Oleh
Maulana Irfan
Jurusan
Teknologi Pendidikan
Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Karya ilmiah ini berisi tentang informasi, yakni informasi yang menuju pada
komunikasi massa. Pada era modern seperti ini, media massa seperti televisi
adalah menjadi kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok sebagai wadah informasi, namun
tidak hanya informasi yang terkandung didalam tayangan televisi. Tayangan
tayangan seperti sinetron, film, komedi, juga tersusun dibeberapa acara stasiun
televisi. Televisi juga menyebabkan beberapa dampak, seperti dampak negatif
juga dampak positif. Terlebih lagi, untuk menonton televisi tidak dibatasi oleh
golongan tertentu. Jadi, siapapun bisa menonton televisi, dari mulai anak anak,
remaja, dan dewasa. Namun, khususnya anak, orang tua perlu memberikan bimbingan
agar anak menonton acara yang sesuai dengan umur serta perkembangan kondisi
anak.
Keywoards : Komunikasi Massa, Media Televisi, Televisi, Masyarakat
Keywoards : Komunikasi Massa, Media Televisi, Televisi, Masyarakat
1. Pendahuluan
Media televisi menciptakan sebuah rasa di dalam masyarakat, rasa disini
dimaksudkan rasa duka dan rasa senang. Media televisi lahir dari kekreativan seseorang,
seperti jaman sekarang media televisi sangatlah vital. Bukan hanya kalangan
dewasa ataupun remaja, Kini, anak anak juga menonton tayangan dari media
televisi. Misalnya, seperti tayangan kartun. Disisi lain, media televisi juga
menimpulkan sebuah dampak. Tentunya ada dampak negatif dan dampak positif
terhadap pemirsa yang menonton acara televisi.
Media televisi memang sarana mudah untuk mendapatkan
informasi. Tak perlu bersusah payah atau membaca dengan teliti seperti koran.
Televisi adalah media audiovisual. Jadi, dapat didengarkan dan juga dilihat.
Hal ini memudahkan seseorang mendapatkan informasi dan gambaran tentang berita
apa yang sedang terjadi.
2. Acara Televisi dalam Ekonomi Bisnis
Pada era sekarang ini, peran media televisi sangat penting dan semakin
meningkat perkembangannya. Kehadiran televisi swasta, seperti TransTv, Trans7,
sebenarnya merupakan dari pada Ekonomi Bisnis berbasis media televisi. Seperti
yang sudah Robert Wager ramalkan, bahwa tren ekonomi ditandai dengan
berkurangnya peran dari pemerintah dalam sektor pereknomian. Dan justru dari
pihak swasta yang akan menjadi andalan. Di Indonesia sendiri, perubahan
tersebut sudah mulai terjadi, yakni pada tahun 1990-an(Kuswandi,W.2008:1)
Memang wajar, jika pada era sekarang media televisi diharapkan mampu berperan dalam mengimbangi arus globalisasi yang ada. Dan televisi swasta tentunya akan mempertimbangkan dan mencari tahu, apa yang menjadi kebutuhan pemirsa. Seperti halnya berita didalam acara televisi, lebih banyak mengarah pada masalah masalah ekonomi dan bisnis, misalnya laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan pemerintah, inflasi, dan lain sebagainya. Bahkan, karena media televisi sangatlah cepat dalam memberitakan informasi, kini seringkali digunakan para pengambil keputusan dalam dunia bisnis yang menuntut dan ketepatan dalam pengambilan keputusan ekonomi bisnis.
Memang wajar, jika pada era sekarang media televisi diharapkan mampu berperan dalam mengimbangi arus globalisasi yang ada. Dan televisi swasta tentunya akan mempertimbangkan dan mencari tahu, apa yang menjadi kebutuhan pemirsa. Seperti halnya berita didalam acara televisi, lebih banyak mengarah pada masalah masalah ekonomi dan bisnis, misalnya laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan pemerintah, inflasi, dan lain sebagainya. Bahkan, karena media televisi sangatlah cepat dalam memberitakan informasi, kini seringkali digunakan para pengambil keputusan dalam dunia bisnis yang menuntut dan ketepatan dalam pengambilan keputusan ekonomi bisnis.
Benar, tanpa ada pelaku
bisnis di dalam dunia pertelevisian, maka memang tidak akan ada perkembangan
dunia usaha di dalam media televisi, lapangan kerja, dan usaha usahanya. Kini,
media televisi perlu mempercantik dan memberi perubahan baru didalam dunia
ekonomi bisnis untuk menjalankan dan mengembangkan usaha usahanya agar lebih
menarik masyarkat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
ekonomi bisnis di dalam dunia pertelevisian(Kuswandi, W. 2008: 3), yakni :
- Adanya peluang usaha dan pasar. Pada faktor ini, media televisi diharapkan mampu menginformasikan adanya peluang usaha dan pasar, informasi tersebut bisa disampaikan melalui iklan secara langsung dan bisa juga secara tidak langsung.
- Adanya finansial. Pada faktor ini, tentunya landasan yang paling pertama dan utama dari sisi finansial adalah permodalan. Jika media televisi menginformasikan dalam penayangannya tentang permodalan, tentunya hal ini sangat menarik bagi dunia usaha untuk meningkatkan dan menunjang dunia usaha. Misalnya, pengusaha kecil yang masih sulit untuk mengatasi masalah dalam memperoleh modal, dan lain sebagainya.
- Adanya informasi yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia dan manajemen. Pada faktor ini, media televisi diharapkan menginformasikan tayangan yang berhubungan dengan SDM dan manajemen, dalam hal pengetahuan maupun pengalaman dengan dibungkus sajian yang menarik secara khas dari media televisi.
- Adanya informasi yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam dan bahan baku. Pada faktor ini, misalnya seperti sebuah perusahaan penerbit, soal kertas, ataupun pabrik mobil, motor, yang dianggap memboroskan devisa negara karena cara mendapatnya bahan baku melalui proses impor.
Presentase tayangan bisnis (Kuswandi, W. 2008: 4) harus disesuaikan
dan dikemas secara ideal. Namun, pada kenyataanya banyak iklan iklan yang
melanggar dengan kode etik. Seperti iklan rokok yang seringkali muncul pada
pagi hari ataupun siang hari, seharusnya iklan rokok muncul pada malam hari,
yakni pada jam jam dimana anak anak sudah istirahat dan tertidur lelap, agar anak
anak tidak terkontaminasi dan terpengaruh dengan iklan rokok di dalam media televisi.
oleh karena itu, diaharapkan bagi produsen dan ekonom bisnis periklanan jangan
semena mena dalam mempromosikan barangnya, setidaknya mematuhi dan mengikuti
peraturan peraturan di dalam iklan televisi, sekaligus disesuaikan dengan
kondisi masyarkat yang ada.
3. Berita Televisi Swasta Indonesia
Di Indonesia, kemajuan di dalam dunia pertelevisian sudah muncul dengan
beberapa stasiun televisi swastanya. Ini adalah sebuah bukti, bahwa Indonesia
telah mengikuti dan terlibat dalam era informasi modern dan teknologi
komunikasi seperti negara negara maju lainnya.
Kini, dunia televisi telah
memasuki sistem industri. Dimana program berita televisi harus mampu
beradaptasi dan disesuaikan dengan perkembangan era sekarang. Kriteria
Indonesia sebagai negara berkembang, hal ini harus menjadi acuan. Acuan di
sektor sosial, budaya, dan politik. Juga menjadi sebuah pertimbangan dalam
pembuatan berita di televisi swasta dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan negara, serta memakmurkan bangsa Indonesia.
Keunggulan berita
televisi, media televisi jelas lebih unggul dibandingkan media cetak. Produk
televisi berbentuk siaran tidaklah berdiri sendiri, namun merupakan produk dari
hasil kolektif, dari norma serta nilai masyarakat secara sosiologi ataupun
politis. Tentunya, penonton berita televisi ingin prinsip berita harus, jelas,
sistematis, terpercaya, dan berpijak pada budaya.
Di dalam penayangan sebuah
berita televisi, terdapat reporter. Reporter adalah kunci utama dari penayangan
berita televisi (Kuswandi, W. 2008: 86). Tentu, berita yang dibuat
oleh reporter lalu ditayangakan melalui televisi wajib memenuhi unsur unsur
keterbukaan, bukti dan argumentasi. Serta mempertahankan kepercayaan terhadap
masyarakat.
4. Gaya Hidup dan Televisi
Televisi sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat. Kini, televisi
dianggap bukan lagi sebagai barang mewah. Dengan adanya televisi di ruang tamu,
dengan beranke ragam acaranya, sekarang masyarakat sangatlah mudah dalam
mendapatkan informasi secara cepat dan tepat dari berbagai wilayah wilayah
lain.
Sekarang, acara televisi
tidak hanya menampilkan produk produk lokal saja, tetapi juga produk asing.
Jika para penikmat acara televisi memperhatikan secara serius, film seperti
telenovela tidak jauh beda dengan film beralur cerita produk lokal. Namun pada
kenyataanya, masyarakat indonesia lebih condong menyukai produk asing. Mungkin,
karena ingin berharap menjadi orang kaya, terhormat, dan terkenal. Terlebih
lagi, masyarakat Indonesia sudah jenuh dan bosan. Dengan monton film atau
sinetron Indonesia yang penuh air mata (Kuswandi, W. 2008: 88) dan
penderitaan. Masyarakat Indonesia jenuh dengan kesengsaraan, penderitaan,
kesedihan seperti yang ditayangkan oleh televisi televisi lokal. Masyarakat
Indonesia menginginkan kehidupan baru seperti era sekarang, kendati sekedar
ilusi dan impian belaka. Masyarakat Indonesia menyukai tayangan televisi dengan
kehidupan serba canggih, mewah, modern, antik, praktis, dan tentunya bebas.
Seperti kehidupan kehidupan di negara maju.
Untuk meningkatkan agar
kualitas produk sinetron lokal tidak kalah dengan sinetron asing pada tayangan
televisi, para pengelola tayangan televisi harus membuat sebuah cara televisi
yang sekiranya sesuai dengan minat dan keinginan masyarak Indonesia. Namun,
sekiranya programer acara televisilah, yang harus mempertegas acaranya dengan
kualitas bagus agar minta ditonton oleh masyarakat Indonesia.
Di sisi lain, pihak pihak
yang terkait juga harus terjun langsung dalam memprogram acara acara di
televisi, agar mempunyai kesadaran tinggi akan dampak positif dan negatif acara televisi terhadap masyarakat. Pengaruh
acara televisi sampai saat ini masih yang paling kuat, dibandingkan dengan
surat kabar ataupun radio. Ini karena pengaruh audiovisualnya, yakni
menampilkan suara dan gambar. Terlepas dari dampak negatif, juga dampak
positif, media televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan masyarakat dalam
sebuah era sekarang, yakni era informasi dan komunikasi yang terus menerus
semakin meningkat pesat. Tontonan seperti film asing juga menjadi hiburan
tersendiri, karena belum semuanya masyarakat Indonesia tersentuh dan mengenal
kecanggihan sebuah teknologi modern dalam tekhnik penggarapan film yang
mempunyai dimensi tekhnologi super canggih.
Agar mencapai tahap
perubahan sikap dalam bentuk perilaku baru bagi pemirsa, media televisi
hendaknya menggunakan metode metode dengan penayangan berulang-ulang, yang
acarnya dikemas bersifat dialogis.
5. Informasi Televisi dalam Proses Pembelajaran
Indonesia merdeka, berarti Indonesia mempunyai hak kebebasan untuk
mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia. Menurut data, hampir 200 juta rakyat
Indonesia (Kuswandi, W. 2008: 94) terjangkau oleh pendidikan formal yang resmi dan diakui. Namun,
peningkatan jumlahnya berbanding terbalik dengan peningkatan mutu dalam proses
pembelajaran. Manusia yang terdidik, sangatlah sedikit. Mereka masih kurang
terlatih untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik di dunia usaha dan industri.
Sebagian hidup mereka sebagai wirausaha dan pekerja mandiri. Memang, Indonesia
belum berhasil membangun budaya keaksaraan, yang menjadi landasan dari
masyarakat industri berteknologi maju.
Strategi dan tantangan.
Kini, semenjak merakyatnya kesempatan untuk belajar dengan sarana sarana
multimedia, seperti televisi, radio, surat kabar, dan tren saat ini yakni
internet (Kuswandi, W. 2008: 95) dengan strategi mutu tinggi akan berdampak sangat luas. Pada era modern,
kemajuan teknologi membuka kesempatan belajar orang sejak dini, yakni dengan
menyerap informasi informasi dari tayangan ataupun tontonan televisi. Di sisi
lain, ternyata televisi juga berguna untuk membuka peluang bayi/balita saat
menonton televisi untuk langsung bisa tumbuh menjadi pembelajar yang berdaya.
Seperti mengerti, dan memahami lignkungan atau gambar gambar di televisi.
Pembelajaran seperti
melalui atau memanfaatkan elektronik, komunikasi, dan komputasi, lalu juga
media massa cetak, elektronik, televisi, radio, internet, bisa di kategorikan
sebagai pembelajaran mandiri yakni yang hanya mungkin terwujud ketika kita memanfaatkan
sebuah teknologi dengan sebaik-baiknya. Dengan pemanfaatan teknologi, semakin
terbuka kesempatan belajar bermutu yang mampu dijangkau oleh rakyat dalam
jumlah banyak (Kuswandi, W. 2008: 96). Televisi juga harus mampu
menghasilkan tayangan pembelajaran yang bermutu, dan tentunya acara televisi
juga harus menyebar luaskan informasi sekaligus pengetahuan bagi para pengusaha
kecil agar mereka punya akses dan tahu tentang hal yang bersangkutan dengan
usaha usahanya.
6. Sinetron dan Realitas Moral
Sinetron, seperti yang sudah banyak diberitakan oleh media massa, adalah
acara lokal yang diasumsikan sangat digemari oleh banyak kalangan, tentunya
remaja. Bahkan survey research indonesia (SRI) mengemukakan bahwa sinetron
adalah program acara yang paling banyak penggemarnya.(Kuswandi,W.2008:119).
Iya, mungkin memang cukup layak jika sinetron mendapatkan julukan sebagai primadonanya acara di televisi. Namun, tampaknya julukan itu kini mulai pudar. Banyak dari kalangan remaja ataupun dewasa mulai bosan dengan acara acara sinetron. Karena acara sinetron masa kini hanyalah penuh air mata dan kesedihan yang berangsur-angsur. Sinetron, yang membawa sebuah pesan moral, yakni yang mengandung unsur unsur moralitas di alur ceritanya membawa sebuah misi tersendiri untuk para penontonnya. Misi disini dapat berbentuk sebuah moral yang ditunjukan dari alur cerita, bisa juga dari ending sinetron tersebut. Tentunya, moral ini bersangkutan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Yang diharapkan dari sebuah pesan moral, yakni penonton atau pemirsa dapat menirunya. Tentu juga meniru moral moral yang baik dan patut untuk ditiru. Namun kenyataanya, sinetron hanya sebatas hiburan semata dan gagal untuk mengubah pola perilaku masyarkat seperti yang diharapkan oleh pesan moral yang terkandung di dalam alur sinetron. Yang terlihat disini, pemirsa penonton acara sinetron hanya diberikan informasi, tentang sisi moral yang terjadi di dalam masyarakat. Dan belum sepenuhnya di terapkan oleh para pemirsa penonton sinetron. Dan tujuan akhir dari sinetron moral ini, yaitu pemirsa diajak untuk merenung, menyikapi, dan berpikir setelah melihat kenyataan moral yang tampak pada alur cerita sinetron(Kuswandi,W.2008:120).
Terlepas dari semua hal tentang sinetron dan realitas moral, diharapkan televisi swasta yang kini merajalela mau tidak mau, layar kacanya harus diisi dengan beberapa acara yang menarik pemirsa penonton dan memasang iklan sebagai roh dari televisi swasta tersebut. Intinya, isi pesan moral sinetron adalah cerminan nilai dan norma moral di masyarakat.
Iya, mungkin memang cukup layak jika sinetron mendapatkan julukan sebagai primadonanya acara di televisi. Namun, tampaknya julukan itu kini mulai pudar. Banyak dari kalangan remaja ataupun dewasa mulai bosan dengan acara acara sinetron. Karena acara sinetron masa kini hanyalah penuh air mata dan kesedihan yang berangsur-angsur. Sinetron, yang membawa sebuah pesan moral, yakni yang mengandung unsur unsur moralitas di alur ceritanya membawa sebuah misi tersendiri untuk para penontonnya. Misi disini dapat berbentuk sebuah moral yang ditunjukan dari alur cerita, bisa juga dari ending sinetron tersebut. Tentunya, moral ini bersangkutan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Yang diharapkan dari sebuah pesan moral, yakni penonton atau pemirsa dapat menirunya. Tentu juga meniru moral moral yang baik dan patut untuk ditiru. Namun kenyataanya, sinetron hanya sebatas hiburan semata dan gagal untuk mengubah pola perilaku masyarkat seperti yang diharapkan oleh pesan moral yang terkandung di dalam alur sinetron. Yang terlihat disini, pemirsa penonton acara sinetron hanya diberikan informasi, tentang sisi moral yang terjadi di dalam masyarakat. Dan belum sepenuhnya di terapkan oleh para pemirsa penonton sinetron. Dan tujuan akhir dari sinetron moral ini, yaitu pemirsa diajak untuk merenung, menyikapi, dan berpikir setelah melihat kenyataan moral yang tampak pada alur cerita sinetron(Kuswandi,W.2008:120).
Terlepas dari semua hal tentang sinetron dan realitas moral, diharapkan televisi swasta yang kini merajalela mau tidak mau, layar kacanya harus diisi dengan beberapa acara yang menarik pemirsa penonton dan memasang iklan sebagai roh dari televisi swasta tersebut. Intinya, isi pesan moral sinetron adalah cerminan nilai dan norma moral di masyarakat.
7. Tantangan Media Televisi Indonesia
Kini, dunia petelevisian Indonesia telah maju pesat. Kemajuan tersebut didukung oleh teknologi komunikasi yang telah canggih yang ditemukan dan diterapkan di negara negara maju seperti negara di daerah barat. Disisi lain, teknologi komunikasi mempunyai dampak yang begitu besar. Dan dampak tersebut harus diantisipasi agar tidak menjadi sebuah penjajahan. Penjajahan dari sebuah teknologi komunikasi bangsa barat terhadap bangsa kita,.
Pertelevisian di Indonesia. Perkembangan televisi swasta di Indonesia cukup membanggakan dan menggembirakan, namun tentu tidak lepas dari hal positif juga hal yang negatif. Disini, pertelevisian mengalami persaingan yang begitu kuat, dan televisi swasta pasti yang menang. Karena memiliki modal kuat yang mempunyai hubungan erat dan dekat dengan kekuasaan. Produsen barang dan jasa tentu menjadi rebutan bagi para stasiun televisi swasta, yakni dengan munculnya berbagai iklan di televisi swasta dengan tujuan mencari keuntungan dari sisi finansial sebanyak-banyaknya. Namun, dari beberapa iklan yang ada, masih jua ada keluhan, contohnya, ialah keluhan dari Menteri Kesehatan terhadap tayangan iklan obat yang dianggap kurang menyentuh aspek moral dan etika periklanan (Kuswandi, W. 2008:123).
Sekarang, pemerintah memberikan kebijaksanaan terhadap individu untuk memakai antena parabola di Indonesia, dengan antena parabola, masyarakat sudah dapat menikmati tayangan dari berbaga televisi dari stasiun asing(Kuswandi, W. 2008: 124). Dan ini menandakan, bahwa globalisasi telah semakin menyebar diberbagai belahan dunia. Kendati demikian, seleksi dalam tayangan asing tetap perlu diperhatikan, tidak semua dari tayangan televisi asing sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, karena dengan cara ini konflik konflik kebudayaan dapat dicegah supaya tidak memasuki pola hidup di dalam masyarakat Indonesia. Dengan meningkatkan pendidikan dan kesadaran akan pendidikan adalah cara masyarakat yang tepat, untuk mencegah masuknya budaya negatif dari Barat ke Indonesia yang datang melewati acara tayangan televisi asing. Dan dengan pendidikan yang lebih baik.
Sebenarnya, menu program acara televisi lokal yang disiarkan mampu menjadi filter atau saringan untuk menghadapi acara televisi asing. Namun melihat kenyataan, menu program acara lokal ini juga sulit mengantisipasi tayangan asing yang lewat parabola. Perlu kajian mendalam dan serius, dalam menghadapi tayangan televisi asing. Globalisasi memanglah perlu, akan tetapi lebih perlu lagi dalam hal Sumber Daya Manusia Indonesia untuk menghadapi era globalisasi. Seperti kehadiran internet, dvd, vcd, serta siaran siaran asing yang tidak berimbang, terus menerus menjajah pemirsa Indonesia dengan tanpa bisa mengelak.
Pada era seperti sekarang, banyak acara televisi seperti talk show ataupun wawancara televisi banyak digemari oleh pemirsa. Wawancara televisi merupakan suatu program acara yang mempunyai nilai informasi, dan selain itu juga memiliki daya tarik untuk ditonton berbagai lapisan golongan pemirsa. Dari mulai anak anak, remaja, dan dewasa. Di dalam wawancara televisi, ada beberapa hal penting yang setidaknya perlu kita ketahui, antara lain (Kuswandi,W.2008:126) :
Kini, dunia petelevisian Indonesia telah maju pesat. Kemajuan tersebut didukung oleh teknologi komunikasi yang telah canggih yang ditemukan dan diterapkan di negara negara maju seperti negara di daerah barat. Disisi lain, teknologi komunikasi mempunyai dampak yang begitu besar. Dan dampak tersebut harus diantisipasi agar tidak menjadi sebuah penjajahan. Penjajahan dari sebuah teknologi komunikasi bangsa barat terhadap bangsa kita,.
Pertelevisian di Indonesia. Perkembangan televisi swasta di Indonesia cukup membanggakan dan menggembirakan, namun tentu tidak lepas dari hal positif juga hal yang negatif. Disini, pertelevisian mengalami persaingan yang begitu kuat, dan televisi swasta pasti yang menang. Karena memiliki modal kuat yang mempunyai hubungan erat dan dekat dengan kekuasaan. Produsen barang dan jasa tentu menjadi rebutan bagi para stasiun televisi swasta, yakni dengan munculnya berbagai iklan di televisi swasta dengan tujuan mencari keuntungan dari sisi finansial sebanyak-banyaknya. Namun, dari beberapa iklan yang ada, masih jua ada keluhan, contohnya, ialah keluhan dari Menteri Kesehatan terhadap tayangan iklan obat yang dianggap kurang menyentuh aspek moral dan etika periklanan (Kuswandi, W. 2008:123).
Sekarang, pemerintah memberikan kebijaksanaan terhadap individu untuk memakai antena parabola di Indonesia, dengan antena parabola, masyarakat sudah dapat menikmati tayangan dari berbaga televisi dari stasiun asing(Kuswandi, W. 2008: 124). Dan ini menandakan, bahwa globalisasi telah semakin menyebar diberbagai belahan dunia. Kendati demikian, seleksi dalam tayangan asing tetap perlu diperhatikan, tidak semua dari tayangan televisi asing sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, karena dengan cara ini konflik konflik kebudayaan dapat dicegah supaya tidak memasuki pola hidup di dalam masyarakat Indonesia. Dengan meningkatkan pendidikan dan kesadaran akan pendidikan adalah cara masyarakat yang tepat, untuk mencegah masuknya budaya negatif dari Barat ke Indonesia yang datang melewati acara tayangan televisi asing. Dan dengan pendidikan yang lebih baik.
Sebenarnya, menu program acara televisi lokal yang disiarkan mampu menjadi filter atau saringan untuk menghadapi acara televisi asing. Namun melihat kenyataan, menu program acara lokal ini juga sulit mengantisipasi tayangan asing yang lewat parabola. Perlu kajian mendalam dan serius, dalam menghadapi tayangan televisi asing. Globalisasi memanglah perlu, akan tetapi lebih perlu lagi dalam hal Sumber Daya Manusia Indonesia untuk menghadapi era globalisasi. Seperti kehadiran internet, dvd, vcd, serta siaran siaran asing yang tidak berimbang, terus menerus menjajah pemirsa Indonesia dengan tanpa bisa mengelak.
Pada era seperti sekarang, banyak acara televisi seperti talk show ataupun wawancara televisi banyak digemari oleh pemirsa. Wawancara televisi merupakan suatu program acara yang mempunyai nilai informasi, dan selain itu juga memiliki daya tarik untuk ditonton berbagai lapisan golongan pemirsa. Dari mulai anak anak, remaja, dan dewasa. Di dalam wawancara televisi, ada beberapa hal penting yang setidaknya perlu kita ketahui, antara lain (Kuswandi,W.2008:126) :
- Pewawancara (interviewer)
- Orang yang diwawancara (interviewee)
- Topik atau tema pemirsa
- Pemirsa
- Waktu atau jadwal wawancara
Pelaksanaan wawancara. Di
dalam melaksanakan wawancara, pewawancara harus berperan secaar aktif dan
menarik, terutama pada saat saat tertentu. Tentunya, pewawancara mampu
mengantisipasi jawaban dari narasumber serta kritis dalam menangkap jawaban
yang terlontar.pewawancara harus bisa membagi pertanyaan yang tepat kepada
orang yang tepat pula, dengan pertanyaan itu. Pewawancara ditunut harus
mempunyai dan menjadi pendengar yang baik, dalam setiap proses wawancara. Wawancara
yang baik adalah, saat proses wawancara selalu nampak “hidup”. Artinya, dalam
setiap pertanyaan yang diajukan, seorang pewawancara disambut secara antusias
oleh orang yang diwawancarai. Dan wawancara akan terlihat lebih menarik,
apabila wawancara dilakukan dengan gaya diskusi. Artinya, pertanyaan yang
dijawab oleh pakar, juga dijawab oleh pakar lain yang juga hadir dalam
wawancara tersebut, kadang jawabanpun bisa bersifat pro atau pun kontra.
8.Tayangan Televisi dan
Perkembangan Anak
Tayangan di dalam televisi menyebabkan beberapa dampak, ada dampak negatif dan dampak positif. Televisi sebagai media komunikasi massa audiovisual memang memiliki keistimewaan tersendiri. Tayangan televisi sangat mudah diingat. Terlebih lagi, televisi tidak dibatasi oleh golongan tertentu, semua golongan dari mulai anak anak, remaja, dewasa bisa menonton tayangan televisi. Tayangan ditelevisi juga mempunyai cangkupan lebih luas
Wilayah lokal seperti jakarta, banten, semarang, pekalongan dan kota kota lainnya di indonesia memiliki televisi lokal. Banyak televisi swasta mengakibatkan persaingan persaingan bisnis. Memang, penayangan penayangan program televisi beberapa terlihat wajar wajar saja. Namun, justru yang dikhawatirkan adalah apakah telenovela, sinetron, film, dan komedi, ialah tayangan tayangan yang mengganggu perkembangan anak. Kebanyakan, tayangan tayangan tersebut tidak mengandung pesan pendidikan, moral, atau pelajaran.
Dampak negatif (Kuswandi, W. 2008: 142) Dengan bertambahnya stasiun televisi televisi swasta, anak semakin banyak pula menonton tayangan televisi. Saluran anak seperti spacetoon, tampaknya masih belum memberikan tontonan yang maksimal bagi anak. Dengan berkurangnya tayangan acara untuk anak di televisi, maka film film untuk orang dewasa akan menjadi sebuah tayangan alternatif bagi anak anak. Bila anak anak mengkonsumsi tayangan tayangan seperti film film, yang tidak mengandung pesan moral, maka pikiran anak anak tentu akan terpengaruh terhadap tontonan tontonan seperti film.
Bimbingan orang tua sangatlah vital dan penting, kita dapat menilai bahwa tayangan ditelevisi dapat merusak moral anak, dan ternyata masih banyak faktor lainnya. Disini, keterampilan dari bimbingan orang tua sangatlah diperlukan, dan untuk menentukkan anak menonton televisi dikhususkan pada jam jam tertentu saja. Jangan memasuki jam jam malam, dengan tayanagn tayangan televisi swasta. Peran orang tua hendaknya mendampingi ketika sang anak menonton televisi, dengan sedikit memberikan bimbingan dan tayangan yang lebih layak dan tepat bagi anak. Disisi lain, media televisi juga hendaknya dimanfaatkan menjadi media yang efektif bagi pendidikan anak, misalnya seperti beberapa tayangan televisi berbasis pendidikan. Sudah seharusnya, pengelola televisi jangan hanya mementingkan unsur bisnisnya saja, tetapi juga mempunyai tanggung jawab moral dan sosial terhadap perkembangan anak anak.
Tayangan di dalam televisi menyebabkan beberapa dampak, ada dampak negatif dan dampak positif. Televisi sebagai media komunikasi massa audiovisual memang memiliki keistimewaan tersendiri. Tayangan televisi sangat mudah diingat. Terlebih lagi, televisi tidak dibatasi oleh golongan tertentu, semua golongan dari mulai anak anak, remaja, dewasa bisa menonton tayangan televisi. Tayangan ditelevisi juga mempunyai cangkupan lebih luas
Wilayah lokal seperti jakarta, banten, semarang, pekalongan dan kota kota lainnya di indonesia memiliki televisi lokal. Banyak televisi swasta mengakibatkan persaingan persaingan bisnis. Memang, penayangan penayangan program televisi beberapa terlihat wajar wajar saja. Namun, justru yang dikhawatirkan adalah apakah telenovela, sinetron, film, dan komedi, ialah tayangan tayangan yang mengganggu perkembangan anak. Kebanyakan, tayangan tayangan tersebut tidak mengandung pesan pendidikan, moral, atau pelajaran.
Dampak negatif (Kuswandi, W. 2008: 142) Dengan bertambahnya stasiun televisi televisi swasta, anak semakin banyak pula menonton tayangan televisi. Saluran anak seperti spacetoon, tampaknya masih belum memberikan tontonan yang maksimal bagi anak. Dengan berkurangnya tayangan acara untuk anak di televisi, maka film film untuk orang dewasa akan menjadi sebuah tayangan alternatif bagi anak anak. Bila anak anak mengkonsumsi tayangan tayangan seperti film film, yang tidak mengandung pesan moral, maka pikiran anak anak tentu akan terpengaruh terhadap tontonan tontonan seperti film.
Bimbingan orang tua sangatlah vital dan penting, kita dapat menilai bahwa tayangan ditelevisi dapat merusak moral anak, dan ternyata masih banyak faktor lainnya. Disini, keterampilan dari bimbingan orang tua sangatlah diperlukan, dan untuk menentukkan anak menonton televisi dikhususkan pada jam jam tertentu saja. Jangan memasuki jam jam malam, dengan tayanagn tayangan televisi swasta. Peran orang tua hendaknya mendampingi ketika sang anak menonton televisi, dengan sedikit memberikan bimbingan dan tayangan yang lebih layak dan tepat bagi anak. Disisi lain, media televisi juga hendaknya dimanfaatkan menjadi media yang efektif bagi pendidikan anak, misalnya seperti beberapa tayangan televisi berbasis pendidikan. Sudah seharusnya, pengelola televisi jangan hanya mementingkan unsur bisnisnya saja, tetapi juga mempunyai tanggung jawab moral dan sosial terhadap perkembangan anak anak.
9.Variety Show
Tayangan variety show yakni acara menarik, dengan presenter yang mengundang beberapa tamu, untuk berbincang bincang dan dibumbui sedikit canda tawa komedi. Variety show memang lebih menghibur, seperti ceriwis, empat mata, dan kick andy (Kuswandi, W. 2008: 149). Variety show banyak dijumpai dichanel televisi nasional Saat saat ini masyarakat Indonesia memang sedang dimanjakan dengan tayangan tayangan variety show, karena variety show memang dianggap tayangan pelepas penak dan lebih menarik dibandingkan dengan sinettron sinetron yang beraroma kesedihan dan kepiluan. Tayangan acara televisi memang lebih menarik (Kuswandi, W. 2008: 150) untuk dikaji lebih dalam karena komunikasi massa yang satu ini jauh lebih komplit dan efektif dibandingkan yang lainnya.
Kekuatan media televisi yang lebih bisa menembus ruang, jarak, dan waktu (Kuswandi, W. 2008: 150) juga memberikan arus perubahan sosial, baik secara perlahan ataupun cepat. Dengan televisi, masyarakat juga mulai meniru seperti gaya rambut yang ada pada artis, pakaian, style, dan lainnya. Bila kita melihat dari sisi lain televisi, memanglah kemungkinan besar pesan pesan hiburan serta kontrol sosial yang dikemas mampu melesat besar ke pengaruh masyarakat, tidak semua tayangan di dalam televisi menyuguhkan contoh yang baik dan buruk kepada penonton pemirsa. Kini yang menjadi perosalan utama adalah didalam setiap acara televisi hendaknya pesan pesan yang ditayangkan harus mencerminkan (Kuswandi, W. 2008: 150) atau mencontohkan realitas sosial yang menjadikan sebagai satu objek untuk liputannya.
10. Kesimpulan
Sejak awal mula kehadiranya, hingga sekarang, televisi adalah kebutuhan informasi yang efektif dan tepat. Tentu, televisi mempunyai dampak negatif juga positif. Tayangan di televisi harus disesuaikan dengan perkembangan anak, agar anak memiliki moral yang baik. Terlepas dari itu semua, televisi tetaplah hiburan sekaligus wadah informasi yang menarik.
Pada awal mula perkembangannya, televisi memang tidak begitu tren seperti sekarang ini, sekarang banyak dijumpai setiap rumah hampir setiap rumah, di Indonesia semuanya mempunyai televisi. Tidak sulit bagi setiap mereka untuk mengakses informasi. Perlu diingat, tayangan televisi juga perlu diperhatikan untuk beberapa acara penayangannya. Tentu, andaikan anak kecil menonton televisi, hal ini perlu mendapat bimbingan dari orang tua. Agar sang anak tidak menirukan perilaku perilaku negatif pada acara televisi.
Tayangan televisi banyak menyuguhkan berbagai acara, di berbagai acara tersebut, hal yang patut diwaspadai adalah bagaimana seorang anak menyesuaikan tontonan secara perkembangan kejiwaanya. Jangan sampai anak kecil mendapati tontonan dewasa atau yang tidak layak, yang semestinya tidak boleh ditonton. Ditakutkan, hal seperti itu mampu memicu anak untuk meniru. Karena pada dasarnya, seorang anak sangat mudah untuk meniru apapun.
Media televisi mampu membangkitkan rasa suka ataupun duka, bagi seluruh masyarakat yang menontonnya. Media televisi lahir atas kreativitas seseorang. Dari kreativitas seseorang itulah, banyak menimpulkan berbagai dampak yang patut di pilih. Pilihlah tontonan yang menyuguhkan dampak positif, tinggalkanlah tontonan yang berdampak negatif.
Daftar Pustaka
Kuswandi, W. (2008). Komunikasi Massa.
Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar