Oleh Rizki Hermawan
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang
rizkvjanm@gmail.com
Abstrak
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi,membuat kehidupan aktivitas manusia juga
berubah. Dulu dengan telepon atau SMS sudah bisa. Semakin majunya teknologi,
kini dikenal juga adanya internet, yang tentunya semakin memudahkan komunikasi
antar manusia di manapun mereka berada. Di internet kini yang terkenal adalah
jejaring sosial yang sedang populer di masyarakat dunia. Jejaring sosial yang
paling banyak digunakan adalah facebook
dan twitter. Yang penggunanya sudah
mencapai jutaan orang diseluruh dunia. Di Indonesia banyak yang menggunakan facebook dan twitter. Penggunanya sendiri banyak yang berumur kurang dari 15
tahun dan mereka adalah anak usia sekolah. Tentunya diumur anak sekolah pasti
akan berpengaruh pada mereka. Itulah tujuan dari artikel ilmiah akademik ini,
untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan jejaring sosial oleh anak usia
sekolah dan untuk mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi dampak yang
ditimbulkan oleh penggunaan jejaring sosial tersebut. Menurut kajian pustaka
yang telah dilakukan, menunjukkan banyaknya pengaruh negatif daripada pengaruh
positif dari penggunaan jejaring sosial oleh anak usia sekolah. Seperti
banyaknya kasus penculikan, pemerasan, penipuan, dan yang mengkhawatirkan untuk
anak sekolah adalah lupa akan waktu belajar, tidak bisa membagi waktu antara
belajar dan membuka jejaring sosial. Selalu dekat dengan Tuhan, berhati-hati,
jangan tergoda dengan yang ditawarkan di internet, mengatur waktu dengan baik, itulah
yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak dari jejaring sosial.
Kata
kunci : pengaruh, jejaring sosial, dampak positif, negatif, mengatasi dampak,
anak usia sekolah.
1. Pendahuluan
Zaman yang semakin maju, membuat
perkembangan teknologi juga semakin maju. Sekarang jarak bukan lagi alasan
untuk tidak memberi kabar. Mulai dari telepon, Short message service (SMS) kini
semakin mudah dan murah. Tak hanya telepon dan SMS, kini internet juga semakin
murah, banyak dari penyedia layanan komunikasi berlomba untuk menjadi yang
semakin murah. Indonesia sendiri termasuk salah satu pengguna internet terbesar didunia.
Semakin
berkembanganya internet, membuat juga banyak cara yang bisa digunakan
untuk berkomunikasi. Dulu kita mengenal
email, lalu ada yahoo mesenger, e buddy,
dan lain-lain. Kini semakin berkembang lagi, banyak aplikasi di internet yang
bisa membuat kita saling berkomunikasi. Aplikasi-aplikasi ini kemudian disebut
dengan jejaring sosial. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari
simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin
dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain.
Jejaring sosial kini banyak digunakan
oleh pengguna internet didunia. Yang paling banyak digunakan adalah facebook, twitter, instagram dan lain-lain. Menurut suaramerdeka.com “Indonesia
berada di urutan empat pengguna facebook
di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, dan India. Data ini sebagaimana
dikeluarkan Socialbakers (2013), yang menyebutkan jagad dunia maya masyarakat
Indonesia termasuk salah satu sumber penetrasi terbesar”. Hal itu disampaikan M
Sya’roni Rofi’i, lulusan magister pada Ilmu Hubungan Internasional Fisipol
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang kini tengah menempuh studi
doktoral (S-3) di jurusan Ilmu Politik dan Hubungan Internasional Marmara
University, Istanbul, Turki. Fakta besarnya penetrasi publik Indonesia di jagad
maya ini dipaparkannya dalam International Communication Student Congress
(ISCSC) 2013 bertajuk ‘’Media, Youth and Their Future’’ akhir Maret lalu.
Menurut
wikipedia.com facebook adalah
sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada bulan Februari
2004, dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc. Pada
September 2012, facebook memiliki
lebih dari satu miliar pengguna
aktif. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama
teman sekamarnya dan sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin, Andrew mccollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes. Seiring berjalannya waktu facebook kemudian dikenal banyak orang diseluruh dunia. Facebook sendiri mempunyai syarat bagi pengguanya,
yaitu minimal berusia 13 tahun. Meski begitu, menurut survei Consumer Reports bulan
Mei 2011, ada 7,5 juta anak di bawah usia 13 tahun yang memiliki akun Facebook dan 5 juta lainnya di bawah 10
tahun, sehingga melanggar persyaratan layanan situs ini.
Banyaknya anak usia sekolah
yang menggunakan jejaring social facebook
dan lain-lain, pasti akan berpengaruh dengan prestasi sekolah dan lingkungan tempat
tinggalnya. Tak sedikit anak usia sekolah yang menggunakan jejaring sosial menyebabkan kekhawatiran bagi orang
tua. Seperti yang dilansir oleh okezone.com
jumat, (22
oktober 2010) khawatir
FB, ratusan orang tua lapor ibu menteri, para ibu itu khawatir dengan berita
kasus penculikan yang kembali marak. Memang semenjak adanya jejaring sosial,
banyak terjadi kasus penculikan yang terjadi di Indonesia. Kebanyakan korbannya
adalah remaja putri. Dan kasus itu berakhir dengan pemerkosaan bahkan pembunuhan.
Itu semua disebabkan karena teralu percayanya sang korban dengan orang yang
baru dia kenal melewati dunia maya yaitu jejaring sosial.
Seperti yang terjadi di gresik jawa timur, situs jejaring sosial facebook (FB) makan korban. Kali ini menimpa Novi (14), siswa sekolah menengah pertama asal Depok yang kepincut teman FB-nya bernama Aditia Amris (20) asal Malang, karena sang wanita tidak mau pulang, dan memlih ikut dengan sang pacar ke malang, akhirnya orang tuanya melapor ke polisi. Sang pacar kemudian di tangkap polisi di Malang beserta novi. Setelah diperiksa, polisi menyerahkan tersangka dan Novi ke Polres Metro Depok. Sebab lokasi kejadian adalah di wilayah Polres Metro Depok. Aditia pun ditetapkan sebagai tersangka atas pelanggaran Pasal 332 KUHP (Okezone.com, 2010).
Jejaring sosial sudah menjadi dunia kedua bagi mereka yang
menggunakannya. Disana kita bisa mencurahkan isi hati, bercerita, mengobrol, berbagi
foto dan lain-lain. Tak jarang karena info yang diberikan adalah asli, disalah gunakan
oleh orang lain. dari kasus diatas Banyak dampak dari penggunaan
jejaring sosial. Apa saja
dampaknya? Terutama bagi pengguna jejaring sosial yang masih di bawah umur dan usia anak sekolah?
Lalu bagaimana kita menanggulangi dampak tersebut? Khususnya dampak negatif dari jejaring sosial.
Seperti yang telah kita ketahui, zaman era digital seperti ini, internet sudaah menjadi kebutuhan
bagi kita semua. Dari mulai untuk mengerjakan tugas, melakukan bisnis, menghibur diri, mengisi waktu luang, atau
sekedar iseng. Tapi sekarang web yang paling banyak dibuka di internet
adalah jejaring sosial.
Setiap hari terutama kaum muda, hampir setiap hari mereka selalu membuka jejaring sosial.
Kecanduan internet dapat diartikan sebagai pemakaian internet secara
berlebihan yang ditandai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti
keasyikan dengan objek candu, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, tidak
memedulikan dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan lain-lain (Severin, J.W, 2005:462). Memang ketika kita sudah membuka internet
terutama jejaring sosial
, kita akan lupa dengan waktu. Waktu terasa begitu cepat berlalu.
Pemakaian internet yang lebih tinggi berkaitan dengan berkurangnya hubungan dengan anggota keluarga,
menurunnya hubungan sosial
diluar keluarga dan meningkatnya depresi dan rasa kesepian. Banyak dijumpai
pemakai internet terutama jejaring sosial adalah mereka yang pendiam. Mereka lebih suka mengekpresikan dirinya
di jejaring sosial dari
pada di dunia nyata. Mengapa mereka mngekpresikan diri di jejaring sosial dari pada di dunia nyata? Ini
terjadi karena di dunia nyata mereka kurang populer di kalangan teman bermain. Kurang bisa
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan mereka menjadi
pendiam. Ketika mereka menemukan dunia yang baru, yaitu dunia maya, mereka bisa
bersosialisasi dan bisa mengekpresikan diri.
Di dunia maya mereka tak harus bertemu langsung dengan orang yang akan
diajak berkomunikasi. Mereka hanya membaca pesan yang dikirim dari
lawan bicaranya. Itupun bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Tidak
bergantung dengan waktu dan tempat. Keadaan ini membuat pengguna jejaring sosial merasa nyaman. Keadaan yang
nyaman ini membuat pengguna jejaring sosial betah berlama-lama membuak situs tersebut.
3. Dunia Maya, Dunia Kedua
Dunia kedua adalah dunia maya, itulah jawaban yang saya dapat ketika
bertanya kepada teman SMA saya dulu. Kenapa ini bisa terjadi? Jawaban yang saya
dapat dari teman saya pun begitu sederhana, karena di dunia maya mereka bisa
berkomunikasi dengan orang-orang yang mereka kenal. Selalu update dengan
hal yang terjadi disekitar mereka. Mencari
info-info terbaru yang mereka suka, mulai dari bisnis, hingga info orang yang
mereka suka, ada semua di jejaring sosial. Hampir semua bisa mereka dapat dari membuka jejaring sosial. Dan itu terjadi pada semua
orang yang menjadi anggota di situs jejaring sosial tersebut, termasuk saya sendiri.
Tak hanya berhenti selalu update saja, menurut Taufiqillah (citizennews.suaramerdeka.com, 2012) di dalam situs jejaring sosial juga disediakan game bagi
mereka yang suka bermain game. Game yang ada di internet disebut
dengan game online. Dari menjadi
manajer klub sepak bola, bermain kartu, bermain menajdi ninja, bermain menjadi petani dan masih banyak lagi game
yang ada di jejaring sosial. Lagi-lagi, kecanduan internet inilah yang
melahirkan istilah dunia maya, dunia ke dua. Berjam-jam dihabiskan dengan
memandangi layar komputer
atau laptop hanya demi membuka jejaring sosial dan bermain game. Jejaring sosial dengan segala fasilitas yang ada di
dalamnya, membuatnya semakin dikenal dan terkenal. Realita De
Facto facebook Menjadi Dunia
Kedua, Kenyataan jejaring sosial yang meledak dikalangan modern dan
tradisional menandakan reformasi dalam aktifitas komunikasi yang sangat mudah
dan lengkap. Realita ini tentu dipengaruhi beberapa sebab yang memiliki ikatan erat dengan kaitannya jejaring sosial.
Pertama, Jejaring
sosial sebagai tempat
curhat akbar, istilah curhat (curahan hati) identik dengan kaun wanita, tapi di
jejaring sosial itu
digunakan oleh kaum lelaki juga. Di dunia ini, setiap orang pasti punya masalah tersendri, dan tak semua orang tau
bagaimana dan kepada siapa masalah itu akan diceritakan. Nah disinilah jejaring
sosial datang membawa
kabar yang sangat gembira kepada mereka yang bingung dengan siapa dan bagaimana
mereka akan mecurahkan
masalahnya. Kolom yang
terdapat di jejaring sosial
adalah jawabannya,
dengan mengetikkan hal yang terjadi pada kita, dan tulisan itu kan masuk di
dinding teman kita. Teman kita pun akan membaca tulisan yang kita buat, dan
mereka akan memberikan solusi terhadap masalah yang kita temui.
Kedua, Jejaring sosial sebagai tempat berjualan.
Di sini jejaring sosial hanya sebagai piranti yang menggantikan
sedikit fungsi dari pasar. Mengapa? Karena kita bisa
mempromosikan barang atau jasa yang kita jual. Keunggulan dari internet inilah
yang sekarang banyak
digunakan oleh para
pebisnis untuk promosi. Karena jejaring social dapat diakses kapan saja, dimana
saja tanpa ada halangan akses. Dengan sedikit melakukan
transaksi dengan menyetor data barang yang ingin diiklankan dan kemudian mencamtumkan
nomor seri rekening ATM sebagai pembayaran pajak tukar jasa setelah diiklankan. Perihal promosi dalam jejaring social ini yang dapat dikatakan sebagai
“dunia kedua”. Kedua bukti tadi cukup bagi untuk mengatakan jejaring sosial sebagai dunia kedua bagi peminatnya.
Yang mereka dapat mengaktualisasikan hampir dari kehidupan sehari dalam jejaring sosial terutama dalam aspek komunikasi.
4.
Dampak Jejaring Sosial
Begitu banyak dampak yang berawal dari jejaring sosial dari mulai
dampak positif sampai dampak negatif. Berbagai blog di internet mungkin banyak
yang sudah mengungkapakan dampak dari jejaring sosial. Kitapun dapat membacanya berulang kali. Lalu
apa saja dampaknya, mari kita bahas.
Yang pertama tentu dampak positif dari penggunaan jejaring
sosial oleh anak usia sekolah. Bagi anak usia sekolah, dampak positif yang
dirasakan adalah mereka akan mendapat banyak kenalan baru, (sosbud.kompasiana.com,
2013) dari berbagai sekolah yang tak cuma di Indonesia saja, tapi
bisa sampai ke luar negeri. Pertemanan yang terjalin tentunya akan mengasah
kepekaan perasaan bagi anak-anak. Anak dan remaja akan termotivasi untuk
belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan
menerima umpan balik satu sama lain. Situs jejaring sosial membuat anak-anak
menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati.
Selain mendapat teman baru, di jejaring
sosial juga bisa digunakan untuk bertanya tentang tugas dan materi sekolah.
Yang ini tentunya sudah banyak di gunakan. Biasanya mereka akan mengirim pesan
kepada temannya dan bertanya tentang tugas atau materi yang mereka belum
mengerti. Tak hanya itu, untuk sekala yang cukup besar seperti kelas atau
sekolah, mereka akan membuat group di jejaring sosial tersebut. Seperti yang
dosen saya lakukan sekarang, beliau membuat group diskusi di jejaring sosial facebook untuk mahasiswanya bertanya
tentang materi yang di berikan, untuk memberi tahu jika beliau tidak dapat
masuk kelas, dan memberi tugas. Beliau juga aktif di jejaring sosial tersebut.
Nah yang ini biasanya dilakukan oleh
anak sekolah menengah atas, ya jejaring sosial untuk forum promosi. Promosi barang
yang dijualnya tentunya. Jejaring sosial sekarang ini memang sering digunakan
oleh anak sekolah menengah atas untuk jual-beli. Untuk mereka yang jeli melihat
peluang ini, mereka bisa menambah uang saku sekolah dari hasil jual-beli di
jejaring sosial. Seperti yang teman saya lakukan dulu di waktu masih sekolah
menengah atas yang menjual jasa untuk meng-root
ponsel pintar yaitu ponsel android. Hasilnya
pun cukup lumayan, karena sehari bisa melayani sekitar 2 sampai 5 ponsel. Yang
harga jasa tiap ponsel bervariasi yakni mulai Rp. 15.000 sampai Rp. 25.000,
tergantung jenis dan tipe ponsel. Penghasilan yang cukup lumayan kan untuk
sekelas anak sekolah. Waktu untuk pelayanan biasanya dari pulang sekolah sampai
jam 6 sore, jadi tidak mengganggu kegiatan sekolah. Metode jual beli di jejaring sosial biasanya
dengan menulis barang atau jasa yang akan dijual di dinding kita atau bisa juga
di group jual-beli, kemudian dikirim agar semua teman bisa mengetahuinya. Tak
lupa juga menyertakan nomor telepon agar bisa di hubungi. Setelah ada yang
minat, kemudian akan menghubungi nomor tersebut dan terjadi transakasi
tawar-menawar. Setelah setuju dengan harganya, kemudian sang penjual dan
pembeli bertemu. Dan terjadilah transaksi jula-beli.
Tak bisa dipungkiri lagi, selain
berdampak positif bagi anak, penggunaan jejaring sosial oleh anak usia sekolah
juga berdampak negatif. Tak terhitung lagi banyaknya kasus yang disebabkan oleh
penggunaan jejaring sosial facebook,
twitter dan lain-lain. Nah mari kita bahas dampak negatif dari penggunaan
jejaring sosial oleh anak usia sekolah.
Dampak negatif yang paling dirasakan
oleh anak usia sekolah akibat penggunaan jejaring sosial adalah anak menjadi
sulit berkomunikasi dan bersosialisasi dengan dunia nyata. Mereka lebih suka
menghabiskan waktu dengan membuka jejaring sosial dan mengobrol disana daripada
bertemu dengan teman dan mengobrol secara langsung. Bila ini terus menerus
dibiarkan akan mengakibatkan anak tidak
bisa dan tidak tau caranya bersosialisasi
dengan masyarakat (sosbud.kompasiana.com, 2013). Bila ada
acara yang diselenggarakan oleh masyarakat sekitar, mereka hanya sedikit
berperan disana. Dan tentunya ini akan menyulitkan anak dimasa depan, karena
tak mengerti cara untuk bersosialisasi secara langsung.
Ke dua, sering terjadi perselisihan
ataupun kesalah pahaman yang berujung sindir menyindir di jejaring sosial.
Inilah fenomena yang terjadi di dunia maya. Masalah yang ada di dunia nyata tak
mampu untuk diselesaikan, akhirnya di bawa ke dunia maya. Namun yang menjadi permasalahan ketika tulisan atau
ungkapan ekspresi dalam facebook tersebut dapat menyakiti atau merugikan orang
lain (News.okezone.com, 2013). Ini akan mengurangi
moral anak dalam menghargai orang lain dikehidupan nyata. Tentunya akan berefek
pada perilaku anak, menjadikan anak menjadi bandel, sulit untuk dinasihati. Tak
jarang karena sering menyindir orang dan melontarkan kata-kata yang tidak
pantas, ini juga akan terbawa di kehidupan nyata.
Ke tiga, berkurangnya waktu belajar.
Kalau asyik berfacebook waktu belajar
akan tersita, seperti pergi ke warnet pada jam belajar. Memang jejaring sosial
bisa sebagai media belajar, tapi anak lebih banyak membaca berita tentang
temannya daripada diskusi membahas pelajaran di sekolah (asttie-dampakfacebook.blogspot.com,
2013). Jejaring sosial juga dilengkapai dengan banyak pilihan permainan,
permainan ini akan membuat anak menjadi nyaman dan lupa akan waktu belajarnya.
Mereka bisa menghabiskan waktu luangnya serta waktu belajarnya hanya untuk
bermain game yang ada di jejaring
sosial. Kurangnya waktu belajar tentunya akan berdampak pula pada prestasi anak
di sekolah. Dampak ini tentu akan semakin terasa ketika nilai anak menjadi
jelek dan rangking anak turun. Ini yang harus diperhatikan oleh orang tua dan
anak.
Menurut saya
pribadi, anak sering melupakan waktu beribadah, lagi-lagi karena keasyikan
membuka jejaring sosial. Selain mengurangi waktu belajar, membuka jejaring
sosial yang tanpa henti juga akan melupakan anak pada kewajibannya untuk
beribadah. Ini akan berdampak kurangnya ilmu agama yang didapat. Mengurangi ke
imanan anak, membuat anak tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang
salah dalam kehidupan nyata juga dalam bergaul di dunia maya. Di dunia maya
tepatnya di jejaring sosial juga sering ditemukannya hal-hal yang berbau
pornografi. Nah ketika ilmu agama yang dimiliki anak kurang, tentunya akan
membuat anak membuka hal yang berbau pornografi. Itu sungguh hal yang tidak
pantas dlakukan oleh seorang anak usia sekolah. Karena berjam-jam membuka
jejaring sosial dan bermain game
disana, ini juga akan berpengaruh pada kesehatan mata anak tersebut. Hal yang
paling banyak dirasakan adalah mata menjadi minus. Ini tentunya akan mengganggu
kesehatan dan mengganggu pelajaran anak disekolah. Ketika mata sudah minus,
tentu harus membeli kacamata yang harganya kurang lebih 1 juta rupiah termasuk
pemeriksaan. Harga yang cukup lumayan dikarenakan hanya membuka jejaring sosial
dan bermain game online.
Lebih lagi,
karena membuka jejaring sosial juga membutuhkan jaringan internet, maka anak
juga harus membayar untuk mendapatkan jaringan internet. Jika menggunakannya
berlebihan, maka harus membayar lebih mahal. Ini tentu akan mengurangi uang
saku anak Atau kadang ada orang tua yang membayarnya. Membuat anak menjadi
boros uang dan boros pulsa. Keasyikan membuka jejaring sosial juga akan
mengurangi komunikasi dalam keluarga, kurangnya komunikasi ini akan berdampak
pada kurangnya perhatian orang tua ke anak. Kurangnnya perhatian membuat anak
berperilaku sesuka hatinya, tak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Didukung
juga karena kurangnya pemahaman ilmu agama karena kurangnya waktu belajar dan lupa
akan beribadah.
5.
Solusi
untuk Mengatasi Dampak Negatif dari Jejaring Sosial.
Untuk
mengatasi dampak yang terjadi, adalah mengetahui dengan benar kegunaan utama
dari jejaring sosial. Diperuntukkan untuk apakah jejaring sosial, itulah yang
harus anak-anak ketahui. Ketika anak sudah mengetahui fungsi utama dari
jejaring sosial yang memang diperuntukkan untuk berkomunikasi antar sesama,
maka ketika membuka jejaring sosial tidak berjam-jam. Anak akan bisa mengurangi
penggunaan jejaring sosial yang tidak penting seperti bermain game online.
Selanjutnya
adalah belajar menghargai orang lain, dengan menghargai orang lain dimanapun
kita berada maka tindakan yang menyindir dan melontarkan kata-kata yang tidak
pantas dapat diminimalkan. Dengan menghargai orang lain juga kita akan
dihargai. Jadi enak kan ketika pengguna jejaring sosial salaing menghargai.
Takkan ada lagi penghinaan yang terjadi disana. Untuk anak usia sekolah harus pandai-pandai
mengatur waktu, yaitu untuk belajar, bermain, bersosialisasi dan tentunya
membuka jejaring sosial. Jadi waktu belajar tidak akan terganggu, sehingga
prestasi di sekolah tetap terjaga dengan baik. Gunakan jejaring sosial dengan
baik, atur waktu kapan harus membuka dan kapan harus menutup jejaring sosial
tersebut. Jangan sampai terlena mebuka jejaring sosial. Selain tidak mengganggu
sekolah, pandai mengatur waktu juga akan menghemat uang dan pulsa yang harus di
bayarkan untuk membuka jejaring sosial. Bersosialisasi di masyarakat juga akan
tetap terjaga karena tidak terlalu bergantung pada jejaring sosial saja.
6.
Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa internet kini menjadi cara baru untuk
berkomunikasi. Dan jejaring sosial yang paling banyak digunakan untuk
berkomunikasi sekarang ini. Jejaring sosial yang paling banyak dignakan
sekarang ini adalah facebook dan twitter. Facebook dan twitter
sendiri memliki bejuta-juta pengguna. Banyak dari pengguna jejaring sosial
adalah anak usia sekolah. Banyak dari mereka menjadi kecanduan, dan sulit
memisahkan diri dengan jejaring sosial. Mereka menganggap jejaring sosial
adalah dunia ke dua. Ini tentunya menimbulkan dampak yang tidak sedikit. Mulai
dari dampak positif sampai dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulakan
dari pemakaian jejaring sosial oleh anak usia sekolah adalah anak menjadi punya
banyak teman baru dari seluruh dunia., tak hanya di indonesia saja. Selain itu
juga meemudahkan anak untuk berkomunikasi dan mendiskusikan pelajran-pelajaran
dan tugas dari sekolah. Dan untuk anak sekolah menengah atas, jejaring sosial
juga biasanya di manfaatkan untuk sarana promosi untuk menambah uang saku
dengan cara berjualan. Tak hanya dampak positif, tapi ada juga dampak
negatifnya, yaitu anak menjadi sulit berkomunikasi dengan orang lain di dunia
nyata. Kemudian sering terjadinya kesaah pahaman yang berujung dengan menyindir
orang lain lewat jejaring sosial. Anak menjadi lupa dengan waktu belajarnya,
dan akan memngganggu sekolahnya. Lupa akan waktunya beribadah, membuat semakin
tipis iman anak. Karena membuka jejaring sosial juga membutuhkan biaya, maka
ketika sudah kecanduan akan boros uang dan pulsa. Banyak juga ditemui hal-hal
yang berbau pornografi. Untuk mengatasinya, anak harus benar-benar mengetahui
fungsi dari jejaring sosial. Harus bisa membagi waktu antar belajar, bermain,
bersosialisasi dan membuka jejaring sosial. Dan tentunya anak harus belajar
mengahrgai orang lain dimanapun mereka berada. Selalu dekat dengan Tuhan dan
tidak melupakan waktu beribadah. Tentunya selalu berhati-hati dan tidak mudah
percaya dengan apa yang ada di jejaring sosial.
Daftar
Pustaka
Ikhsan, A. 2010. Berawal dari FB, berakhir di kantor
polisi. Diunduh di http://news.okezone.com/read/2010/06/06/340/340061/berawal-dari-fb-berakhir-di-kantor-polisi
tanggal 19 Oktober 2013.
Nugraha, S. 2010. Bijak dan selektif solusi bahaya FB. Diunduh di http://news.okezone.com/read/2010/02/17/337/304728/bijak-dan-selektif-solusi-bahaya-fb
tanggal 19 Oktober 2013.
Simanjuntak, C. S. 2010. Dampak Positif dan Negatif Facebook bagi
Anak-anak Usia Sekolah. Diunuduh di http://asttie-dampakfacebook.blogspot.com/2010/02/dampak-positif-dan-negatif-facebook.html
tanggal 19 oktober 2013.
Suaramerdeka. 2013. Besar, pengguna facebook dan twitte di Indonesia. Di unduh dari http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/04/09/152279/Besar-Pengguna-Facebook-dan-Twitter-di-Indonesia tanggal 19
Oktober 2013.
Taufiqillah, M. 2012. Facebook,
Dunia Kedua Setelah Kenyataan. Diunduh di http://citizennews.suaramerdeka.com/?option=com_content&task=view&id=1616
Tresnady, T. 2010. Perlu ada pendidikan penggunaan FB. Diunduh di http://celebrity.okezone.com/read/2010/02/19/34/305300/perlu-ada-pendidikan-penggunaan-fb tanggal 19 Oktober 2013.
Virdhani, M. H. 2010. Khawatir
FB, ratusan orang tua lapor ibu menteri. Di unduh di http://techno.okezone.com/read/2010/10/22/55/385272/khawatir-fb-ratusan-orang-tua-lapor-ibu-menteri
tanggal 19 Oktober 2013.
Werner J, Severin, et al. 2005. teori komunikasi : sejarah, metode, dan terapan
didalam media massa. edisi
5.terjemahan S. Hariyanto. jakarta : kencana.
Widihastuti, R.
2013. Pengaruh internet
terhadap pertumbuhan kepribadian anak. Diunduh di http://sosbud.kompasiana.com/2013/09/30/pengaruh-internet-terhadap-pertumbuhan-kepribadian-anak-597317.html
tanggal 19 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar