Oleh Miftakhul Yuni Hapsari
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
miefta_c@yahoo.com
Abctract
Karya ilmiah ini
berisi tentang kreatifitas anak yang belakangan ini mulai terlihat jelas
penurunannya. Penjelasan tentang penyebab menurunnya kreativitas anak, dan
upaya Guru untuk meningkatkan kreativitas anak didik saya sertakan didalamnya.
Data dikumpulkan dengan menyertakan ciri-ciri kreativitas yang dimiliki anak
serta mengembangkannya. Kreatifitas anak sering tidak diperhatikan oleh orang
tua. Padahal kreatifitas merupakan bekal utama untuk menjadi siswa yang cerdas
dan inovatif. Kreatifitas anak mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan
dilingkungan sekitarnya. Selain anak yang kreatif, Guru yang kreatif juga
dibutuhkan untuk menciptakan belajar kreatif yang mampu menciptakan suasana
kelas yang menyenangkan. Karena Guru merupakan ujung tombak berlangsungnya
pembelajaran, yang memiliki peran dan fungsi penting sebagai sumber belajar dan
mendominasi proses transformasi nilai ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
Kajian pustaka telah dilakukan untuk mengetahui upaya menigkatkan minat siswa
dengan perlunya perhatian dari lingkungannya.
Keyword :
Kreatifitas anak, pengaruh, upaya, belajar kratif
1.
Pendahuluan
Salah satu potensi penting yang
diharapkan berkembang dalam diri siswa melalui aktivitas pembelajaran di
sekolah adalah kreativitas. Mungkin pada kesempatan kali ini saya lebih membahas
tentang menurunnya kreativitas anak dan hal-hal yang mempengaruhinya. Seperti
kita tahu akhir-akhir ini anak lebih cenderung bergantung kepada orang tuanya,
dan orang tua yang cenderung memanjakan anak-anaknya. Kreativitas merupakan hal penting dalam
kehidupan khususnya pada anak. Kreativitas membuat anak lebih produktif.
Kreativitas adalah petensi bawaan seseorang semenjak Ia dilahirkan, akan tetapi
potensi tersebut tidak akan mampu berkembang dengan baik tanpa adanya
pendidikan dan pelatihan dari lingkungannya. Setiap individu memiliki potensi
kreatif yang berbeda, hal ini dapat dilihat dari ungkapan unik dari seluruh
pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya.
Kreatifitas dimulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang
baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia
tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam
bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri
yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai. Pengaruh lingkungan
juga berperan penting dalam perkembangan kreativitas pada anak. Anak cenderung
lebih mudah terpengaruh, menyukai hal-hal yang baru, dan mempunyai rasa ingin
tahu yang tinggi.
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya belum
dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi. Kreativitas tidak harus
keseluruhan baru, akan tetapi dapat pula sebagai gabungan yang sudah ada dan
dipadukan dengan sesuatu yang baru.
Kreativitas dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal diantaranya adalah : (1) Kebebasan : Orang tua yang
percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cenderung memndukung anak untuk
kreatif. Mereka tidak otoriter, tidak selalu mengawasi dan mereka tidak terlalu
membatasi kegiatan anak. (2) Aspek : Anak yang kreatif biasanya mempunyai orang
tua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka dan
mengharagai keunikan anak. (3) Kedekatan emosional yang sedang : Kreativits
anak dapat dihambat dengan suasana emosional yang mencerminkan rasa permusuhan,
penolakan dan terpisah. (4) Prestasi Bukan Angka.
Orang tua anak yang kreatif menghargai prestsi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baikknya dan menghsilkan karya-karya yang baik. (5) Menghargai Kreativitas : Anak yang kreatif memperoleh dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.
Anak yang
kreatif selalu menginginkan hal baru, memunculkan ide-ide yang bermanfaat untuk
orang lain. Mereka toleran terhadap perubahan dan ketidak pastian. Anak yang
kreatif selalu bersemangat dalam memecahkan suatu masalah. Mereka menciptakan
kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu
diramalkan yang timbul di masa depan. Banyak pengalaman kreatif yang lebih dari
pada sekedar hobi atau hiburan bagi
anak-anak kreatif. Yang membuat kita semakin menyadari bahwa kreativitas dapat
mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi.
Pada dasarnya artikel ini dibuat untuk mengindentifikasikan
tentang kreatifitas secara jelas menurut beberapa ahli, hubungan kreatifitas
dengan anak-anak, dan hal-hal yang mempengaruhi kreativitas anak. Harapan
dengan adanya tulisan ini Guru dan orang tua mampu memahami pentingnya
kreativitas, mengetahui dan mendukung anak-anak yang kreatif.
Ada beberapa pengertian
kreatifitas yang menjadi pokok bahasan yang mendasar, yaitu:
Kreativitas adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh
individu/ seseorang untuk memahami keadaan/dunia, dalam
menginterprestasikan pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara yang baru
dan asli (membuat/ menciptakan suatu hal yang baru yang bermanfaat ).
Kreativitas
adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya seseorang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian
baik berubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau
dapat menghambat upaya kreatif (Munandar, 1995 : 12).
Kreativitas
juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru
baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang
telah ada sebelumnya (Supriyadi, 1994 : 7).
2.
Hubungan erat kreativitas dengan anak
Ketika
kita berbicara kreativitas dan anak, maka kita berbicara bagaimana memberikan
materi-materi pengetahuan pada anak sehingga input pengetahuannya banyak dan
akhirnya dia bisa mensintesis dari pengetahuan-pengetahuan tersebut hal-hal
yang baru atau orisinil. Tapi pentu saja selain input berbagai pengetahuan yang
tidak kalah pentingnya adalah memberikan kesempatan pada anak untuk melahiran
hal yang orisinil tersebut.
Kreativitas
menyangkut berbagai segi. Ditinjau dari segi kepribadian, kreativitas merujuk
pada potensi atau daya kreatif yang ada pada setiap pribadi, anak maupun orang
dewasa. Pada dasarnya, setiap orang memiliki bakat kreatif dengan derajat dan
bidang yang berbeda-beda. Kita perlu mengenal bakat kreatif pada anak untuk
dapat mengembangkan kreativitas anak. Setelah itu, kita pun harus menghargainya
dan memberi kesempatan serta dorongan untuk mewujudkannya.
Jika
ditinjau sebagai suatu proses, kreativitas dapat dinyatakan sebagai suatu
bentuk pemikiran dimana individu berusaha menemukan
hubungan-hubungan yang baru untuk mendapatkan jawaban, metode atau cara-cara
baru dalam menghadapi suatu masalah. Pada anak yang masih dalam proses
pertumbuhan, kreativitas hendaknya mendapat perhatian dalam hal proses, bukan
produk dari kreativitas itu sendiri.
Ada
3 ciri dominan anak kreatif, yakni spontan, memiliki rasa ingin tahu dan
tertarik pada hal-hal yang baru. Ketiga ciri-ciri tersebut terdapat pada diri
anak, artinya pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan dasar kreativitas
sejak dini. Pada usia selanjutnya kreativitas anak dapat berkembang optimal
atau dapat tertekan atau terhambat tergantung berbagai hal, seperti gizi,
kesehatan, pengasuhan, serta lingkungan sekitar. Kewajiban orang tua sebenarnya
adalah mempertahankan agar anak tetap kreatif
Beberapa ciri orang yang kreatif, diantaranya adalah: (1) Rasa ingin tahu yang tinggi. Orang
kreatif memiliki keinginan untuk belajar yang besar, baik itu dengan cara
membaca, bertanya atau praktek langsung. Ada rasa yang ingin dipenuhi. Ada
banyak pertanyaan, mengapa, bagaimana dan sebagaianya yang harus ia temukan
jawabannya. Fenomena-fenomena di lingkungannya menjadi hal yang patut untuk dipelajari.
Rasa ingin tahu yang tinggi berarti berbanding lurus dengan semangat belajar
yang tinggi juga. (2) Memunculkan ide
orisinil. Kreatif itu identik dengan ide. Orang yang kreatif akan
memiliki ide-ide cemerlang yang orisinil. Mereka yang menemukan ide itu
sendiri, dan orang lain belum menemukannya. Ide itu bisa berupa cara memecahkan
masalah atau alternatif untuk menghasilkan sesuatu. Belajar mengali ide,
mencoba untuk mengaplikasikannya. (3) Selalu
bersemangat dan pantang menyerah. Ada sebuah kalimat yang selalu
diuatarakan penyiar di salah satu radio, yaitu “Semangat adalah bahan bakar
kesuksesan”. Oarng kreatif adalah orang-orang yang akan sukses, mereka tak akan
mudah untuk menyerah karena menghadapi sebuah persoalan. Mereka akan senantiasa
bersemangat dalam menghadapi atau meraih sesuatu. (4) Toleran terhadap ketidakpastian dan perubahan. Dunia terus
berkembang, ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perubahan. Orang
kreatif akan mengikuti perubahan ke arah yang lebih baik itu. Toleran terhadap
ketidakpastian akan menimbulkan keberanian, ia tidak hanya terjebak dalam
pemikiran yang sempit. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. (5) Fungsional, berguna dan bermanfaat.
Orang kreatif adalah orang yang bisa memberikan manfaat pada orang lain dan
lingkungannya. Ia akan selalu dinanti, dicari dan dibutuhkan. Itulah orang yang
kreatif tidak ada ruginya.
Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan
dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat
diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar
(lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi
lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup
baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti
kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreativitas dan
selanjutnya berkembangnya suatu kresi yang diciptakan oleh seseorang individu
tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat
individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983)
Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan
berbagai kemudahan, sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta
anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri,
sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk diri secara
kretif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan kreatif,
yang mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.
3. Hal-hal
yang mempengaruhi kreativitas anak
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut
Rogers (dalam Munandar, 1999) adalah:
a. Faktor internal individu
Faktor internal, yaitu faktor yang
berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
(1) Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam
individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala
sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya,
tanpa ada usaha defense, tanpa
kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu
kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan. (2) Evaluasi internal,
yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang
ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang
lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan
kritikan dari orang lain. (3) Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan
eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi
baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Faktor eksternal (Lingkungan)
Faktor eksternal (lingkungan) yang
dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang
mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup
lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan
dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil
bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat.
Selain
itu Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya
variasi kreativitas yang dimiliki individu, yaitu: (1) Jenis kelamin, misalnya
anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan,
terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini
disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan.
Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk
lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan Guru untuk lebih
menunjukkan inisiatif dan orisinalitas. (2) Status sosioekonomi, misalnya anak
dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak
kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih
tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas. (3) Urutan kelahiran,misalnya anak
dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda.
Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir
ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang tinggi
dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk
menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak
untuk menjadi anak yang penurut daripada pencipta. (4) Ukuran keluarga,misalnya
anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif
daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang
otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih
mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas. (5) Lingkungan, misalnya
anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan
pedesaan. (6) Intelegensi, setiap anak yang lebih pandai menunjukkan
kreativitas yang lebih besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai
lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan
lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.
4. Bagaimana
menciptakan belajar kreatif dan apa kata para ahli
Secara psikoligis, belajar merupakan
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “belajar juga
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 :
2).
Ahli
pendidikan modern merumuskan bahwa belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Aqib, 2003 : 42).
Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas
usia dan berlangsung seumur hidup (Rohadi, 2003 : 4). Dengan demikian belajar
merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya
untuk merubah prilakunya, jadi hasil dari kegiatan belajar adalah berupa
perubahan prilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
Tornace
dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1987:34)
berpendapat bahwa belajar kreatif adalah “menjadi peka atausadar akan masalah,
kekuarangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak
ada, ketidak harmonisan dan sebagainya. Mengumpulkam informasi yang ada,
membataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak
ada, mencari jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya,
menyempurnakan dan akhirmnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya” .
Sedangkan
proses belajar kreatif menurut Torance dan Myres berpendapat bahwa proses
belajar kreatif sebagai : “keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin
tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan,
ketidakselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya.
Kesederhanaan
dari struktur atau mendiagnosis suatu kesulitan dengan mensintesiskan
ionformasi yang telah diketahui, membentuk kombinasi dan mendivergensi dengan
menciptakan alternatif-alternatif baru, kemungkinan-kemungkinan baru, dan
sebagainya. Mempertimbangkan, menilai, memeriksa, dan menguji
kemungkinan-kemungkinan baru, menyisihkan, memecahkan yang tidak berhasil,
salah dan kurang baik, memilih pemecahan yang paling baik dan membuatnya
menarik atau menyenangkan secara estesis, mengkonunikasi hasi-hasilnya kepada
orang lain” (Semiawan, DKK. 1987 : 35).
Dengan
demikian dalam belajar kreatif harus melibatkan komponen-komponen pengalaman
belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan lalu menemukan
bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada di
antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan,
pengalama-pengalaman yang sangat memberikan kepuasan kepada kita dan yang
sangat bernilai bagi kita.
Jadi
kreativitas belajar dapat
diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya
baik berupa kemampuan mengembangkan kemampuan formasi yang diperoleh dari
Guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat
membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya. Selain siswa Guru juga diharapkan
mampu menerapkan prinsip-prinsip pendidikan untuk mengembangkan kreatifitasnya
dalam mengajar. Adapun prinsip-prinsip pendidikan menurut Roger (dalam
Dimyati,ibid) adalah: (1) Guru perlu memberi kepercayaan kepada kelas agar
kelas memilih belajar secara terstruktur. (2) Guru dan siswa membuat kontrak
kerja. (3) Guru perlu menggunakan metode inkuiri atau belajar menemukan. (4)
Guru perlu menggunakan metode simulasi. (5) Guru perlu mengandalkan latihan
kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan
kelompok lain. (6) Guru harus bertindak sebagai fasilitator belajar. (7) Guru
perlu menggunakan pengajaran berprogram agar tercipta peluang bagi siswa untuk
tinbulnya kreativitas.
Refinger
(1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990:37-38) memberikan empat alasan mengapa
belajar kreatif itu penting. (1) Belajar
kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama
mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa
agar mereka lebih mampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.
(2) Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan
masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan. (3)
Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak
pengalaman kreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita.
Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah
karir dan kehidupan pribadi kita. (4) Belajar kreatif dapat menimbulkan
kepuasan dan kesenangan yang besar.
5. Kesimpulan
Setiap orang
memiliki potensi kreatif berbeda-beda
dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar
dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari
lingkungan masyarakat maupun dari dalam individu sendiri. Perlu juga diciptakan
kondisi lingkungan yang dapat menumbuhkan daya kreatif individu, dalam hal ini
mencakup baik dari lingkungan dalam keluarga atau sekolah maupun dalam
masyarakat dan kebudayaan. Motivasi yang besar mendorong anak untuk terus
berkarya.
Kreativitas
merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan produk baru, yang dimana
lingkungan sangat berpengaruh didalamnya. Dalam belajar kreatif harus melibatkan komponen-komponen pengalaman
belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan lalu menemukan
bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada di antara pengalaman-penglaman belajar yang
sangat menenangkan. Orang-orang kreatif selalu bersemangat tinggi dan
menginginkan hal-hal yang baru. Mereka selalu memunculkan ide yang bermanfaat
untuk orang-orang disekitarnya, dan yang terpenting adalah orang kreatif selalu
toleran dengan perubahan dan ketidak pastian.
Beberapa hal
yang dapat menghambat berkembang nya kreativitas, antara lain takut gagal,
terlalu mengutamakan tata-tertib dan tradisi, gagal melihat kekuatan yang
dimilikinya dan berfikir terlalu pasti.
Takut gagal membuat seseorang takut untuk mencoba. Ketika anak tidak berani
mencoba maka dia tidak akan tahu seberapa besar kemampuan yang dia miliki,
petensi apa yang ada dalam dirinya, dan tidak mampu melihan sebesar apa
kekuatan yang dimiliki. Tradisi dan tata tertib membuat anak tidak bias
berkembang dan merasa tertekan,ruang gerak untuk memunculkan ide terasa dibatasi
oleh dua hal tersebut. Sikap dan
nilai orang tua berkaitan erat dengan kreativitas anak jika kita menggabung
hasil penelitian dilapangan dengan teori-teori penelitian laboratorium mengenai
kreativitas dengan tes psikologis kita memperoleh petunjuk bagaimana sikap orang tua secara langsung mempengaruhi
kreativitas anak mereka. Orang tua sebaiknya membekali anaknya dengan kebiasaan
yang baik dan memberikan dorongan agar anak berkarya dan menciptakan ide-ide
yang orisinil dan berdaya guna.
Guru diharapkan mampu membangkitkan perhatian dan motivasi
belajar serta menciptakan lingkungan didalam kelas yang merangsang belajar
kreatif. Memberikan dan mengundang pertanyaan untuk menimbulkan minat dan
motivasi belajar siswa secara aktif, mampu merangsang pemikiran kritis dan
pengembangan sikap. Guru perlu memperhatikan perbedaan karakteristik individual
sehingga Guru mampu mengidentifikasi dan memahami perbedaan karakteristik dan
kemampuan yang dimiliki setiap siswa, lalu mengelompokkan berdasarkan kesamaan
yang ada. Perbedaan karakteristik itu sendiri dapat dilihat dari beberapa
aspek, diantaranya kemampuan, motivasi, dan kecepatan yang dapat dikategogikan
dalam tiga kategori, yakni: (1) sangat mampu, (2) berkemampuan rata-rata.
(berkemampuan rendah). Guru juga diwajibkan untuk memadukan perkembangan kognitif (berfikir), afektif (sikap) dan
Psikomotorik (perasaan) untuk menyeimbangkan semua aspek.
Daftar
Pustaka
Agung, I. (2010). Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran
Bagi Guru. (L. Yansyah, Ed.) Jakarta: Bestari Buana Murni.
Referensi Media Massa
ADJIE. (n.d.). Pengertian
Kreativitas Belajar Menurut Para Ahli. Retrieved 11 2013, 10, from
blogger:
http://zakwaan-priaji.blogspot.com/2013/07/pengertian-kreativitas-belajar-menurut.html
anonymous. (2013, 7 13). Pengertian Kreativitas. Retrieved 11 2013, 10, from blogger:
http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/07/pengertian-kreativitas.html
Ilmiah, K. T. (2013, 1 13). PERANAN GURU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DI SEKOLAH.
Retrieved 10 9, 2013, from facebook: https://www.facebook.com/permalink.php?id=136518356497108&story_fbid=155013157980961
parentingislami. (2009, 4 21). KREATIVITAS DAN DUNIA ANAK. Retrieved 11 2013, 10, from blogger:
http://parentingislami.wordpress.com/2009/04/21/kreativitas-dan-dunia-anak/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar