Jumat, 27 Desember 2013

Pentingnya Pengadaan Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara Formal dalam Menunjang Pembangunan Nasional di Indonesia



Oleh FN Muktiono Dimi
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Abstrak
Dewasa ini perkembangan teknologi sangatlah pesat. Oleh karena itu, banyak negara yang berlomba lomba memajukan masing masing teknologi informasinya. Dengan begitu, maka teknologi informasi kini menjadi sangatlah penting, bahkan dapat juga dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan suatu bangsa terhadap bangsa bangsa lain. Di Indonesia sendiri, Kurikulum 2013 menyatakan bahwa mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dihapuskan. Dengan alasan bahwa teknologi informasi dan komunikasi akan diterapkan secara implisit kedalam semua mata pelajaran. Namun pada realitanya tidak semua guru menguasai teknologi informasi, di tambah lagi bagi sekolah yang berada di pelosok pedalaman. Maka dari itu mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi perlu diberikan kepada peserta didik secara formal dengan kurikulum yang lebih kompetitif agar pembangunan nasional tercapai sesuai tujuannya.
Kata kunci : teknologi informasi dan komunikasi, kurikulum, formal, pembangunan nasional.

Pendahuluan
Dewasa ini globalisasi tidak dapat dihindarkan lagi, mau tidak mau semua bangsa yang ingin bertahan harus menerima arus globalisasi. Terutama teknologi informasi, teknologi informasi inilah yang mempunyai peran besar dalam sebuah era globalisasi. Untuk itu, agar kita mampu menyesuaikan diri di era globalisasi ini, kita sendiri harus bisa memahami teknologi informasi yaitu antara lain dengan mengadakan pendidikan tentang teknologi informasi dan komunikasi. Namun, disaat semua bangsa berlomba lomba untuk memajukan teknologi informasinya, kita sebagai bangsa Indonesia malah menghapuskan progam pendidikan teknologi informasi dan komunikasi ini di jenjang pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah. Padahal progam wajib belajar penduduk Indonesia ialah 9 tahun dan pada 9 tahun itu pendidikan hanya baru sampai pada jenjang sekolah menengah pertama. Hal itu berarti peserta didik tidak menerima pendidikan teknologi informasi dan komunikasi jika hanya terpaku pada wajib belajar 9 tahun tersebut.
Masalahnya, pendidikan teknologi informasi ini perlu diadakan secara formal sebagai mata pelajaran atau diterapkan secara implisit ke dalam semua mata pelajaran. Permasalahan ini yang sebenarnya sedang dihadapi oleh pemerintah. Sebagai sebuah bangsa yang besar, tidaklah mudah bagi pemerintah untuk mengatur semua elemen elemen termasuk elemen pendidikan. Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang tidak semua sistem kependudukannya merata. Jika diamati lagi, pemerintah seharusnya menengok wilayah kota dan wilayah pedalaman sebelum menetapkan ataupun membuat suatu kebijakan agar kebijakan tersebut tidak menimbulkan kontroversi dan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat.

Teknologi Informasi dalam Era Globalisasi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa teknologi informasi merupakan suatu unsur yang sangat dominan dalam globalisasi, teknologi informasi sendiri sebenarnya juga menjadi tolak ukur tersendiri bagi suatu bangsa untuk melihat dirinya apakah sudah siap menerima globalisasi. Martin (dalam Sitompul, 2004), mendefinisikan teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Ia juga menyatakan bahwa suatu revolusi informasi membawa peluang atau ancaman yang baru, sehingga suatu organisasi yang ingin bertahan harus memiliki pemahaman dan fleksibilitas terhadap teknologi informasi.
Teknologi informasi sendiri di Indonesia berkembang cukup pesat. Menurut Siswanto(dalam Anwar, 2009), dalam arti sempit teknologi informasi menjelaskan sisi teknologi dari sebuah sistem informasi mulai dari software, hardware, database, network, dan peralatan lain. Sedangkan dalam konsep luas, teknologi informasi mencakup suatu koleksi sistem informasi, pemakai, dan manajemen bagi keseluruhan organisasi. Dengan penggunaan teknologi informasi tersebut maka akan dapat meningkatkan efesiensi, kualitas, dan efektifitas baik dalam dunia industri, pendidikan, maupun politik. Dengan teknologi informasi inilah yang dapat dijadikan sebagai pembeda antara negara maju dan negara berkembang. Kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara maju sebenarnya didukung oleh sistem informasi yang mapan, akan tetapi begitu pula sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara berkembang mengakibatkan keterbelakangan mereka dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, dalam era globalisasi seperti sekarang ini teknologi informasi menjadi sebuah tolak ukur tersendiri bagi sebuah negara dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Peran Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan
Teknologi informasi dan komunikasi mempunyai peran yang besar saat ini dan teknologi informasi merupakan sektor yang paling dominan di masa mendatang. Hal ini tidak dipungkiri lagi bahwa pendidikan juga akan melibatkan teknologi informasi sebagai suatu komponennya. Menurut Bishop G. (dalam Wardiana, 2002), ia meramalkan bahwa pendidikan di masa mendatang akan lebih bersifat fleksibel, terbuka, dan dapat di akses oleh siapapun tanpa memandang faktor jenis, usia, ataupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Oleh karena itu, teknologi informasilah yang menjadi solusinya agar pendidikan dapat diakses dengan mudah dan lebih terbuka.
            Banyak sekali peran teknologi informasi dalam dunia pendidikan. Dengan adanya teknologi informasi dalam dunia pendidikan sekarang ini, sudah tidak asing lagi bagi kita yang menjumpai sisitem pendidikan yang menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, melihat jadwal, mengirimkan berkas tugas, bahkan melakukan kegiata administrasi pendidikan. Semua itu dapat dilakukan tanpa harus bertatapan langsung (face to face). Walaupun hal ini lebih banyak diterapkan dalam perguruan tinggi, akan tetapi di masa medatang bisa saja hal ini diterapkan dijenjang yang lebih rendah dari perguruan tinggi karena semua itu tergantung dari kemampuan peserta didik untuk mengenali, memahami, dan dapat menggunakan sebuah sistem informasi yang telah dirancang.
            Dengan adanya sistem informasi di dalam dunia pendidikan tentulah melahirkan teknologi yang sifatnya memudahkan kita sebagai peserta didik maupun tenaga pendidik dalam melakukan proses pendidikan. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan metode pendidikan jarak jauh (distance learning). Metode ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet secara maksimal dengan membuat sebuah sistem informasi secara onine yang dapa diakses oleh siapapun juga. Dengan begitu metode ini dapa memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat, dan bahkan dapat meningkatkan efektivitas pendidikan. Selain dengan adanya metode pendidikan jarak jauh, maka dalam hal ini juga terjadinya aktivitas berbagi sumber daya (sharing resource) antara lembaga pendidikan maupun pelatihan. Peranan teknologi informasi dalam dunia pendidikan memanglah sangat luas, kita dapat menganalisis berbagai sumber permasalahan atau kesulitan yang ada di dalam pendidikan kita dan memberikan solusi dengan menggunakan teknologi informasi sebagai salah satu alternatif penyelesaian atau penyempurnaan dari sebuah masalah.


Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan Pendidikan Formal di Indonesia
Pada era Kurikulum 2013 sekarang ini, mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di jenjang sekolah menengah pertama dan jenjang sekolah menengah atas dihapuskan. Hal ini diputuskan oleh pemerintah dengan alasan bahwa pendidikan teknologi informasi di Indonesia itu sudah tidak diperlukan lagi karena siswa dapat mempelajarinya sendiri dan dengan adanya mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi sendiri berdampak pada anggaran pemerintah untuk keperluan meremajakan fasilitas pendukung mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri. Menurut Hidayat (dalam Muhammad, 2013), mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi seharusnya di perkaya, pengayaan tersebut lebih baik juga mencakup tentang media sosial, undang undang informasi transaksi elektronik, internet sehat, dan bagaimana mengembangkan industri kreatif lewat internet. Dengan begitu maka Indonesia akan bersiap untuk menghadapi persaingan pasar bebas kedepannya.
            Selama ini pemerintah hanya mempertimbangkan pendidikan dalam tingkatan kota atau daerah yang relatif maju saja, akan tetapi tidak bagi sekolah sekolahan yang berada di daerah yang relatif bisa dikatakan terbelakang. Jika hal tersebut masih saja dilakukan, maka yang terjadi ialah meningkatnya kesenjangan penguasaan teknologi informasi antara wilayah yang dapat dikatakan maju dan wilayah yang dapat dikatakan tertinggal. Hal ini berarti fungsi pemerataan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional belum tercapai secara maksimal.
            Untuk menghadapi tantangan sesuai dengan perubahan global seperti yang di gambarkan pada Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara terencana, terarah, dan berkesinambungan, maka hendaknya standar kompetensi mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di tingkatkan, dimana peserta didik tidak lagi diajarkan tentang penggunaan penggunaan software maupun hardware pada komputer saja melainkan peserta didik sudah mulai diajarkan tentang pengembangan pengembangan suatu aplikasi ataupun tentang bagaimana menciptakan industri kreatif lewat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era global ini, sehingga peserta didik setelah lulus nantinya memiliki ketrampilan yang dapat dimanfaatkan dalam dunia industri.
            Pada Kurikulum 2006 sebelumnya, teknologi informasi dan komunikasi diberlakukan sebagai substansi yang dimana teknologi informasi dan komunikasi tersebut dijadikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Dengan adanya mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi tersebut siswa diajari untuk mengenal dan merawat peralatan teknologi informasi dan teknologi komunikasi agar selanjutnya dapat mengembangkan potensi potensi teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan peluang di era globalisasi ini.
            Melihat pada Kurikulum 2006 sebelumnya, seharusnya pada Kurikulum 2013 ini teknologi informasi dan komunikasi masih dipertahankan sebagai substansi dimana yang seharusnya juga mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi ditingkatkan standar kompetensinya. Dari yang sebelumnya peserta didik hanya diajarkan untuk mengenal dan merawat, kini seharusnya peserta didik diajarkan untuk mengembangkan dan membuat teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri agar dapat diaplikasikan pada masyarakat nantinya.

Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembangunan Nasional

Pada hakekatnya pembangunan nasional merupakan seluruh rangkaian upaya pembangunan bangsa terhadap semua elemen yang berkesinambungan meliputi aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Pembangunan nasional sendiri pada dasarnya dilaksanakan untuk menunjang terwujudnya tujuan nasional yang sebagaimana tercantum di dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Teknologi informasi dan komunikasi sendiri sebenarnya merupakan salah satu unsur yang perlu kita bangun untuk mencapai pembangunan nasional yang sesuai tujuannya. Karena telah dijelaskan diatas bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan unsur yang paling dominan dalam era globalisasi sekarang ini. Jika seluruh rakyat Indonesia dari sabang sampai merauke memiliki kemudahan dalam berkomunikasi dan mengakses informasi, maka tidak dapat dipungkiri lagi dalam waktu jangka pendek pembangunan nasional akan segera tercapai. Namun dari semua itu tentu pastinya terdapat efek negatifnya, misalnya seperti kemudahan akses video porno, cyber crime, perjudian, dan lain sebagainya. Oleh karena itu peran seorang tenaga pendidik di bidang teknologi informasi dan komunikasi sangatlah diperlukan agar dapat mengontrol efek negatif itu lewat pendidikan formal di Indonesia. Di sini peran seorang guru mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi adalah memberikan pengarahan pengarahan bagaimana para peserta didiknya menggunakan teknologi informasi dengan bijak.
            Menurut Wriston (dalam Sitompul, 2004), reformasi informasi akan membawa suatu ledakan peluang dan ancaman, dimana sebuah organisasi yang ingin bertahan harus memiliki pemahaman terhadap tekologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu jika kita sebagai bangsa Indonesia tidak memiliki pemahaman yang mendasar tentang apa itu teknologi informasi dan komunikasi maka kita sendiri akan mengalami keterbelakangan dalam menghadapi tantangan global. Jadi, sebelum kita lebih jauh melakukan pembangunan maka kita harus bisa memantapkan dasar dari sebuah pembangunan tersebut. Karena pada hakekatnya pembangunan tersebut akan menjadi lebih baik apa bila dasarnya baik dan akan menjadi lebih buruk apa bila dasarnya buruk.
            Selain teknologi informasi dan komunikasi dikatakan sebagai salah satu elemen tersendiri, teknologi informasi juga berperan besar terhadap elemen elemen lainya seperti dalam bidang pendidikan, ekonomi, pemerintahan, dan lain sebagainya. Karena dalam pembangunan nasional, antara satu elemen ke elemen yang lain sifatnya berkesinambungan. Disini saya akan membahas beberapa peran teknologi informasi dan komunikasi kedalam beberapa bidang.
            Bidang pendidikan, menurut Mhukopadhyay (dalam Wardiana, 2002), globalisasi telah memicu transformasi pendidikan dari yang berkonsep tatap muka menjadi yang lebih terbuka. Hal yang dimaksud oleh Mhukopadhyay ini contohnya seperti pembelajaran jarak jauh (e learning). Di mana dalam pembelajaran jarak jauh ini pendidikan menghilangkan pertemuan secara langsung antara tenaga pendidik dengan peserta didik. Dengan konsep ini maka para peserta didik tidak perlu jauh jauh menghabiskan biaya dan tenaga untuk bertemu secara tatap muka dengan tenaga pendidik. Peserta didik juga diajarkan untuk mandiri dengan memilih mana yang lebih penting baginya dan mana yang kurang penting. Seperti yang sudah saya jelaskan bahwa pendidikan dengan konsep ini lebih bersifat luwes(fleksibel).
            Bidang pemerintahan, dalam hal ini pemerintah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana untuk menghubungkan pemerintah dengan masyarakat, pemerintah dengan pengusaha, maupun pemerintah dengan pemerintah. Hal ini disebut e goverment, dimana pemerintah dapat menggunakan jaringan internet dengan membuat website yang menjadikan pemerintah dapat diakses oleh siapapun. Konsep seperti ini dapat membuat pelayanan pemerintah terhadap masyarakat lebih efisien, dimana pemerintah dapat membuka sumber informasi selama 24 jam lewat website tanpa hari libur dan masyarakat juga tidak perlu repot repot mengeluarkan biaya untuk datang ke kantor pemerintahan setempat.
            Bidang ekonomi dan perbankan, penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang perbankan dapat menunjang pembangunan ekonomi bangsa kita. Penerapan tersebut sebenarnya sudah sering kita jumpai seperti internet banking. Internet banking ini cukup berperan besar dalam dunia perbankan, dengan internet banking kita dapat bertransaksi dari mana saja dan kapan saja lewat internet. Tentu saja dengan pelayanan seperti itu akan memudahkan masyarakat dalam mengurus keuangan mereka. Selain internet banking sebenarnya juga masih banyak pelayanan pelayanan yang melibatkan peran teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia perbankan. Selain perbankan, kita juga dapat menjumpai toko online atau lebih sering kita kenal dengan istilah ol shop. Dimana kita juga dimudahkan untuk bertransaksi secara online tanpa harus bertemu langsung dengan sang penjual atau pembeli. Dengan adanya konsep ol shop ini banyak kelebihan kelebihan yang dapat diambil oleh beberapa elemen. Dari sisi pengusaha, ol shop membantu mereka untuk memasarkan produk mereka tanpa banyak mengeluarkan biaya pemasaran. Dan tentunya ol shop ini dapat menjangkau seluruh dunia. Sedangkan dari sisi konsumen, kita dimudahkan untuk mencari barang barang sesuai kebutuhan kita tanpa harus keluar menemui sang produsen walaupun antar negara sekalipun. Dari sisi pembangunan sendiri hal ini tentu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berdampak baik terhadap pembangunan ekonomi di negara kita.

Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan Pembangunan Nasional

Pendidikan merupakan salah satu usaha suatu bangsa untuk mencapai tujuan dari pembangunan baik dalam bentuk formal, nonformal, maupun informal. Di sini saya akan mengkaitkan relasi antara pendidikan dengan pembangunan nasional, terutama pendidikan di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang sedang saya bahas dalam tulisan ini. Ada beberapa rumusan yang berkaitan tentang pendidikan teknologi informasi dan komunikasi dengan pembangunan nasional.
            Pertama, pendidikan teknologi informasi dan komunikasi yang ideal dapat menciptakan sumber daya manusia yang mengerti ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Di mana sumber daya manusia ini tidak hanya dapat menyesuaikan diri dengan keadaan globalisasi melainkan juga dapat menjadi sumber daya yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan begitu maka bangsa Indonesia dapat ikut terlibat ke dalam persaingan di bidang teknologi globalisasi dengan bangsa bangsa lain. Namun dalam prosesnya sendiri, untuk mendapatkan pendidikan teknologi informasi dan komunikasi yang ideal sangatlah tidak mudah. Di Indonesia sendiri, pendidikan sudah mengalami beberapa kali revisi kurikulum dan masih perlu disempurnakan lagi.
            Kedua, dengan adanya pendidikan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia tentunya hal ini juga akan memajukan teknologi informasi dan teknologi komunikasi di Indonesia di berbagai bidang. Hal ini berarti melalui pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi dapat memberikan peran terhadap segala bidang baik dari pendidikan tersebut untuk bidang ekonomi, pendidikan untuk bidang sosial, pendidikan untuk bidang pemerintah, bahkan pendidikan untuk pendidikan itu sendiri. Dengan begitu maka pendidikan teknologi informasi dan komunikasi itu penting untuk dikembangkan karena dampaknya terjadi di berbagai bidang.
            Ketiga, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat menjadi lahan industri sekaligus dapat juga menjadi daya pendukung dunia industri. Saat ini banyak sekali industri berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang dapat kita jumpai di Indonesia, misalnya Telkom. Dengan adanya industri industri tersebut secara tidak langsung perekonomian Indonesia akan lebih maju sehingga mendorong ke arah pembangunan. Maka dari itu pendidikan teknologi informasi dan komunikasi tersebut perlu dikembangkan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
            Dari ketiga rumusan diatas dapat kita lihat bahwa dalam pembangunan nasional memerlukan adanya pendidikan teknologi informasi dan komunikasi. Karena dengan adanya pendidikan teknologi informasi dan komunikasi yang ideal maka peran teknologi informasi dan komunikasi terhadap pembangunan nasional akan semakin konkrit. Sedangkan untuk mendapatkan pendidikan teknologi informasi dan komunikasi sendiri, Indonesia masih terus menyempurnakannya walaupun masih menimbulkan beberapa kontroversi bagi kalangan tertentu, misalnya kontroversi tentang kebijakan pemerintah dalam Kurikulum 2013 yang menetapkan bahwa mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di jenjang SD, SMP, dan SMA dihapuskan. Permasalahan permasalahan tersebut sangatlah ramai di dunia maya. Walaupun pemerintah sendiri memiliki beberapa alasan yang cukup nyata untuk menghapuskan mata pelajaran tersebut, namun beberapa kalangan juga mempunyai alasan yang cukup kuat untuk menyangkalnya. Karena mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi tersebut merupakan bagian pendidikan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia.

Kesimpulan

Dari seluruh uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa antara teknologi informasi, teknologi komunikasi, globalisasi, dan pembangunan nasional terdapat sebuah relasi yang tidak dapat dipisahkan, dan dari relasi tersebut dapat dilihat bahwa dalam menghadapi era globalisasi ini tidak lepas dengan yang namanya teknologi informasi dan komunikasi, karena bagaimanapun juga, seperti yang telah dijelaskan pada uraian di atas bahwa unsur yang mendominasi dalam era globalisasi sekarang adalah teknologi informasi. Dimana mau tidak mau kita harus menyesuaikan diri dengan segala inovasi terhadap teknologi informasi. Sedangkan untuk mencapai pembangunan nasional kita harus mampu bertahan pada dasar yang mengacu terhadap tingkat adaptasi dalam era globalisasi sekarang ini, yaitu pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Maka dari itu dengan adanya pendidikan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan Indonesia mampu melakukan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Karena kemajuan pembangunan nasional sendiri didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi.

Daftar Pustaka
Naja Anwar, S. 2009. “Pengaruh Kematangan Teknologi Informasi dan Kinerja Sistem Informasi terhadap Kemanfaatan Sistem Informasi bagi Kelurahan-kelurahan di Kodia Semarang”, Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Vol.14, No.2, Juli, hal. 146-151.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sitompul, C. Pengukuran Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Yogyakarta, Indonesia, 2004.
Wardiana, W. Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia. Seminar dan Pameran Teknologi Informasi. Bandung, Indonesia, 2002.
Muhammad, D. (2013). “Penghapusan Mata Pelajaran TIK Melemahkan Kemampuan Siswa” diunduh dari (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/13/06/13/moc2qt-penghapusan-mata-pelajaran-tik-melemahkan-kemampuan-siswa), pada 27 Oktober 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar