Oleh FN Muktiono Dimi
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang
Abstrak
Dewasa ini perkembangan teknologi sangatlah pesat.
Oleh karena itu, banyak negara yang berlomba lomba memajukan masing masing
teknologi informasinya. Dengan begitu, maka teknologi informasi kini menjadi
sangatlah penting, bahkan dapat juga dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan
suatu bangsa terhadap bangsa bangsa lain. Di Indonesia sendiri, Kurikulum 2013
menyatakan bahwa mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dihapuskan. Dengan
alasan bahwa teknologi informasi dan komunikasi akan diterapkan secara implisit
kedalam semua mata pelajaran. Namun pada realitanya tidak semua guru menguasai
teknologi informasi, di tambah lagi bagi sekolah yang berada di pelosok
pedalaman. Maka dari itu mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi perlu
diberikan kepada peserta didik secara formal dengan kurikulum yang lebih
kompetitif agar pembangunan nasional tercapai sesuai tujuannya.
Kata kunci : teknologi informasi dan komunikasi, kurikulum,
formal, pembangunan nasional.
Pendahuluan
Dewasa
ini globalisasi tidak dapat dihindarkan lagi, mau tidak mau semua bangsa yang
ingin bertahan harus menerima arus globalisasi. Terutama teknologi informasi,
teknologi informasi inilah yang mempunyai peran besar dalam sebuah era
globalisasi. Untuk itu, agar kita mampu menyesuaikan diri di era globalisasi
ini, kita sendiri harus bisa memahami teknologi informasi yaitu antara lain
dengan mengadakan pendidikan tentang teknologi informasi dan komunikasi. Namun,
disaat semua bangsa berlomba lomba untuk memajukan teknologi informasinya, kita
sebagai bangsa Indonesia malah menghapuskan progam pendidikan teknologi
informasi dan komunikasi ini di jenjang pendidikan sekolah dasar dan sekolah
menengah. Padahal progam wajib belajar penduduk Indonesia ialah 9 tahun dan
pada 9 tahun itu pendidikan hanya baru sampai pada jenjang sekolah menengah
pertama. Hal itu berarti peserta didik tidak menerima pendidikan teknologi
informasi dan komunikasi jika hanya terpaku pada wajib belajar 9 tahun
tersebut.
Masalahnya,
pendidikan teknologi informasi ini perlu diadakan secara formal sebagai mata
pelajaran atau diterapkan secara implisit ke dalam semua mata pelajaran.
Permasalahan ini yang sebenarnya sedang dihadapi oleh pemerintah. Sebagai
sebuah bangsa yang besar, tidaklah mudah bagi pemerintah untuk mengatur semua
elemen elemen termasuk elemen pendidikan. Indonesia sendiri merupakan negara
kepulauan yang tidak semua sistem kependudukannya merata. Jika diamati lagi,
pemerintah seharusnya menengok wilayah kota dan wilayah pedalaman sebelum
menetapkan ataupun membuat suatu kebijakan agar kebijakan tersebut tidak
menimbulkan kontroversi dan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat.
Teknologi
Informasi dalam Era Globalisasi
Seperti
yang telah kita ketahui bahwa teknologi informasi merupakan suatu unsur yang
sangat dominan dalam globalisasi, teknologi informasi sendiri sebenarnya juga
menjadi tolak ukur tersendiri bagi suatu bangsa untuk melihat dirinya apakah
sudah siap menerima globalisasi. Martin (dalam Sitompul, 2004), mendefinisikan
teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer yang digunakan
untuk memproses dan menyimpan informasi melainkan juga mencakup teknologi
komunikasi untuk mengirimkan informasi. Ia juga menyatakan bahwa suatu revolusi
informasi membawa peluang atau ancaman yang baru, sehingga suatu organisasi
yang ingin bertahan harus memiliki pemahaman dan fleksibilitas terhadap
teknologi informasi.
Teknologi informasi sendiri di Indonesia
berkembang cukup pesat. Menurut Siswanto(dalam Anwar, 2009), dalam arti sempit
teknologi informasi menjelaskan sisi teknologi dari sebuah sistem informasi
mulai dari software, hardware, database, network, dan peralatan lain. Sedangkan
dalam konsep luas, teknologi informasi mencakup suatu koleksi sistem informasi,
pemakai, dan manajemen bagi keseluruhan organisasi. Dengan penggunaan teknologi
informasi tersebut maka akan dapat meningkatkan efesiensi, kualitas, dan
efektifitas baik dalam dunia industri, pendidikan, maupun politik. Dengan
teknologi informasi inilah yang dapat dijadikan sebagai pembeda antara negara
maju dan negara berkembang. Kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi di negara maju sebenarnya didukung oleh sistem informasi yang
mapan, akan tetapi begitu pula sebaliknya, sistem informasi yang lemah di
negara berkembang mengakibatkan keterbelakangan mereka dalam menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Jadi, dalam era globalisasi seperti sekarang ini
teknologi informasi menjadi sebuah tolak ukur tersendiri bagi sebuah negara
dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peran
Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan
Teknologi
informasi dan komunikasi mempunyai peran yang besar saat ini dan teknologi
informasi merupakan sektor yang paling dominan di masa mendatang. Hal ini tidak
dipungkiri lagi bahwa pendidikan juga akan melibatkan teknologi informasi
sebagai suatu komponennya. Menurut Bishop G. (dalam Wardiana, 2002), ia
meramalkan bahwa pendidikan di masa mendatang akan lebih bersifat fleksibel,
terbuka, dan dapat di akses oleh siapapun tanpa memandang faktor jenis, usia,
ataupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Oleh karena itu, teknologi
informasilah yang menjadi solusinya agar pendidikan dapat diakses dengan mudah
dan lebih terbuka.
Banyak sekali peran teknologi
informasi dalam dunia pendidikan. Dengan adanya teknologi informasi dalam dunia
pendidikan sekarang ini, sudah tidak asing lagi bagi kita yang menjumpai
sisitem pendidikan yang menggunakan media internet untuk menghubungkan antara
mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, melihat
jadwal, mengirimkan berkas tugas, bahkan melakukan kegiata administrasi
pendidikan. Semua itu dapat dilakukan tanpa harus bertatapan langsung (face to face). Walaupun hal ini lebih
banyak diterapkan dalam perguruan tinggi, akan tetapi di masa medatang bisa
saja hal ini diterapkan dijenjang yang lebih rendah dari perguruan tinggi
karena semua itu tergantung dari kemampuan peserta didik untuk mengenali,
memahami, dan dapat menggunakan sebuah sistem informasi yang telah dirancang.
Dengan adanya sistem informasi di
dalam dunia pendidikan tentulah melahirkan teknologi yang sifatnya memudahkan
kita sebagai peserta didik maupun tenaga pendidik dalam melakukan proses pendidikan.
Berkembangnya pendidikan terbuka dengan metode pendidikan jarak jauh (distance learning). Metode ini dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi internet secara maksimal dengan membuat sebuah
sistem informasi secara onine yang dapa diakses oleh siapapun juga. Dengan
begitu metode ini dapa memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat, dan
bahkan dapat meningkatkan efektivitas pendidikan. Selain dengan adanya metode
pendidikan jarak jauh, maka dalam hal ini juga terjadinya aktivitas berbagi
sumber daya (sharing resource) antara
lembaga pendidikan maupun pelatihan. Peranan teknologi informasi dalam dunia
pendidikan memanglah sangat luas, kita dapat menganalisis berbagai sumber
permasalahan atau kesulitan yang ada di dalam pendidikan kita dan memberikan solusi
dengan menggunakan teknologi informasi sebagai salah satu alternatif
penyelesaian atau penyempurnaan dari sebuah masalah.
Teknologi
Informasi dan Komunikasi dengan Pendidikan Formal di Indonesia
Pada
era Kurikulum 2013 sekarang ini, mata pelajaran teknologi informasi dan
komunikasi di jenjang sekolah menengah pertama dan jenjang sekolah menengah
atas dihapuskan. Hal ini diputuskan oleh pemerintah dengan alasan bahwa
pendidikan teknologi informasi di Indonesia itu sudah tidak diperlukan lagi
karena siswa dapat mempelajarinya sendiri dan dengan adanya mata pelajaran
teknologi informasi dan komunikasi sendiri berdampak pada anggaran pemerintah
untuk keperluan meremajakan fasilitas pendukung mata pelajaran teknologi
informasi dan komunikasi itu sendiri. Menurut Hidayat (dalam Muhammad, 2013),
mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi seharusnya di perkaya,
pengayaan tersebut lebih baik juga mencakup tentang media sosial, undang undang
informasi transaksi elektronik, internet sehat, dan bagaimana mengembangkan
industri kreatif lewat internet. Dengan begitu maka Indonesia akan bersiap
untuk menghadapi persaingan pasar bebas kedepannya.
Selama ini pemerintah hanya
mempertimbangkan pendidikan dalam tingkatan kota atau daerah yang relatif maju
saja, akan tetapi tidak bagi sekolah sekolahan yang berada di daerah yang
relatif bisa dikatakan terbelakang. Jika hal tersebut masih saja dilakukan,
maka yang terjadi ialah meningkatnya kesenjangan penguasaan teknologi informasi
antara wilayah yang dapat dikatakan maju dan wilayah yang dapat dikatakan
tertinggal. Hal ini berarti fungsi pemerataan pendidikan dalam sistem
pendidikan nasional belum tercapai secara maksimal.
Untuk menghadapi tantangan sesuai
dengan perubahan global seperti yang di gambarkan pada Undang Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan, maka hendaknya standar kompetensi mata pelajaran teknologi
informasi dan komunikasi di tingkatkan, dimana peserta didik tidak lagi diajarkan
tentang penggunaan penggunaan software maupun hardware pada komputer saja
melainkan peserta didik sudah mulai diajarkan tentang pengembangan pengembangan
suatu aplikasi ataupun tentang bagaimana menciptakan industri kreatif lewat
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era global ini, sehingga
peserta didik setelah lulus nantinya memiliki ketrampilan yang dapat
dimanfaatkan dalam dunia industri.
Pada Kurikulum 2006 sebelumnya,
teknologi informasi dan komunikasi diberlakukan sebagai substansi yang dimana
teknologi informasi dan komunikasi tersebut dijadikan sebagai mata pelajaran
tersendiri. Dengan adanya mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi
tersebut siswa diajari untuk mengenal dan merawat peralatan teknologi informasi
dan teknologi komunikasi agar selanjutnya dapat mengembangkan potensi potensi
teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan peluang di era globalisasi
ini.
Melihat pada Kurikulum 2006
sebelumnya, seharusnya pada Kurikulum 2013 ini teknologi informasi dan komunikasi
masih dipertahankan sebagai substansi dimana yang seharusnya juga mata
pelajaran teknologi informasi dan komunikasi ditingkatkan standar
kompetensinya. Dari yang sebelumnya peserta didik hanya diajarkan untuk
mengenal dan merawat, kini seharusnya peserta didik diajarkan untuk
mengembangkan dan membuat teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri agar
dapat diaplikasikan pada masyarakat nantinya.
Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam Pembangunan Nasional
Pada
hakekatnya pembangunan nasional merupakan seluruh rangkaian upaya pembangunan
bangsa terhadap semua elemen yang berkesinambungan meliputi aspek kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara. Pembangunan nasional sendiri pada dasarnya
dilaksanakan untuk menunjang terwujudnya tujuan nasional yang sebagaimana
tercantum di dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Teknologi informasi dan komunikasi
sendiri sebenarnya merupakan salah satu unsur yang perlu kita bangun untuk
mencapai pembangunan nasional yang sesuai tujuannya. Karena telah dijelaskan
diatas bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan unsur yang paling
dominan dalam era globalisasi sekarang ini. Jika seluruh rakyat Indonesia dari
sabang sampai merauke memiliki kemudahan dalam berkomunikasi dan mengakses
informasi, maka tidak dapat dipungkiri lagi dalam waktu jangka pendek
pembangunan nasional akan segera tercapai. Namun dari semua itu tentu pastinya
terdapat efek negatifnya, misalnya seperti kemudahan akses video porno, cyber
crime, perjudian, dan lain sebagainya. Oleh karena itu peran seorang tenaga
pendidik di bidang teknologi informasi dan komunikasi sangatlah diperlukan agar
dapat mengontrol efek negatif itu lewat pendidikan formal di Indonesia. Di sini
peran seorang guru mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi adalah
memberikan pengarahan pengarahan bagaimana para peserta didiknya menggunakan
teknologi informasi dengan bijak.
Menurut Wriston (dalam Sitompul,
2004), reformasi informasi akan membawa suatu ledakan peluang dan ancaman,
dimana sebuah organisasi yang ingin bertahan harus memiliki pemahaman terhadap
tekologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu jika kita sebagai bangsa
Indonesia tidak memiliki pemahaman yang mendasar tentang apa itu teknologi
informasi dan komunikasi maka kita sendiri akan mengalami keterbelakangan dalam
menghadapi tantangan global. Jadi, sebelum kita lebih jauh melakukan
pembangunan maka kita harus bisa memantapkan dasar dari sebuah pembangunan
tersebut. Karena pada hakekatnya pembangunan tersebut akan menjadi lebih baik
apa bila dasarnya baik dan akan menjadi lebih buruk apa bila dasarnya buruk.
Selain teknologi informasi dan
komunikasi dikatakan sebagai salah satu elemen tersendiri, teknologi informasi
juga berperan besar terhadap elemen elemen lainya seperti dalam bidang
pendidikan, ekonomi, pemerintahan, dan lain sebagainya. Karena dalam
pembangunan nasional, antara satu elemen ke elemen yang lain sifatnya
berkesinambungan. Disini saya akan membahas beberapa peran teknologi informasi
dan komunikasi kedalam beberapa bidang.
Bidang pendidikan, menurut
Mhukopadhyay (dalam Wardiana, 2002), globalisasi telah memicu transformasi
pendidikan dari yang berkonsep tatap muka menjadi yang lebih terbuka. Hal yang
dimaksud oleh Mhukopadhyay ini contohnya seperti pembelajaran jarak jauh (e learning). Di mana dalam pembelajaran
jarak jauh ini pendidikan menghilangkan pertemuan secara langsung antara tenaga
pendidik dengan peserta didik. Dengan konsep ini maka para peserta didik tidak
perlu jauh jauh menghabiskan biaya dan tenaga untuk bertemu secara tatap muka
dengan tenaga pendidik. Peserta didik juga diajarkan untuk mandiri dengan
memilih mana yang lebih penting baginya dan mana yang kurang penting. Seperti
yang sudah saya jelaskan bahwa pendidikan dengan konsep ini lebih bersifat
luwes(fleksibel).
Bidang pemerintahan, dalam hal ini
pemerintah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana untuk
menghubungkan pemerintah dengan masyarakat, pemerintah dengan pengusaha, maupun
pemerintah dengan pemerintah. Hal ini disebut e goverment, dimana pemerintah
dapat menggunakan jaringan internet dengan membuat website yang menjadikan
pemerintah dapat diakses oleh siapapun. Konsep seperti ini dapat membuat
pelayanan pemerintah terhadap masyarakat lebih efisien, dimana pemerintah dapat
membuka sumber informasi selama 24 jam lewat website tanpa hari libur dan
masyarakat juga tidak perlu repot repot mengeluarkan biaya untuk datang ke
kantor pemerintahan setempat.
Bidang ekonomi dan perbankan,
penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang perbankan dapat
menunjang pembangunan ekonomi bangsa kita. Penerapan tersebut sebenarnya sudah
sering kita jumpai seperti internet banking. Internet banking ini cukup
berperan besar dalam dunia perbankan, dengan internet banking kita dapat
bertransaksi dari mana saja dan kapan saja lewat internet. Tentu saja dengan
pelayanan seperti itu akan memudahkan masyarakat dalam mengurus keuangan
mereka. Selain internet banking sebenarnya juga masih banyak pelayanan
pelayanan yang melibatkan peran teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia
perbankan. Selain perbankan, kita juga dapat menjumpai toko online atau lebih
sering kita kenal dengan istilah ol shop. Dimana kita juga dimudahkan untuk
bertransaksi secara online tanpa harus bertemu langsung dengan sang penjual
atau pembeli. Dengan adanya konsep ol shop ini banyak kelebihan kelebihan yang
dapat diambil oleh beberapa elemen. Dari sisi pengusaha, ol shop membantu
mereka untuk memasarkan produk mereka tanpa banyak mengeluarkan biaya
pemasaran. Dan tentunya ol shop ini dapat menjangkau seluruh dunia. Sedangkan
dari sisi konsumen, kita dimudahkan untuk mencari barang barang sesuai
kebutuhan kita tanpa harus keluar menemui sang produsen walaupun antar negara
sekalipun. Dari sisi pembangunan sendiri hal ini tentu dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berdampak baik terhadap pembangunan
ekonomi di negara kita.
Pendidikan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan Pembangunan Nasional
Pendidikan
merupakan salah satu usaha suatu bangsa untuk mencapai tujuan dari pembangunan
baik dalam bentuk formal, nonformal, maupun informal. Di sini saya akan
mengkaitkan relasi antara pendidikan dengan pembangunan nasional, terutama
pendidikan di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang sedang saya bahas
dalam tulisan ini. Ada beberapa rumusan yang berkaitan tentang pendidikan
teknologi informasi dan komunikasi dengan pembangunan nasional.
Pertama,
pendidikan teknologi informasi dan komunikasi yang ideal dapat menciptakan
sumber daya manusia yang mengerti ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan
tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Di mana sumber daya manusia ini
tidak hanya dapat menyesuaikan diri dengan keadaan globalisasi melainkan juga
dapat menjadi sumber daya yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Dengan begitu maka bangsa Indonesia dapat ikut terlibat ke dalam persaingan di
bidang teknologi globalisasi dengan bangsa bangsa lain. Namun dalam prosesnya
sendiri, untuk mendapatkan pendidikan teknologi informasi dan komunikasi yang
ideal sangatlah tidak mudah. Di Indonesia sendiri, pendidikan sudah mengalami
beberapa kali revisi kurikulum dan masih perlu disempurnakan lagi.
Kedua,
dengan adanya pendidikan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia
tentunya hal ini juga akan memajukan teknologi informasi dan teknologi
komunikasi di Indonesia di berbagai bidang. Hal ini berarti melalui pendidikan,
teknologi informasi dan komunikasi dapat memberikan peran terhadap segala
bidang baik dari pendidikan tersebut untuk bidang ekonomi, pendidikan untuk
bidang sosial, pendidikan untuk bidang pemerintah, bahkan pendidikan untuk
pendidikan itu sendiri. Dengan begitu maka pendidikan teknologi informasi dan
komunikasi itu penting untuk dikembangkan karena dampaknya terjadi di berbagai
bidang.
Ketiga,
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat menjadi lahan industri
sekaligus dapat juga menjadi daya pendukung dunia industri. Saat ini banyak
sekali industri berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang dapat kita
jumpai di Indonesia, misalnya Telkom. Dengan adanya industri industri tersebut
secara tidak langsung perekonomian Indonesia akan lebih maju sehingga mendorong
ke arah pembangunan. Maka dari itu pendidikan teknologi informasi dan
komunikasi tersebut perlu dikembangkan, baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.
Dari ketiga rumusan diatas dapat
kita lihat bahwa dalam pembangunan nasional memerlukan adanya pendidikan
teknologi informasi dan komunikasi. Karena dengan adanya pendidikan teknologi
informasi dan komunikasi yang ideal maka peran teknologi informasi dan
komunikasi terhadap pembangunan nasional akan semakin konkrit. Sedangkan untuk
mendapatkan pendidikan teknologi informasi dan komunikasi sendiri, Indonesia
masih terus menyempurnakannya walaupun masih menimbulkan beberapa kontroversi
bagi kalangan tertentu, misalnya kontroversi tentang kebijakan pemerintah dalam
Kurikulum 2013 yang menetapkan bahwa mata pelajaran teknologi informasi dan
komunikasi di jenjang SD, SMP, dan SMA dihapuskan. Permasalahan permasalahan
tersebut sangatlah ramai di dunia maya. Walaupun pemerintah sendiri memiliki
beberapa alasan yang cukup nyata untuk menghapuskan mata pelajaran tersebut,
namun beberapa kalangan juga mempunyai alasan yang cukup kuat untuk
menyangkalnya. Karena mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi
tersebut merupakan bagian pendidikan teknologi informasi dan komunikasi di
Indonesia.
Kesimpulan
Dari seluruh
uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa antara teknologi informasi,
teknologi komunikasi, globalisasi, dan pembangunan nasional terdapat sebuah
relasi yang tidak dapat dipisahkan, dan dari relasi tersebut dapat dilihat
bahwa dalam menghadapi era globalisasi ini tidak lepas dengan yang namanya
teknologi informasi dan komunikasi, karena bagaimanapun juga, seperti yang
telah dijelaskan pada uraian di atas bahwa unsur yang mendominasi dalam era
globalisasi sekarang adalah teknologi informasi. Dimana mau tidak mau kita
harus menyesuaikan diri dengan segala inovasi terhadap teknologi informasi.
Sedangkan untuk mencapai pembangunan nasional kita harus mampu bertahan pada
dasar yang mengacu terhadap tingkat adaptasi dalam era globalisasi sekarang
ini, yaitu pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Maka
dari itu dengan adanya pendidikan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan
Indonesia mampu melakukan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Karena kemajuan pembangunan nasional sendiri didukung oleh
teknologi informasi dan komunikasi.
Daftar
Pustaka
Naja Anwar, S. 2009. “Pengaruh
Kematangan Teknologi Informasi dan Kinerja Sistem Informasi terhadap
Kemanfaatan Sistem Informasi bagi Kelurahan-kelurahan di Kodia Semarang”, Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK
Vol.14, No.2, Juli, hal. 146-151.
Republik Indonesia.
2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sitompul, C. Pengukuran Kompetensi Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Yogyakarta, Indonesia, 2004.
Wardiana, W. Perkembangan Teknologi Informasi di
Indonesia. Seminar dan Pameran Teknologi Informasi. Bandung, Indonesia,
2002.
Muhammad, D. (2013).
“Penghapusan Mata Pelajaran TIK Melemahkan Kemampuan Siswa” diunduh dari (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/13/06/13/moc2qt-penghapusan-mata-pelajaran-tik-melemahkan-kemampuan-siswa),
pada 27 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar