011 berasal dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 10,66%
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 10,43%. Pengangguran lulusan
sekolah dasar (SD) berjumlah 3,56% atau naik dari posisi Februari 2011 sebesar
3,37%.
Lalu,
pengangguran lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 8,37% atau naik
dari Februari 2011 yang mencapai 7,83%. Kemudian pengangguran lulusan Diploma
I/II/III mencapai 7,16% atau turun dari Februari 2011 sebesar 11,59%. Terakhir
pengangguran lulusan universitas turun menjadi 8,02% dari level 9,95% pada
Februari 2011.[4]
Hal tersebut disimpulkan bahwa
pengangguran di Indonesia sebagian besar adalah usia produktif. Hal ini tidak
bisa dipandang sebelah mata, karena merupakan masalah yang serius demi kemajuan
bangsa ini dan kelayakan hidup masyarakat. Terkait dengan banyaknya
pengangguran bagi usia produktif maka hal yang tepat untuk mengatasinya adalah menciptakan
wirausaha-wirausahawan muda.
Jiwa wirausaha juga bisa
diberikan oleh orang tua saat mereka masih berusia dini. Jiwa kewirausahaan
yang perlu diberikan dan dikembangkan sejak dini adalah ketrampilan yang mampu
menghadapi setiap masalah yang terjadi dengan sarana yang bisa dimanfaatkan
sehingga masalah tersebut dapat teratasi. Orang tua harus memberikan contoh
yang baik terhadap anaknya seperti menjaga agar setiap ucapannya sama dengan
tindakan yang dilakukan, memotivasi anak agar kelak mereka mempunyai jiwa
wirausaha yang benar-benar matang sehingga mampu mengurangi jumlah pengangguran
terdidik. Seorang
anak akan percaya diri apabila mereka diberikan penghargaan pada setiap karya
yang diciptakan dan ia juga akan mengembangkannya. Dengan begitu ketika mereka
besar kelak mereka mampu memecahkan berbagai masalah dengan cara-cara yang
kreatif. Mereka juga akan menjadi seorang
wirausaha yang sukses yang selalu memberikan terobosan baru bagi Indonesia.
Mengajarkan wirausaha pada anak usia dini jangan diutamakan untuk berbisnis
mencari uang tetapi utamakan untuk kreativitas berpikir mereka.
Sebagian orang berfikir bahwa pendidikan
merupakan pendorong kesuksesan. Tetapi sebenarnya orang sukses itu tidak harus
bergelar sarjana, tetapi dengan adanya latar belakang pendidikan maka akan
banyak kesempatan dan memiliki wawasan yang luas dalam melihat peluang bisnis.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa :
Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dalam kutipan di atas menunjukkan
bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara sistematis agar tujuan tersebut
dapat tercapai. Masalahnya adalah sudahkah semua pendidikan yang ada di Negara
kita ini sudah berjalan dengan baik sehingga mampu menuju tujuan yang
diharapkan. Musibah kemiskinan di Indonesia tidak semata-mata karena pendidikan
yang rendah melainkan karena kita tidak menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang
baik.
Jiwa wirausaha bagi masyarakat
Indonesia masih sangat lemah. Masih banyak mahasiswa yang berebut meraih kursi
pegawai negeri. Mereka rela berdesak-desakan antre mendaftar lalu mengikuti
ujian, ada juga mereka-mereka yang merogoh kantong untuk mengeluarkan pelicin. Lulusan
mahasiswa negara kita banyak yang hanya
mengandalkan ijazahnya untuk melamar pekerjaan di perusahaan impiannya. Padahal
hanya beberapa saja dari mereka yang bisa diterima. Mereka menampilkan dirinya justru
sebagai pencari kerja bukan sebagai pencipta lapangan kerja. Tidak seimbangnya
antara pelamar kerja dan jumlah pelamar kerja menyebabkan banyaknya penganggur
terdidik.
Pendidikan kewirausahaan di
Indonesia masih kurang mendapat perhatian dari pihak dunia pendidikan maupun
masyarakat. Banyak pendidik yang kurang memperhatikan pertumbuhan sikap,
karakter, dan perilaku wirausaha. Mereka hanya menyiapkan siswanya untuk
menjadi tenaga kerja. Untuk itu perlu mengubah pendidikan di Indonesia agar
pendidikan dapat berperan untuk membekali manusia menjadi wirausaha yang siap
serta mampu menghadapi kehidupannya. Kenyataan yang ada di Indonesia banyak
lulusan yang tidak mampu mengisi lowongan pekerjaan karena tidak cocoknya
kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Hal
ini memberi dampak jumlah pengangguran di Indonesia semakin banyak. Padahal
dengan kewirausahaan dapat diperoleh inovasi yang memberikan peluang untuk
sukses sehingga tercapailah kemajuan.
Tidak berpartisipasinya lulusan
berpendidikan ke lapangan kerja tidak hanya disebabkan karena kurangnya jiwa
wirausaha tetapi karena faktor lain seperti rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia. Seharusnya pendidikan di Indonesia tidak hanya melakukan praktik
pendidikan yang lulusannya siap memasuki lapangan kerja tetapi juga siap
menciptakan lapangan kerja. Dalam hal ini maka saya anggap bahwa pendidikan
kewirausahaan penting untuk masyarakat kita khususnya generasi muda. Langkah
pertama yang dapat dilakukan untuk memberdayakan pemuda adalah membangun jiwa
kemandirian dan semangat berwirausaha agar tercipta generasi terampil dan
tercipta pemuda yang berjiwa wirausaha besar.
Modal utama menjadi wirausaha
adalah kreativitas. Kretif adalah mampu mengubah barang yang semula tidak
bernilai menjadi barang yang bernilai tinggi. Melihat faktor tersebut, kita
dapat mengambil contoh mengapa Indonesia masih termasuk negara yang tertinggal
dalam bidang ekonomi. Jawabannya adalah karena bangsa kita kurang kreatif. Agus
Bastian menyatakan bahwa bangsa kita masih sering megekspor
barang-barang-barang mentah. Bangsa kita ini masih bermental pedagang bukan
wirausaha.[5]
Seorang wirausaha harus berani
mengambil resiko dan mengendalikan resiko tersebut sehingga dengan modal
kreatif maka seorang wirausaha mampu meminimalisir resiko yang terjadi. Seorang
wirausaha juga harus memiliki mimpi atau cita-cita. Cita-cita tersebut harus
dikembangkan dengan kreativitas yang kita miliki agar tidak hanya menjadi mimpi
belaka. Seseorang yang kreatif tidak akan berhenti berkarya walaupun banyak
terjadi kendala, mereka akan terus mencoba, mencoba, dan mencoba. Karena
kegagalan adalah sebuah motivasi untuk mereka agar mampu berkarya dengan lebih
kreatif lagi. Orang yang kreatif tidak takut melakukan kesalahan, karena
kesalahan merupakan pedoman agar kedepannya mampu melakukan sesuatu dengan lebih
baik lagi. Siapapun bisa menjadi seorang wirausaha asalkan mereka kreatif,
inovatif, mau bekerja keras, dan tidak cepat puas atas apa yang telah dicapai,
jujur, serta bertanggung jawab.Sikap tersebut bukanlah sesuatu yang dilatihkan
dalam jangka waktu pendek, namun harus dibangun secara terus menerus dan
berkelanjutan melalui pendidikan formal maupun kegiatan ekstrakurikuler.
Agar wirausaha muda cepat muncul,
maka pendidikan kewirausahaan perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua
pihak. Pendidikan kewirausahaan tidak hanya untuk menumbuhkan kesadaran untuk
berwirausaha bagi kalangan muda tetapi juga untuk menghilangkan pemikiran bahwa
menjadi Pegawai Negeri Sipil adalah segala-galanya. Materi teori memang perlu
diberikan, seperti keuntungan atau kerugian, modal, kelebihan berwirausaha.
Tetapi yang lebih penting adalah melakukan praktiknya, seperti memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk bekerja di hari-hari liburnya agar mereka
termotivasi untuk membangun sebuah usaha seperti yang ditempati tersebut.
Materi maupun praktik tersebut diberikan guna meningkatkan kretivitas, agar
kelak mereka jika sudah lulus mempunyai pandangan untuk berwirausaha dan tidak
terfokus untuk menjadi pegawai.
Program-program kewirausahaan
sangat penting bagi negara ini karena dunia usaha adalah sesuatu yang sangat
mempengaruhi keadaan ekonomi suatu bangsa. Berdasarkan Instruksi Presiden No. 4
Tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 dalam sebuah artikel yang disusun oleh (2012)
menyatakan bahwa pemerintah mengarapkan budaya kewirausahaan bisa menjadi
bagian dari etos kerja Bangsa Indonesia dan menghasilkan wirausahawan yang
tangguh, handal, dan mandiri.
Dengan semakin meningkatnya
tingkat pengangguran, maka dalam dunia pendidikan formal maupun nonformal harus
diberikan bekal untuk mengenal berbagai jenis kewirausahaan serta cita-cita apa
yang mereka inginkan. Berharap mereka tidak hanya bercita-cita sebagai pegawai
kantoran karena dalam kenyataannya lowongan pekerjaan di kantor sangatlah
terbatas, sedangkan peluang kerja di luar perkantoran justru lebih terbuka
lebar untuk semua generasi.
Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha adalah dengan sering mengikuti
seminar tentang kewirausahaan sehingga mampu menanamkan gagasan bahwa setiap
waktu adalah uang, bersemangat untuk memiliki pola hidup yang produktif.
Menjadi wirausahawan sangatlah
membantu kesejahteraan dan kejayaan masyarakat bangsa. Berwirausaha juga dapat
memberikan berbagai pilihan kebutuhan konsumen sesuai keinginan konsumen. Untuk
kreativitas yang tinggi dan mampu menghasilkan baqrang dengan kualitas tinggi
dapat mengekspornya ke luar negeri. Tidak hanya perusahaan besar yang dapat
membantu perekonomian dunia tetapi perusahaan kecilpun turut serta dalam
membangun perekonomian bangsa.
4.
Kesimpulan
Masalah yang terjadi di Indonesia harus selalu
mendapat perhatian dari semua pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat. Masalah-masalah
tersebut harus segera diselesaikan. Contohnya pengangguran yang dapat
diselesaikan dengan menumbuhkan jiwa wirausaha sehingga tercipta
wirausaha-wirausahawan muda sehingga pengangguran terdidik dapat dikurangi.
Maka dari itu jiwa wirausaha sangatlah perlu dikembangkan bagi semua generasi
yang terutama diajarkan sejak usia dini sehingga setelah mereka dewasa mereka
telah memiliki bekal wirausaha dan sapat menjadi wirausahawan yang handal.
Daftar Pustaka
Sudradjat. (2000). Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui Wirausaha. Jakarta: Bumi
Aksara.
Pembukaan
UUD 1945 alinea ke-4.
Sutomo, Rahmat.
(2012). Kewirausahaan dari Sisi Kebijakan Pendidikan. Membentuk Jiwa Wirausaha. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bastian, Agus.
(2012). Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan. Membentuk Jiwa Wirausaha. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Mardani,
Alfonsus. (2012). Membangun Kemandirian Anak Sejak Dini. Membentuk Jiwa Wirausaha. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Referensi Media Massa
Kompas. (2012). “Pentingnya
Berwirausaha Sejak Dini” diunduh dari (http://female.kompas.com/read/2012/09/10/13250447/Pentingnya.Berwirausaha.Sejak.Dini)
, pada 09 November 2013.
Anasrullah,
F. (2012). “Pentingnya
Menumbuhkan Entrepreneurship di Indonesia” diunduh dari (http://hatta-rajasa.info/read/1219/pentingnya-menumbuhkan-entrepreneurship-di-indonesia),
pada 09 November 2013.
Menurut Data dari BPS dikutip
(http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=919)
pada tanggal 28 Desember 2013
Antara, (2011). “Polda Jaya Catat
Jumlah Kriminalitas Capai 1.758” diunduh dari
(http://id.berita.yahoo.com/polda-jaya-catat-jumlah-kriminalitas-capai-1-758-075713552.html),
pada tangga; 28 Desember 2013.
[1] Menurut
Data dari BPS dikutip (http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=919)
pada tanggal 28 Desember 2013
[2] dikutip
dari (http://id.berita.yahoo.com/polda-jaya-catat-jumlah-kriminalitas-capai-1-758-075713552.html)
pada tangga; 28 Desember 2013
[3] Sutomo, Rahmat. (2012).
Kewirausahaan dari Sisi Kebijakan Pendidikan. Membentuk Jiwa Wirausaha. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
[4] Menurut data dari Badan Pusat
Statistik yang dikutip dari (http://hatta-rajasa.info/read/1219/pentingnya-menumbuhkan-entrepreneurship-di-indonesia), pada tanggal 09 November 2013.
[5] Bastian, Agus. (2012).
Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan. Membentuk
Jiwa Wirausaha. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar