Jumat, 27 Desember 2013

Menerapkan Penggunaan Linux Untuk Mengurangi Pembajakan Software di Indonesia

Menerapkan Penggunaan Linux Untuk Mengurangi Pembajakan Software di Indonesia
Oleh : Ahmad Ghilman
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
salafunk@yahoo.co.id


Abstrak
Tingkat pembajakan software di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Masyarakat lebih memilih menggunakan produk bajakan daripada menggunakan produk yang legal. Hal ini dikarenakan perekonomian masyarakat yang belum mampu membeli produk yang legal. Perlu adanya solusi untuk mengurangi tingkat pembajakan software. Dalam jurnal ini akan dipaparkan mengenai kondisi pembajakan software di Indonesia yang berasal dari literatur buku, media massa, dan internet. Sedangkan solusi untuk masalah ini adalah beralih ke sistem operasi Linux. Dengan menggunakan Linux, kita dapat mengurangi angka pembajakan software di Indonesia yang sangat tinggi. Ini karena Linux adalah sistem operasi yang gratis untuk digunakan dan bebas untuk disebarluaskan. Perlu adanya sosialisasi masyarakat tentang penggunaan Linux sebagai upaya mengurangi pembajakan software di Indonesia.
Kata kunci : pembajakan, komputer, software, sistem operasi, linux, windows

PENDAHULUAN
Perang pada pembajakan terus bergulir hingga saat ini. Pembelaan atas hak cipta terus didengungkan dimana-mana. Dalam memerangi pembajakan, telah dilakukan berbagai cara mulai dari merancang undang-undang anti-piracy dan menerapkan hukuman bagi pelanggar hak cipta. Undang-undang tentang hak cipta ini berbeda-beda di setiap negara. Di Indonesia, undang-undang hak cipta diatur dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 yang berbunyi
1.    Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
2.    Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

Namun meski sudah ada undang-undang yang mengatur tentang hak cipta, Indonesia tetap dilabeli sebagai salah satu negara dengan tingkat pembajakan yang sangat tinggi. Mulai dari pembajakan buku, musik, film hingga software dan sistem operasi komputer. Saat ini Indonesia menduduki salah satu negara dengan tingkat tertinggi pembajakan sistem operasi Windows dan software-software lainnya. Lebih 86% dari sistem operasi Windows yang digunakan orang Indonesia adalah ilegal atau hasil dari pembajakan[1]. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan mengingat Windows adalah sistem operasi komputer yang paling banyak digunakan masyarakat.
Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena pembajakan software secara komersial adalah tindakan pidana dan pelakunya dapat dikenai tuntutan. Penegakkan hukum terhadap pembajakan software sebenarnya telah berlangsung sejak lama. Pada bulan September 2001, perusahaan Microsoft dinyatakan menang dalam kasus pembajakan software dan majelis hakim dan menuntut PT. Kusumo Megah membayar ganti rugi 4,4 juta dolar AS. Microsoft menganggap ini sebagai kemenangan besar melawan pembajakan software produksinya di Indonesia. Hal ini sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang menghargai inovasi dan membangkitkan gairah industri software lokal. Pada tahun yang sama bulan Oktober, Microsoft kembali memenangkan gugatannya kepada 4 penjual computer di Indonesia, yaitu PT. Panca Putra Komputindo, HJ Komputer, HM Komputer dan Altex Komputer. Keempat penjual komputer tersebut terbukti bersalah karena meng-install software dari Microsoft ke dalam komputer yang mereka jual dan diharuskan membayar ganti rugi sebesar 4, 7 juta dollar AS.
Kasus tersebut menjadi pelajaran berharga pentingnya menghargai inovasi, terutama di bidang software komputer. Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk menegakkan undang-undang tentang software piracy. Seperti melakukan razia kepada pelaku usaha swasta, terutama toko komputer dan warnet-warnet di kota-kota besar. Upaya ini sedikit banyak berpengaruh menekan tingkat pembajakan software di Indonesia.
Namun sayangnya dari segala upaya yang telah dilakukan, Indonesia tetap menjadi salah satu negara pengguna software bajakan tertinggi. Banyak kendala yang sangat susah untuk diatasi terutama masalah pendapatan masyarakat Indonesia yang tidak mampu membeli software dengan harga asli. Oleh karena itu, Linux bisa menjadi solusi yang tepat bagi masyarakat Indonesia untuk menggantikan software dan sistem operasi yang harganya sangat mahal.
Mengapa pembajakan begitu marak di Indonesia?
Banyak penyebab mengapa masyarakat Indonesia susah sekali untuk beralih ke software dan sistem operasi yang asli. Salah satu penyebab utamanya adalah tingkat perekonomian rakyat. Masyarakat susah sekali membeli produk yang asli karena harga produk yang asli tidak lebih rendah dari pendapatan mereka. Pada tahun 2012 saja pendapatan perkapita di Indonesia masih berkitar Rp 37 juta atau sekitar Rp 3 juta setiap bulannya[2].
Dengan pendapatan perkapita yang masih jauh lebih rendah dari negara-negara maju, tentu saja ini berdampak pada masyarakat yang akan merasa keberatan untuk membeli produk yang asli. Harga-harga dari sistem operasi dan software cukup tinggi dibandingkan dengan pendapatan masyarakat Indonesia. Seperti sistem operasi yang paling banyak digunakan oleh orang Indonesia yaitu Windows, harga Windows 7 Home Premium Edition saat ini adalah Rp1.502.900,-. Lalu Windows 8 Professional Edition harganya berkisar Rp1.921.000,-. Harga tersebut hanya untuk sistem operasinya saja, sebuah komputer tentu masih membutuhkan berbagai software sebagai penunjang. Untuk software kantor misalnya, harga Office 2010 Professional Edition saat ini adalah Rp5.537.000,-. Software lainnya seperti Adobe Photoshop CS5 dengan harga $300 atau sekitar Rp2.800.000,- dan MYOB dengan harga Rp1.000.000,-[3]. Harga dari sistem operasi dan software asli bisa saja melebihi harga dari perangkatnya sendiri, yaitu komputer atau laptop.
Dengan perbandingan pendapatan dan harga software yang tidak seimbang, tentu menyebabkan sebagian besar masyarakat saat ini menggunakan software dan sistem operasi bajakan. Oleh karena itu diperlukan langkah yang lebih efektif untuk memerangi pembajakan. Undang-undang anti pembajakan terbukti tidak mampu memerangi pembajakan software dan sistem operasi karena masih banyak masyarakat yang menggunakan produk  hasil pembajakan. Selain karena kurang tegasnya penerapan undang-undang hak cipta, pembajakan juga berkaitan langsung dengan tingkat perkonomian masyakarat. Masih tidak memungkin untuk mewajibkan masyarakat membeli produk yang orisinal dengan kondisi perekonomian masyarakat saat ini.
Solusi paling efektif memerangi pembajakan software dan sistem operasi
Jika berbagai upaya telah dilakukan namun tidak menemui keberhasilan, masih solusi yang lain. Solusi efektif yang bisa dilakukan adalah beralih menuju produk yang orisinal namun berlisensi gratis sehingga masyarakat bebas untuk menggunakannya. Salah satunya dengan menggunakan sistem operasi gratis, yaitu Linux. Linux adalah operating system yang gratis untuk digunakan dan bebas untuk disebarluaskan. Kualitas Linux tidak kalah dengan sistem operasi Windows bahkan memiliki banyak kelebihan dibandingkan Windows.
Dengan kita menggunakan Linux, tidak hanya membantu menghentikan pembajakan sistem operasi saja, namun juga turut mengurangi pembajakan software atau aplikasi. Ini karena sebagian besar software yang berjalan di sistem operasi Linux adalah software yang juga gratis untuk digunakan dan disebarluaskan. Jadi dengan menggunakan Linux merupakan langkah yang sangat efektif untuk memerangi pembajakan software dan sistem operasi.
Apa itu sistem operasi?
Sistem adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional[4]. Sedangkan sistem operasi menurut American National Standart Institute (ANSI) adalah: Software yang mengontrol pelaksanaan program-program komputer, yaitu dengan mengatur waktu proses, pengecekan kesalahan, mengontrol input dan output, melakukan perhitungan, kompilasi, penyimpanan, pengolahan data serta pelbagai bentuk layanan yang terkait[5]. Jadi bisa disimpulkan bahwa sistem operasi merupakan perangkat dalam komputer yang menghubungkan antara hardware, software dan brainware sehingga dapat berfungsi sebagaimana peruntukannnya.  Sebuah komputer mustahil berjalan tanpa adanya sistem operasi. Karena sistem operasi adalah penggerak dan pengendali utama seluruh komponen komputer.
Sistem operasi sangat banyak variasinya. Sebagian besar yang digunakan saat ini adalah sistem operasi buatan perusahaan Microsoft, yaitu Windows. Masih banyak sistem operasi lain seperti MAC OS, Solaris dan Linux. Setiap sistem operasi menurunkan variannya masing-masing. Contohnya Windows: Windows 95, Windows 98, Windows ME, Windows Xp, Windows 7, dan Windows 8. Begitu pula dengan sistem operasi yang lain. Sedangkan Linux merupakan sistem operasi yang paling banyak variannya.
Sistem Operasi Linux
Linux merupakan salah satu sistem operasi yang populer digunakan di dunia. Kata “Linux” diambil dari nama penciptanya, Linus Torvald. Linus memulai pengerjaan proyek Linux pada tahun 1990 menggunakan sistem dari UNIX pada tahun 1991. Kernel pertamanya dipublikasikan atas lisensinya sendiri. Kemudian pada tahun 1992, Linus mempublikasikan kernel Linux di bawah lisensi GNU GPL. Linus berusaha mengintegrasikan GNU secara penuh pada seluruh komponen Linux. Sehingga kode sumber atau source code dari Linux mulai disebarkan secara luas sehingga banyak yang mengembangkannya. Inilah awal mula tren open source mulai berkembang di dunia IT[6].
Karena pencipta Linux menyebarkan source code sistem operasi ciptaannya secara gratis, maka para programmer di seluruh dunia beramai-ramai mengembangkan Linux. Linux berkembang dengan sangat pesat. Mulai muncul banyak varian turunan Linux atau distro Linux, contohnya seperti Debian, Red Hat, Ubuntu, openSUSE, Fedora, Mandrake, PC Linux OS, Linux Mint dan masih ada ratusan hingga ribuan varian Linux lainnya.
Kelebihan Linux Dibandingkan Sistem Operasi Lainnya
Linux adalah sistem operasi handal yang memiliki banyak kemampuan untuk mengendalikan sebuah komputer. Setidaknya ada 5 keunggulan yang dimiliki oleh sistem operasi Linux. Diantaranya yaitu:
1.    Gratis. Untuk menggunakan Linux, user tidak dipungut biaya lisensi sama sekali. Berbeda dengan Windows yang diharuskan membayar mahal untuk menggunakannya secara legal. Sistem operasi Linux juga tidak mengenal istilah pembajakan karena kita dibebaskan secara penuh untuk menggandakan dan menyebarkannya sebanyak mungkin. Kita bahkan dibebaskan untuk menjual hasil dari penggandaan Linux.
2.    Banyak pilihan. Linux merupakan sistem operasi yang paling banyak variannya. Ini karena source code Linux yang bebas untuk dikembangkan siapa saja(open source). Setidaknya sudah ada ribuan varian Linux yang bisa digunakan saat ini.Varian Linux yang paling banyak digunakan adalah Ubuntu, SuSE, Red Hat, Fedora, Mandrake, PC Linux OS, dan masih banyak lagi.
Pilihan Linux juga bisa disesuaikan dengan kegunaan komputer. Contoh komputer untuk pendidikan, kita bisa menggunakan Edubuntu. Untuk komputer server kita bisa menggunakan Ubuntu Server Edition dan Debian. Untuk multimedia ada PC Linux OS, dan Arch Linux. Sedangkan untuk kantor ada Red Hat. Ada juga Linux yang diperuntukkan untuk sistem operasi komputer di warnet yaitu ZenCafe.
3.    Dukungan aplikasi gratis. Dengan menggunakan linux, kita tidak hanya dapat menggunakan sistem operasi secara gratis, namun hampir seluruh software yang berjalan pada operating system ini juga gratis. Linux memiliki ratusan ribu aplikasi gratis yang bisa diinstal langsung melalui internet. Untuk aplikasi kantoran ada LibreOffice yang merupakan varian turunan dari Open Office yang sudah tidak dikembangkan lagi. Untuk multimedia, ada aplikasi GIMP yang merupakan software untuk mengedit foto seperti Photoshop lalu ada MyPaint untuk menggambar. Masih banyak lagi aplikasi gratis lain seperti Blender untuk membuat animasi game 3D, Open Shot untuk edit video, Apache untuk web server dan masih banyak lagi aplikasi gratis lainnya. Meskipun banyak aplikai gratis yang tersedia, masih ada sebagian aplikasi Linux lain yang berbayar seperti Corel Draw for Linux, Photoshop for Linux, Kaspersky for Linux, dan lain-lain.
4.    Tidak membutuhkan antivirus. Linux merupakan sistem operasi yang paling aman dari serangan dari luar seperti virus, spyware, worm, spam maupun serangan dari hacker. Mengapa Linus begitu aman? Salah satu penyebabnya adalah perkembangan Linux yang cepat dan sangat banyaknya varian dari Linux. Perkembangan yang terlalu cepat inilah yang membuat sistem operasi ini sulit dicari kelemahannya, karena bug selalu diperbaiki terus menerus. Walaupun pernah ada kasus tentang serangan hacking pada Linux seperti kasus. Namun serangan terhadap Linux jarang terjadi dan Linux hampir tidak membutuhkan antivirus atau software keamanan semacamnya.
Selain itu bagi yang mengutamakan keamanan dalam komputer, ada distro Linux bernama BackTrack. Distro ini berfokus pada keamanan komputer dengan memaksimalkan pengembangan di bidang security. BackTrack terpilih menjadi distro Linux paling aman di tahun 2013[7].
5.    Integrasi terhadap Windows. Keunggulan Linux dibandingkan dengan Windows adalah Linux bisa menjalankan aplikasi Windows sedangkan Windows tidak bisa menjalankan aplikasi dari Linux. Ada sebuah software bernama Wine yang berjalan pada sistem operasi Linux. Aplikasi Wine dapat menjalankan lebih dari 20 ribu aplikasi berbasis Windows (.exe), diantaranya yang cukup populer seperti Office, Adobe Photoshop, Corel Draw, AutoCAD, Adobe Acrobat,  dan masih banyak lagi. Selain itu Wine juga dapat menjalankan banyak game populer berbasis Windows seperti The Sims, Starcraft, Counter Strike, Fallout, Crysis, Dragon Age  dan banyak game lainnya yang bisa dijalankan menggunakan Wine
Selain itu Linux dapat mendeteksi partisi harddrive dari Windows seperti FAT32 dan NTFS. Namun sebaliknya partisi Linux seperti ext2, ext3 tidak bisa dideteksi oleh Windows. Keunggulan yang dimiliki Linux ini menyebabkan komputer berbasis Linux juga bisa menjalankan beberapa sistem operasi sekaligus yaitu Linux dan Windows.
6.    Dapat berjalan di banyak perangkat. Linux dikembangkan oleh jutaan programmer di seluruh dunia. Sehingga Linux mendukung banyak sekali perangkat komputer dari berbagai merk dan jumlahnya jauh lebih banyak dari Windows. Maka Linux jarang membutuhkan driver atau software tambahan untuk mendeteksi perangkat yang digunakan.

Sejarah Penggunaan Linux di Indonesia
Linux pertama kali dikenalkan secara publik oleh Paulus Suryono Adisoemarta dari Texas, USA, yang akrab dipanggil Bung Yono. Pada tahun 1992, bung Yono kembali ke Indonesia membawa beberapa keping disket berisi distro SoftLanding System (SLS). Kernel Linux pada distro tersebut masih dalam tahap revisi 0.9X (alpha testing) dengan kemampuan dukungan fitur networking yang sangat sedikit. Pada awal tahun 1990-an, kisaran harga sebuah ethernet board cukup mahal, yaitu USD 500. Harga yang begitu mahal membuat para pengembang drive ethernet Linux saat itu sangat sedikit jumlahnya[8].
Kemudian pada tahun 1994, Kernel Linux 1.0 mulai dirilis secara resmi. Pada tahun tersebut, masuk distro Slackware (kernel 1.0.8) ke Indonesia. Distro Slackware ini memiliki performa yang baik dan stabil untuk dijalankan komputer pada saat itu. Masuknya distro ini memberikan rangsangan tumbuhnya komunitas GNU / Linux di kalangan IT Indonesia. Sehingga pada tahun berikutnya penggunaan Linux mulai berkembang di berbagai kalangan. Hal ini ditandai dengan mulai banyaknya lembaga teknologi informasi yang menggunakan GNU / Linux seperti BPPT (mimo.bppt.go.id), IndoInternet (kakitiga.indo.net.id), Sustainable Development Network (www.sdn.or.id dan sangam.sdn.or.id), dan Universitas Indonesia (haur.cs.ui.ac.id).
Linux di Indonesia terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Lalu pada tahun 2002 muncul distro Linux pertama buatan anak negeri bernama Trustix Merdeka. Fokus utama dari distro ini adalah dalam bidang mobile computing, sehingga Trustix sangat mengedepankan kemudahan install, minimum package, dan dukungan multibahasa. Sayangnya pengembangan Trustix Merdeka berhenti pada tahun 2003.
Walaupun pengembangan Trustix terhenti, para pengembang Linux di Indonesia juga banyak yang mulai menciptakan distro linux yang lain. Maka lahirlah distro baru seperti Bijax, Rimbalinux, TrustCafe, Linuxsehat, dan yang paling populer adalah BlankOn. Distro BlankOn diciptakan untuk memenuhi kebutuhan umum komputer masyarakat Indonesia. BlankOn berbasis Fedora Core 3 yang dikembangankan oleh Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) bekerja sama dengan UNESCO. Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) juga tidak mengembangkan Linux dengan nama distro Depdiknux. Distro ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan JARDIKNAS. Di kalangan pemerintah juga menerbitkan distro Linux GSI (Government Secured Intranet) atau jaringan komunikasi pemerintahan tertutup.
Penggunaan Linux di Indonesia
Meskipun Linux mengalami perkembangan yang cukup pesat di Indonesia, namun sistem operasi yang masih paling banyak digunakan masyarakat Indonesia adalah Windows. Setidaknya 90 persen dari seluruh sistem operasi yang digunakan di Indonesia saat ini adalah buatan dari Microsoft. dan 85% dari sistem operasi Windows yang digunakan di sini adalah hasil pembajakan. Ini tentu membuat perang terhadap pelanggaran HAKI semakin sulit karena banyaknya masyarakat kita yang masih menggunakan produk ilegal.
Sementara hanya sekitar 10% saja masyarakat Indonesia yang menggunakan Linux. Dan ini didominasi  oleh kalangan lembaga Teknologi Informasi seperti BPPT, UI, Indointernet dan lain-lain. Sementara masih banyak instansi lainnya yang masih menggunakan operating system bajakan.
Mengapa sedikit masyarakat yang menggunakan Linux?
Banyak faktor yang menjadi alasan mengapa masyarakat Indonesia masih sedikit sekali yang menggunakan sistem operasi Linux. Walaupun Linux tidak kalah dari sisi performa maupun atau kemampuan, nyatanya banyak masyarakat kita yang lebih memilih menggunakan sistem operasi Windows bahkan menggunakan bajakannya. Berikut ini beberapa alasan yang mungkin menjadi penyebab susahnya memasyarakatkan penggunaan Linux kepada orang Indonesia.
1.      Sedikit masyarakat yang mengenal Linux.
Banyaknya masyarakat kita yang menggunakan Windows sehingga sedikit sekali yang mengetahui sistem operasi lain seperti Linux. Kurangnya publikasi luas menjadi penyebab mengapa hanya sebagian kecil yang mengetahui tentang sistem operasi ini. Ini juga disebabkan terlalu banyaknya masyarakat yang menggunakan Windows, baik itu di lingkungan rumah sampai instansi seperti sekolah dan kantor. Terlalu banyaknya pengguna Windows, membuat masyarakat tidak mengetahui ada sistem operasi lain yang lebih handal dan gratis untuk digunakan.
2.      Sudah terbiasa dengan Windows.
Masyarakat Indonesia sudah terlalu nyaman untuk menggunakan Windows. Kita lebih terbiasa dengan tampilan, fitur, interface, dan fasilitas dari Windows dibanding sistem operasi lainnya, seperti Linux walaupun tidak kalah kualitas dengan Windows. Sifat masyarakat kita yang masih suka berada di comfort zone menjadikan kita susah sekali beralih ke produk yang lebih baik dan legal. Banyak masyarakat lebih memilih menggunakan sistem operasi bajakan daripada menggunakan sistem operasi yang bagus, gratis, dan legal seperti Linux.
3.      Penggunaan Linux dianggap sulit.
Memang kita tidak bisa menutup kemungkinan bahwa pengoperasian pada Linux lebih susah daripada Windows. Apalagi jumlah distro Linux yang sangat banyak, cara mengoperasikannya pun berbeda-beda antar satu distro dengan distro lain. Berbeda dengan Windows yang memiliki sedikit varian, sehingga sebanyak apapun referensi yang digunakan, langkah dan metodenya hampir sama. Bahkan antar satu varian dengan varian Windows lain, tidak jauh berbeda dari sisi pengoperasiannya.
4.      Sedikit referensi tentang Linux.
Referensi tentang Linux baik itu berupa pengenalan maupun panduan jauh lebih sedikit daripada yang dimiliki Windows. Sebagian besar buku komputer saat ini membahas yang berkaitan dengan Windows saja. Pun begitu, di internet kebanyakan referensi komputer juga tentang Windows. Software-software yang diulas rata-rata adalah software yang berjalan di sistem operasi Windows. Maka imbasnya adalah masyarakat kita lebih mengenal Windows dibandingkan dengan Linux.
5.      Mudahnya mendapatkan Windows bajakan.
Saat ini kita dengan sangat mudah mendapati CD/DVD Windows bajakan. Windows bajakan tersebut dijual sangat murah, jauh lebih murah daripada harga aslinya. Jika harga asli bisa mencapai angka Rp 1 juta, untuk mendapatkan bajakannya kita bisa mendapatkannya dengan harga kurang dari Rp 20 ribu bahkan gratis. Hampir setiap toko komputer menjualnya dan banyak yang memberikan jasa instalasi Windows bajakan. Tentu saja hal ini membuat minat masyarakat terhadap Linux sangat sedikit karena hanya sebagian kecil saja yang menjual CD/DVD Linux dan menerima jasa instalasinya jika dibandingkan dengan Windows.

Bagaimana solusi untuk memerangi pembajakan software dan sistem operasi?
Dibutuhkan kerja sama semua pihak, baik itu pemerintah, pejabat, pengusaha hingga masyarakat untuk meningkatkan jumlah pemakai Linux di Indonesia. Tidak mudah untuk mengubah kebiasaan masyarakat yang sudah terlanjur dimanjakan dengan penggunaan software dan sistem operasi bajakan. Kita harus mulai sedini-mungkin menerapkan langkah-langkah untuk memperluas penggunaan Linux  di kalangan masyarakat Indonesia.
Penggunaan Linux harus dimulai di kalangan pendidikan. Karena pendidikan adalah suatu lembaga untuk mendidik. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : 16). Maka untuk mendidik masyarakat agar beralih ke produk yang lebih baik, tentu saja harus diawali dari kalangan pelaku pendidikan atau akademisi.
Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan penggunaan Linux di lembaga pendidikan seperti di sekolah dan kampus. Di laboratorium sekolahan misalnya, harus mulai menggunakan Linux sebagai sistem operasinya. Sehingga pembelajaran TIK di sekolahan bisa berbasiskan Linux. Para guru dan murid yang memiliki laptop atau komputer juga dihimbau atau bahkan diwajibkan untuk tidak menggunakan Windows bajakan. Menerapkan penggunaan Linux di lingkungan pendidikan merupakan langkah yang efektif untuk memperluas Linux di kalangan masyarakat.
Begitu pula di kalangan pemerintahan. Selama ini pemerintah menganggarkan biaya yang tidak sedikit untuk membeli produk Windows yang asli. Dengan menggunakan Linux tentu saja pemerintah bisa menghemat anggaran negara dengan efektif dan efisien. Komputer-komputer yang selama ini digunakan di instansi negara, diharapkan untuk menggunakan Linux sebagai sistem operasinya. Tentu saja sebelum menerapkan penggunaan Linux di kalangan pemerintahan, pemerintah harus terlebih dahulu mensosialisasikan Linux. Yaitu dengan cara mengadakan pelatihan pengoperasian Linux kepada para pejabat dan pegawai instansi negara lainnya.
Selain itu pemerintah diharapkan untuk memberlakukan peraturan yang ketat kepada instansi swasta yang menggunakan produk Windows bajakan. Walaupun pemerintah sudah mengatur perundang-undangan tentang hal ini, namun selama ini pemerintah dinilai kurang tegas untuk menerapkan atau memberikan sanksi yang tegas kepada para pelanggarnya. Masih banyak instansi, bahkan perusahaan swasta skala besar yang tetap menggunakan Windows bajakan walaupun mereka mampu membeli yang asli. Dengan menerapkan peraturan dan sanksi yang tegas, hal ini akan mendorong instansi swasta untuk beralih ke produk yang lebih murah, seperti Linux.
Sebagian besar masyarakat memang belum bisa beralih langsung dari Windows ke Linux. Namun kita bisa menggunakan metode dual OS yaitu 2 sistem operasi dalam satu komputer, contohnya Linux dan Windows. Ini adalah salah satu keunggulan Linux dibanding sistem operasi lain. Dengan metode ini paling tidak bisa menarik minat masyarakat untuk menggunakan Linux. Tentu saja ini harus didukung dengan peran pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kementerian Teknologi Informasi untuk sebisa mungkin memberikan sosialisasi dalam bentuk pelatihan kepada masyarakat tentang Linux.
Selain itu penyebaran copy CD/DVD dari Linux juga seharusnya dipermudah sehingga dapat memasarkan Linux dengan lebih cepat dan lebih luas di kalangan masyarakat. Selain dalam bentuk cakram, saat ini sudah ada beberapa situs akademisi dalam negeri yang menyediakan link untuk mengunduh file Linux. Beberapa diantaranya adalah :
·           http://kambing.ui.ac.id/iso/
·           http://kambing.ui.edu
·           http://belajar.internetsehat.org/iso
·           http://repo.opensource.telkomspeedy.com/iso
·           http://buaya.klas.or.id/pub/


SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Linux adalah sistem operasi yang gratis dan open-source. Linux bebas untuk disebarluaskan dan ini adalah keunggulan utama dari Linux. Meskipun gratis, Linux tidak kalah dengan sistem operasi berbayar lain seperti Windows. Sehingga Linux bisa menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi tingkat pembajakan software komputer.
Saran
Penerapan penggunaan Linux harus dilakukan sesegera mungkin. Memang kita tidak bisa langsung memaksa masyarakat untuk beralih menggunakan sistem operasi Linux. Namun paling tidak kita harus berusaha mensosialisasikan pendidikan tentang penggunaan Linux kepada masyarakat agar segera beralih dari produk Windows bajakan kepada produk yang lebih murah dan legal yaitu Linux.
Kepada pemerintah agar lebih meningkatkan sosialisasi penggunaan Linux kepada masyarakat. Pemerintah juga diharapkan tidak hanya membuat regulasi, tetapi juga memberikan solusi untuk penggunaan software komersial di kalangan pegawai negeri, pelaku usaha swasta, dan masyarakat agar mengurangi pembajakan dan beralih ke produk yang gratis dan legal.

DAFTAR PUSTAKA
Annisa Tri Maryana. 2013., 86% Sistem Operasi Windows di Indonesia adalah Bajakan. http://student.uniku.ac.id/annisatrimaryana/2013/09/30/86-sistem-operasi-windows-di-indonesia-adalah-bajakan. Diakses pada tanggal 9 Nopember 2013.
Dako, Amirudin Y, Januari 2008, "Pembajakan Software Komputer dan Aspek Pengaturan Hukumnya". Jurnal Pelangi. Volume 1, No. 1, http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI /article/view/583, 27 Desember 2013.
David Hayward. 2012., The History of Linux: how time has shaped the penguin. http://www.techradar.com/news/software/operating-systems/the-history-of-linux-how-time-has-shaped-the-penguin-1113914. Diakses pada tanggal 7 Nopember 2013.
Djojodihardjo, Harijono. 1984. Pengantar Sistem Komputer. Jakarta: Erlangga.
Kartika Runiasari. 2010., Pendapatan Per Kapita RI Rp 37 Juta. http:// suaramerdeka.com/index.php/read/news/2013/02/18/146013/Pendapatan-Per-Kapita-RI-Rp-37-Juta. Diakses pada tanggal 7 Nopember 2013.
Katherine Noyes. 2013., The 2013 Top 7 Best Linux Distributions For You. http://www.linux.com/news/software/applications/708977-the-2013-top-7-best-linux-distributions-for-you. Diakses pada tanggal 7 Nopember 2013.
Muhammad Aiyub MN. 2013., Sistem Operasi: Sejarah dan Perkembangan. http://www.academia.edu/3154663/Sistem_Operasi_komputer_-_Computer_Operating_System. Diakses pada tanggal 26 Desember 2013.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
PT Digital Asia Utama. 2013., Daftar Harga Software Asli. http:// www.softwareasli.com/,. Diakses pada tanggal 7 Nopember 2013.
Samik-Ibrahim, Rahmat M. 2003. “Sejarah Linux di Indonesia”. Tempo 12 September 2003.
Undang-undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (UUHC)
Universitas Sam Ratulangi. 2010., Perubahan Atas Undang-Undang no.6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta. http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_7_1987.htm. Diakses pada tanggal 10 Nopember 2013.
Widyatmoko, Joko. 2007. Computer around us: Sistem operasi untuk SMA/MA. Yogyakarta: Penerbit Andi.






[1] Annisa Tri Maryana “86% Sistem Operasi Windows di Indonesia adalah Bajakan”, diakses dari http://student.uniku.ac.id/annisatrimaryana/2013/09/30/86-sistem-operasi-windows-di-indonesia-adalah-bajakan/, pada tanggal 9 Nopember 2013 pukul 18.44
[2] Kartika Runiasari, “Pendapatan Per Kapita RI Rp 37 Juta”, Suara Merdeka, diakses dari http:// suaramerdeka.com/index.php/read/news/2013/02/18/146013/Pendapatan-Per-Kapita-RI-Rp-37-Juta, pada tanggal 7 Nopember 2013 pukul 08.52
[3] PT Digital Asia Utama “Daftar Harga Software Asli”, Software Asli, diakses dari http:// www.softwareasli.com/, pada tanggal 7 Nopember 2013 pukul 20.11
[4] Harijono Djojodihardjo, Pengantar Sistem Komputer (Jakarta: Erlangga,1984), 78
[5] Muhammad Aiyub MN, “Sistem Operasi Komputer: Sejarah dan Perkembangan”, Acedemia, diakses dari http://www.academia.edu/3154663/Sistem_Operasi_komputer_-_Computer_Operating_System, pada tanggal 26 Desember 2013 pukul 09.25
[6] David Hayward, “The history of Linux: how time has shaped the penguin”, TechRadar, diakses dari http://www.techradar.com/news/software/operating-systems/the-history-of-linux-how-time-has-shaped-the-penguin-1113914, pada tanggal 7 Nopember 2013 pukul 08.19
[7] Katherine Noyes, “The 2013 Top 7 Best Linux Distributions for You”, Linux.com, diakses dari http://www.linux.com/news/software/applications/708977-the-2013-top-7-best-linux-distributions-for-you, pada tanggal 7 Nopember 2013 pukul 21.10
[8] Rahmat M. Samik-Ibrahim, “Sejarah Linux di Indonesia”, Tempo, 12 September 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar